RSHS Bandung Sempat Rawat 12 Anak Alami Gangguan Ginjal Akut

CNN Indonesia
Rabu, 19 Okt 2022 14:24 WIB
Petugas tenaga kesehatan membawa pasien ke ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/6/2021). (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Bandung, CNN Indonesia --

Pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyampaikan 12 anak sempat menjalani perawatan karena mengidap penyakit gangguan ginjal akut. Beberapa pasien mayoritas berasal dari Kota dan Kabupaten Bandung.

"Kami di sini selama bulan Agustus-September sudah merawat 12 kasus gangguan ginjal akut anak. Pasien berasal dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan ada juga dari luar Bandung," kata Staf Kelompok Staf Media Ilmu Kesehatan Anak RSHS Bandung, Dany Hilmanto, Rabu (19/10).

Dany menjelaskan, mayoritas pasien yang dirawat berusia lima tahun. Namun saat ini ada beberapa pasien yang sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah semakin membaik.

"Dari 12, sekarang sisa 3 pasien yang sedang kami rawat," ucapnya.

Adapun mayoritas pasien mengalami gejala demam lebih dari tujuh hari disertai dengan diare serta susah buang air besar. Para pasien tersebut sebelumnya mendapatkan perawatan di klinik atau puskesmas. Namun karena kondisinya memburuk sehingga dilarikan ke RSHS.

"Sekarang yang akhir-akhir ini muncul mulai Januari. Puncaknya Agustus-September, mayoritas mengalami batuk pilek selama 14 hari, diare, sesak napas, mencret, bahkan sampai tidak sadar," tuturnya.

Untuk masyarakat, lanjut Dany, jika anak mengalami demam, batuk, atau pilek, selama 14 hari, maka dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan medis.

"Kalau masih normal-normal ya dipantau. Kalau enggak normal ya pasien dibawa ke rumah sakit rujukan, di pedomannya juga sudah disampaikan jelas," ujarnya.

Masyarakat diminta tidak panik dengan maraknya penyakit tersebut. Dany mengingatkan agar menerapkan pola hidup sehat terutama pada anak-anak yang memiliki kerentanan tinggi terjangkit gangguan ginjal akut.

Sementara itu, Staf Divisi Nefrologi Dr Ahmedz Widiasta menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di berbagai wilayah untuk bisa mendeteksi penyakit itu sejak dini agar penanganan bisa lebih cepat dilakukan.

"Jadi, banyaknya di bawah lima tahun, gejalanya itu seperti demam yang tidak terlalu tinggi, muntah, batuk, dan pilek," kata Ahmedz.

Kementerian Kesehatan melaporkan total kumulatif kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 206 orang per Selasa (18/10).

Dari ratusan kasus itu, 99 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menambahkan ratusan kasus itu didapatkan dari laporan 20 provinsi di Indonesia.

"Sebanyak 206 kasus dari 20 provinsi yang melaporkan, dengan tingkat kematian 99 kasus atau 48 persen. Di mana angka kematian pasien yang dirawat, khususnya di RSCM sebagai RS rujukan nasional ginjal itu mencapai 65 persen," kata Syahril dalam acara daring, Rabu (19/10).

(hyg/pmg)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK