PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) berjanji mendampingi korban pelecehan seksual di dalam KRL Commuterline. Sang korban menjadi target dari aksi onani penumpang lain.
Manajer Humas KCI Leza Arlan mengatakan prihatin atas kejadian itu. Ia menyatakan KCI mendukung penuh korban di jalur hukum.
"Kami akan siap membantu memberikan dukungan penuh dengan kepada korban. Kami akan mendampingi korban untuk menindaklanjuti ke proses hukum," kata Leza melalui keterangan tertulis, Kamis (27/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Leza mengimbau penumpang KRL Commuterline untuk selalu waspada akan ancaman kekerasan seksual. Ia mendorong penumpang untuk melapor ke petugas jika melihat atau mengalami kekerasan seksual di dalam kereta.
"Jangan ragu melaporkan kepada petugas jika terjadi tindakan asusila atau tindakan yang melanggar norma-norma agama," ujarnya.
Sebelumnya, seorang penumpang KRL Commuterline menceritakan pengalamannya menjadi kekerasan seksual dua kali di sarana transportasi tersebut.
Melalui akun Twitter @kochengable, ia bercerita seorang penumpang laki-laki sempt menempelkan penis ke bokongnya. Hal itu terjadi saat kereta padat.
Pada saat sampau kantor, ia mengetahui rok yang ia gunakan basah oleh sperma. Ia ketakutan dengan kejadian itu.
Sang penumpang kembali menjadi korban kekerasan seksual pada Selasa (25/10). Seorang pria memegang pantatnya saat hendak turun di Stasiun Tanah Abang.
"Gue 1000000% yakin yang mengalami pelecehan di kereta ga cuma gue (walau motifnya ga sama kaya gini). Tiap hari gue jamin PASTI ada, tapi bisa jadi korban ga sadar ATAU males berurusan, takut, syok, dll," ujar sang penumpang di akun Twitter itu.
(dhf/isn)