Menyorot Beda Sikap Petinggi Polisi di Tragedi Kanjuruhan dan Itaewon

CNN Indonesia
Jumat, 04 Nov 2022 09:04 WIB
Komnas HAM menyinggung Tragedi Itaewon usai merilis laporan atas Tragedi Kanjuruhan. Apa kaitan dua tragedi yang menewaskan ratusan orang itu?
Kepala Kepolisian Korsel, Yoon Hee-keun (C) menunduk sebagai simbol minta maaf saat konferensi pers terkait Tragedi Itaewon, Seoul, 1 November 2022. (AFP/-)

Sujud Polisi Malang

Beberapa hari kemudian, Kapolresta Malang Kota diikuti jajarannya melakukan aksi sujud sebagai tanda berduka dan menyesal atas peristiwa Tragedi Kanjuruhan.

Momen sujud bersama itu diunggah dalam akun Twitter @polrestamakota, Senin (10/10). Dalam foto yang diunggah, tampak jajaran personel melakukan sujud bersama di halaman Polresta Malang Kota.

"Mohon ampun kami kepada-Mu ya Rabb atas peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober silam. Tak lupa permohonan maaf juga kami haturkan kepada korban dan keluarganya beserta Aremania Aremanita. Kabulkan doa kami, ya Rabb," demikian keterangan dalam unggahan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, selang sehari kemudian Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana bersimpuh mendoakan para korban insiden maut Stadion Kanjuruhan, pada Selasa (11/10) siang.

Hal tersebut dilakukan Kholis dalam kunjungan pertamanya ke Stadion Kanjuruhan usai resmi menggantikan AKBP Ferli Hidayat sejak Senin (10/10). Dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, aksi itu dilakukan Kholis di depan pintu masuk pemeriksaan tiket stadion Kanjuruhan.

Selain berdoa, Putu juga menyisir seluruh area Stadion Kanjuruhan pasca insiden maut usai pertandingan Arema Fc Vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) lalu. Aksi tersebut dilakukan Putu bersama Kapolsek Kepanjen Kompol Sri Widyasingsih dan Kasat Reskrim AKP Donny Kristian Bara'langi.

Sikap Polisi Korsel atas Tragedi Itaewon

Lain halnya dengan yang terjadi di Korea Selatan, Kepala Kepolisian Korea Selatan Yoon Hee-keun menyampaikan permohonan maaf atas tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, yang menewaskan setidaknya 156 orang pada akhir pekan lalu.

Di hadapan wartawan setempat pada Selasa (1/11), Yoon membungkuk dan menyatakan dirinya bertanggung jawab atas tragedi paling mematikan bagi Korsel sejak 2014 itu. Yoon mengakui bahwa respons polisi dalam menangani tragedi Halloween Itaewon 'tidak memadai'.

"Saya merasa tanggung jawab yang besar sebagai kepala lembaga pemerintah terkait," kata Yoon setelah membungkuk di ruang konferensi pers di Seoul.

"Saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk mencegah tragedi tragis serupa terulang lagi di masa depan di saat sekali lagi, perasaan bertanggung jawab atas keselamatan publik tidak akan pernah hilang terutama akibat insiden ini," paparnya lagi seperti dikutip CBS News.

Begitu pula pernyataan dari Direktur Divisi Investigasi Kejahatan Kekerasan Kepolisian Korsel, Oh Seung-jin, yang menuturkan saat ini pemerintah tidak memiliki manual khusus untuk mengatasi kerumunan massa yang terjadi spontan tanpa penyelenggara.

"Untuk festival Halloween kali ini, karena diharapkan banyak orang akan berkumpul di Itaewon, saya mengerti bahwa festival ini disiapkan dengan menempatkan lebih banyak pasukan polisi dari pada tahun-tahun sebelumnya," kata Oh seperti dikutip CNN.

"Tapi memang saat ini tidak ada manual persiapan terpisah untuk situasi seperti itu di mana tidak ada penyelenggara dan diharapkan ada kerumunan orang," imbuhnya.

Kejadian itu bermula saat semakin banyak orang memadati jalan yang menanjak. Kemudian jatuh dan menimpa massa di bawahnya, setelah itu kerumunan panik dan para pengunjung saling injak.

Hingga kini, pihak berwenang masih belum bisa menyimpulkan penyebab tragedi berdarah yang menelan 156 korban tewas ini dan masih melakukan penyelidikan.

Berbagai spekulasi soal penyebab kerumunan bisa berubah menjadi mematikan pada Sabtu malam itu terus bermunculan di kalangan publik. Namun, Sebagian besar publik sampai saat ini meyakini tragedi Itaewon murni kelalaian pengamanan dari pihak berwenang.

Seoul's Mayor Oh Se-hoon pays tribute for victims at the scene of a deadly accident in Seoul, South Korea, Sunday, Oct. 30, 2022, following Saturday night's Halloween festivities. A mass of mostly young people among tens of thousands who gathered to celebrate Halloween in Seoul became trapped and crushed as the crowd surged into a narrow alley, killing dozens of people and injuring dozens of others in South Korea’s worst disaster in years. (AP Photo/Ahn Young-joon)Wali Kota Seoul Oh Se-hoon berdoa untuk para korban Tragedi Itaewon, 30 Oktober 2022. (AP/Ahn Young-joon)

Bukan hanya kepala polisi Korsel, para pejabat lain termasuk Mendagri dan Wali Kota Seoul pun menyampaikan permintaan maaf kepada publik.

Pejabat lain, termasuk walikota Seoul dan menteri dalam negeri Korea Selatan, juga menyampaikan permintaan maaf kepada publik. Mengutip dari media Korsel, Yonhap, Walikota Seoul Oh Se-hoon bahkan meneteskan air mata selama konferensi pers.

"Sebagai Wali Kota Seoul yang bertanggung jawab atas kehidupan dan keselamatan warga, saya merasakan tanggung jawab yang tak terbatas atas kecelakaan itu dan menyampaikan permintaan maaf saya yang terdalam," kata Oh dengan suara tersekat dan berlinang air mata dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (1/10).

Sementara itu di tempat terpisah, Mendagri Korsel Lee Sang-min meminta maaf sambil membungkukkan badan di pertemuan parlemen.

"Saya sangat meminta maaf kepada rakyat sebagai anggota Kabinet dalam posisi bertanggung jawab tanpa batas atas keselamatan rakyat," kata Lee seperti dikutip dari Korea Times, Selasa.

"... Sebagai ayah dari seorang putra dan putri, kejadian ini sangat tragis dan disesalkan. Sulit bagi saya untuk menerimanya. Kenyataan surealis ini dan kata-kata saya tidak dapat menggambarkan betapa mengerikannya [Tragedi Itaewon] itu," imbuhnya.

Sementara itu kepolisian Korsel telah meluncurkan gugus tugas yang beranggotakan sekitar 475 orang untuk menentukan penyebab tragedi, menyisir video kamera keamanan dan mewawancarai saksi.

Mereka mengatakan bahwa panggilan darurat pertama datang pada pukul 18:34 waktu setempat, beberapa jam sebelum penyerbuan maut dimulai, dan ada 10 panggilan lainnya selama beberapa jam berikutnya.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pun disebutkan mengamuk usai mengetahui polisi lalai menangani laporan soal tragedi pesta Halloween Itaewon.

Kepolisian disebut tak segera mengambil tindakan saat menerima 11 laporan tingkat bahaya kerumunan dalam festival Halloween di distrik Itaewon dan pada akhir pekan lalu.

Salah satu staf presiden Korsel mengatakan pada Selasa (1/11) malam Yoon menerima laporan panggilan ke hotline polisi saat kejadian. Ia kemudian meminta penyelidikan secara menyeluruh.

"[Mereka yang bertanggung jawab] ditangani secara ketat sesuai hukum dan prinsip," kata pejabat itu kepada Yonhap, Rabu (2/11).

Terpisah, Badan Kepolisian Nasional mengungkapkan isi 11 panggilan darurat yang muncul sekitar empat jam sebelum bencana itu.

Komnas HAM Singgung Itaewon saat Rilis Kanjuruhan

Perihal perbandingan dengan Tragedi Kanjuruhan dan Tragedi Itaewon, Komnas HAM RI sempat menyinggung pula peristiwa yang terjadi di salah satu distrik Seoul tersebut. Ketua Komnas HAM A Taufan Damanik menyinggung Tragedi Itaewon itu sebagai pengingat kepada Kapolri agar melakukan rekomendasi terkait Tragedi Kanjuruhan.

"Kita harap kepolisian Pak Kapolri khususnya memastikan rekomendasi [Komnas HAM] ini bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya, sehingga ada keadilan kepada seluruh korban," kata Taufan usai pihaknya merilis laporan akhir penyelidikan Tragedi Kanjuruhan di kantor Komnas HAM, Rabu (2/11).

Menurut dia, rekomendasi Komnas HAM perlu dijalankan agar tragedi kemanusiaan tersebut tidak kembali terulang. Tidak saja dalam pertandingan sepakbola, tetapi juga secara umum.

Dia mencontohkan soal insiden di Itaewon, Korea Selatan,pada Sabtu (29/10) malamyang mirip dengan peristiwa di Kanjuruhan. Ia mengingatkan tragedi kemanusiaan seperti di Kanjuruhan dan Itaewon bisa terjadi lagi jika tak ada kepatuhan dalam mengelola peristiwa berisiko tinggi.

"Di Korsel itu keramaian lain. Jadi kalau kita tidak taat asas mengelola atau peristiwa high risk bukan tidak mungkin terjadi peristiwa yang kita sebut tragedi kemanusiaan," kata Taufan.

(mnf/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER