ANALISIS

Pamor Anies dan Jalan Redup Elektabilitas NasDem

CNN Indonesia
Jumat, 11 Nov 2022 08:42 WIB
Kehadiran Anies Baswedan yang dideklarasikan sebagai capres dari Partai NasDem tak kunjung mengatrol elektabilitas partai. Sejumlah analisis bermunculan.
Anies Baswedan dinilai belum memiliki kemampuan kuat mendongkrak popularitas Pataii NasDem. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengungkapkan faktor elektabilitas rendah Partai NasDem pasca-mendeklarasikan Anies sebagai capres adalah bisa jadi karena mesin partai belum bergerak.

"Faktor-faktornya bisa jadi kalau kita mengacu pada lembaga survei yang ada ini kalau memang benar seperti itu ya, bisa jadi mesin NasDem belum bergerak, baru awal-awal, semua baru direncanakan, didesain," kata Ujang kepada CNNIndonesia.com, Kamis (10/11).

Ujang meyakini kehadiran Anies akan mendongkrak elektabilitas Partai NasDem jelang pemilu mendatang. Ini senada dengan hasil survei nasional Litbang Kompas yang menyatakan 49,5 persen responden menilai deklarasi Anies sebagai capres bisa menaikkan elektabilitas Partai NasDem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya melihatnya NasDem enggak mungkin gegabah mengusung Anies kalau elektabilitasnya turun, enggak mungkin. Bisa jadi NasDem punya survei internal sendiri yang dilakukan bahwa mengusung Anies membuat elektabilitas tinggi," imbuhnya.

"Nanti dibuktikan di Pilpres apakah stabil, turun, atau justru naik. Saya sih melihat kemungkinan besar bisa saja naik karena waktunya masih lama," sambungnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menambahkan Anies dan Partai NasDem mempunyai kesamaan visi. Hal itu membuat pemilih Anies maupun Partai NasDem tidak terpecah.

"Saya meyakini antara NasDem dan Anies karena pikirannya juga sama, visi mereka juga sama, saya meyakini pemilih NasDem dan Anies tidak berseberangan," tandasnya.

Strategi Menangkan Pemilu

Di sisi lain, sebelumnya, Kunto Adi Wibowo menjelaskan penentuan cawapres pendamping Anies turut berperan penting dalam meningkatkan elektabilitas partai ataupun koalisi partai.

Kunto mempunyai saran agar posisi cawapres Anies diisi oleh tokoh yang mempunyai basis kuat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebab, dua provinsi itu mempunyai pemilih yang besar.

Terlebih, menurut Kunto, Anies sudah mempunyai basis pemilih yang kuat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Barat.

Kunto menjelaskan sosok cawapres dimaksud tak harus dari partai politik.

"Resepnya begini, di mana-mana ketika sudah fix dideklarasikan, dalam artian threshold sudah ada, sudah ada koalisinya, fix dideklarasikan capres dan cawapresnya, biasanya orang mulai serius melihat itu dan otomatis akan mengerek elektabilitas baik capres-cawapres dan partai koalisi pendukungnya," kata Kunto.

Poin kedua adalah NasDem ataupun Anies sebagai capres sudah harus mulai melemparkan gagasan ke publik.

"Mumpung jauh-jauh hari ya katanya kan pemilu berdasarkan gagasan, ya mana gagasannya. Itu bisa membuat pemilih mempelajari gagasannya, lebih 'oh iya bener nih, oh enggak nih' sehingga dialog masih terbuka antara calon pemilih dengan partai ataupun capres-cawapresnya," tandasnya.

Setrategi pemenangan lainnya, Ujang Komarudin menambahkan Partai NasDem harus sering membuat agenda yang bisa mempertemukan Anies dengan calon pemilih. Ia mencontohkan kegiatan di Medan, Sumatera Utara, yang menurutnya berdampak positif.

"Harus mencari momentum dan membuat panggung-panggung bagi Anies di seluruh Indonesia untuk bisa menyapa rakyat. Sama momentum kemarin di Medan itu luar biasa sambutannya. Seperti itu yang membuat NasDem dan Anies semakin besar dan naik elektabilitasnya," tutur Ujang.

"Kalau itu bisa diciptakan di banyak daerah di seluruh Indonesia, tentu elektabilitas NasDem dan Anies akan naik. Akan sama-sama menguntungkan," pungkas Ujang.

NasDem Tak Khawatir

Partai NasDem mengaku tak terlalu khawatir mengenai rentetan survei, termasuk survei LSI yang menempatkan NasDem tak lolos Pemilu 2024.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) NasDem, Hermawi Taslim meyakini hasil survei partainya masih akan berubah seiring situasi yang bergerak dinamis.

"Survei itu terus kan bergerak, survei kan memotret kekinian, jadi dia akan terus berubah. Di survei-survei lain NasDem jauh di atas ambang batas parliamentary treshold," ujarnya kepada CNNIndonesia.com awal pekan lalu.

Kendati demikian, Hermawi menyebut hasil survei termasuk dari LSI Denny JA, akan tetap menjadi bahan evaluasi partainya untuk berkonsolidasi. Dia mengaku optimistis NasDem akan masuk jajaran empat partai terbesar di parlemen bahkan jauh di atas hasil Pemilu 2019.

Hermawi juga menegaskan bahwa hasil survei tersebut tak akan mempengaruhi keputusan partainya yang telah mendeklarasikan Anies Baswedan untuk maju di pencalonan presiden 2024.

(ryn/ain)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER