Raut bahagia meliputi warga terdampak gempa yang tengah mengisi daya ponsel mereka di genset keliling di desa Sukajaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sejak Selasa (22/11).
Puluhan terminal listrik terpasang dikerubungi oleh warga yang dengan sabar menunggu baterai ponselnya terisi penuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka sangat senang dengan kehadiran genset itu, mengingat sebelum genset itu datang, mereka hanya mengandalkan baterai yang tersisa di ponsel mereka.
Sementara listrik di sana sejak Senin (21/11) masih belum menyala hingga saat ini.
Di antara reruntuhan bengkel las, para remaja tanggung berkerumun di sana. Bising suara genset juga tidak menghalangi warga untuk tetap bertahan sambil bercengkrama dengan warga lainnya.
Warga yang mengisi daya di sana datang tidak hanya dari satu kampung, melainkan berasal dari berbagai kampung dan yang paling jauh berasal dari desa Warung Gedang yang terletak lebih dari 5 Kilometer dari lokasi.
"Paling jauh datang dari desa Warung Gedang radius yang lebih dari 5 KM," ujar Tatang Sunarya (27) warga kampung Jambudipa kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/11).
Mereka rela menempuh jarak ribuan meter menuju lokasi genset tersebut. Informasi terkait keberadaan genset keliling itu menyebar dari mulut ke mulut.
"Ini kan enggak cuma dari satu kampung, banyak dari Kampung Jambudipa, Kemang, Cisalak, Warung Jengkol, dan lain-lain, mereka tahu dari teman-temannya," kata Tatang.
Menurut Tatang, terminal listrik di sini tiada henti-henti selama 24 jam disambangi oleh korban gempa yang hingga kini listriknya masih mati.
Adapun, mengisi daya di sini didapatkan secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya. Tetapi, bagi warga yang hendak mengisi daya diwajibkan untuk membawa terminal listrik mereka sendiri.
"Kalau aturan enggak ada cuma mereka bawa terminal masing-masing, jadi kalau mau nge-charge bawa terminal baru ngikut terminal lain. Nah, baru jadi saling sambung," kata Tatang.
Bagi warga yang mengisi daya tidak diperkenankan sambil bermain gim karena mereka harus bergantian dengan warga lain yang menunggu.
"Nge-charge enggak boleh sambil main gim, ini untuk sambung komuniksi aja," katanya. Selain itu, ia juga menyebut semua warga di sini tertib dan kerap berganti-gantian, sehingga tidak ada insiden rebutan terminal.
"Enggak di sini tertib jadi gantian," tuturnya.
Sementara, Petugas Tower Mitra Telkomsel, Fery Ilham (35) menyampaikan, awalnya, genset ini digunakan untuk membantu sinyal dikarenakan banyaknya tower yang rusak di sana.
"Buat back up sinyal karena tower butuh listrik, sementara PLN mati jadi diketok dulu pake genset gitu. Biar sinyal masyarakat ada," katanya.
Tetapi, kondisi di lapangan berkata lain. Banyak warga yang ingin mengisi daya ponselnya. Alhasil, genset itu pun diberikan secara cuma-cuma kepada warga di sana.
"Kalau jadi program sih enggak, cuman sekalian aja. Jadi, sekalian bantu ngecas," tuturnya.
"Tidak ada pungutan biaya karena kita kan kalau yang mau ya silakan," tambahnya.
(mnl/pmg)