Di antara puing-puing rumah yang berjatuhan, Ma'mun (77) menceritakan kisahnya selamat dari bencana gempa saat berada di dalam masjid di kampungnya, yakni kampung Barukaso, Desa Sukamulya, Kabupaten Cianjur.
Dirinya merangkak secara perlahan di antara puing-puing yang masih terus berjatuhan.
"Jongkok saya pelan-pelan keluar dari masjid," kata Ma'mun kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala gempa mengguncang Cianjur dan sekitarnya pada Senin (21/11) siang, Ma'mun baru saja selesai melaksanakan ibadah Salat Zuhur di sana.
Saat itu dirinya tengah berzikir dan hanya tersisa dirinya saja di dalam masjid tersebut, sementara jamaah yang lain telah lebih dulu meninggalkan lokasi.
"Itu saya lagi baca wirid, tiba-tiba bruk bruk brak pada jatuh, saya pasrah," ujar Ma'mun.
"Iya sisa sendiri, yang lain udah pulang," timpalnya.
Ma'mun mengaku ketika itu dirinya sudah pasrah, ia melindungi kepalanya sembari bibirnya tidak henti-henti melantunkan ayat suci Al-Quran.
"Saya duduk saja sambil baca-baca nutup kepala, merem. Alhamdulillah saya selamat, tapi masjidnya hancur, itu masjid peninggalan bapak saya," ungkapnya.
Sampai pada akhirnya Ma'mun berhasil merayap keluar sembari berusaha melindungi kepalanya. Syukur, dirinya lolos tanpa tanpa bekas luka sedikit pun.
"Alhamdulillah ini saya selamat, Alhamdulillah sehat walafiat, nggak ada luka," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, desa tempat Ma'mun tinggal hingga kini masih porak-poranda.
Hampir seluruh rumah di sana ambruk. Sementara warga terpaksa harus menempati tenda darurat.
Bahkan, dalam radius 400 meter saja, nampak sebanyak empat tempat pengungsian berupa tenda darurat telah digelar di sana.
(mnf/isn)