Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan korban luka-luka imbas gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat, bertambah menjadi 2.043 orang.
Sementara korban meninggal mencapai 271 jiwa, 40 orang lainnya masih belum ditemukan dan dalam proses pencarian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala BNPB Letjen Suharyanto memastikan pihaknya telah mengerahkan ribuan orang untuk melanjutkan pencarian korban gempa pada hari ini. Selain itu, ia menyebut data yang ada di lapangan masih dinamis.
"Kemudian korban luka ini bertambah menjadi 2.043 orang. Warga mengungsi menjadi 61.908 orang, kemudian kerugian material, rumah rusak 56.320 rumah, rumah rusak itu terdiri dari rusak berat 22241 rumah, rusak sedang 11.641 rumah, rumah rusak ringan 22.090 rumah," kata Suharyanto dalam konferensi pers, Rabu (23/11).
Suharyanto mengatakan pendataan rumah rusak itu dilakukan mulai dari RT/RW, kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga kepala OPD. Selain itu, sejumlah universitas juga ikut turun serta dalam proses pendataan rumah rusak dibantu dengan Kementerian PUPR.
Ia juga melaporkan kecamatan di kabupaten Cianjur yang terdampak gempa ini bertambah menjadi 15 kecamatan.
"Di samping rumah, ada infratruktur juga yang rusak. Sekolah ada 31 sekolah, tempat ibadah ada 124 unit, faskes ada tiga, dan gedung atau perkantoran ada 13," kata dia.
Gempa di kabupaten Cianjur dengan kekuatan magnitudo 5,6 mengguncang pada Senin (21/11). Gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer, dengan koordinat 6,84 Lintang Selatan-107.05 Bujur Timur.
Gempa ini terasa hingga kawasan Jabodetabek. Total hingga hari ini ada 271 orang yang meninggal dunia. BNPB juga mencatat sebanyak 2.043 orang mengalami luka-luka dan sekitar 61 ribu orang lainnya mengungsi.