Kepingan Kasus Sambo: Amarah PC hingga Tangis Wanita Misterius

CNN Indonesia
Kamis, 01 Des 2022 08:27 WIB
Bharada E ungkap kesaksian penting soal wanita misterius dan amarah Putri Candrawathi di rumah Sambo. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E) membeberkan adanya sosok wanita misterius di rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Kemang, Jakarta Selatan.

Hal tersebut diungkapkan Bharada E ketika dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Bripka Ricky Rizal (RR) dan Kuat Ma'ruf (KM) dalam sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan berencana di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (30/11).

Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso awalnya menanyakan Richard terkait hubungan Sambo dengan istrinya Putri Candrawathi, termasuk soal pertengkaran yang pernah terjadi.

Richard mengatakan tidak mengetahui perihal pertengkaran dimaksud. Hanya saja, ia berujar pada Juni 2022 sempat melihat raut wajah marah dari Sambo dan Putri.

"Ada kejadian tiba-tiba Ibu [PC] turun [dari lantai rumah di Jalan Saguling]. Almarhum [Yosua] juga turun bawa senjata langsung ditaruh di mobil. Ibu PC panggil kita bertiga, saya, Yosua dan Matheus," tutur Richard.

Selanjutnya mereka dalam satu mobil bergegas menyusuri daerah Kemang, Jakarta Selatan. Richard mengaku sempat bertanya-tanya tujuan dari perjalanan tersebut.

"Saya sempat nanya ke almarhum [Yosua] ini mau ke mana, mereka di depan, itu perjalanan ada muter-muter di daerah Kemang, saya tidak tahu mau ke mana itu, akhirnya kita balik ke kediaman Bangka Yang Mulia," kata Richard.

"Begitu di Bangka, Ibu turun, saya lihat kondisi ibu lagi marah, saya enggak berani menanyakan. Masuk semua, turun. Bang Yos bilang 'Chad, parkir mobil ke belakang.' Saya parkir mobil ke belakang," sambungnya.

Selang setengah jam, Richard mengatakan Sambo kemudian tiba di rumah Bangka bersama sopirnya yang bernama Saddam.

"Pak FS [Ferdy Sambo] masuk, pak FS kayak marah-marah juga, langsung masuk ke dalam rumah. Habis itu Almarhum bilang 'Chad, nanti ada pak Eben yang datang, rekannya bapak," imbuhnya.

Hal itu, kata dia, dimaksudkan agar rekan Sambo tersebut bisa disambut begitu tiba di Rumah Bangka. Hanya saja dirinya tidak mengetahui kedatangan Pak Eben yang dimaksud Brigadir J.

Lebih lanjut, Richard juga mengaku tidak mengetahui peristiwa yang terjadi di dalam rumah. Ia hanya mengingat ada seorang wanita yang keluar rumah sambil menangis.

Bharada E mengaku tak tahu identitas wanita itu. Ia juga tidak mengetahui secara pasti apakah wanita tersebut datang bersama rekan Sambo yang bernama Eben atau tidak.

"Setengah jam kemudian ada orang keluar dari rumah, saya bilang 'Fon [Alfon, sekuriti rumah Bangka], ada orang keluar itu.' Ada perempuan, saya enggak kenal, nangis dia. Saya bertanya-tanya ini siapa," kata Richard.

"Perempuan itu bilang dia cari driver dia, saya lari ke samping saya panggil driver-nya. Tak lama kemudian wanita itu pun pergi," sambungnya.

"Semenjak kejadian itu, pak FS sudah lebih sering di [rumah] Saguling," pungkasnya.

Dalam kesaksiannya, Richard menyatakan Sambo dan Putri sudah pisah rumah. Adapun Richard bergabung menjadi ajudan Sambo pada November 2021.

Menurut dia, rumah Bangka digunakan untuk menerima tamu dari luar dan tempat istirahat Sambo usai pulang dari kantor. Sementara itu, tak banyak orang yang mengetahui perihal rumah Saguling kecuali dari pihak internal.

Bharada E didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.

Bharada E diduga melakukan tindak pidana pembunuhan berencana bersama-sama dengan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka Ricky Rizal (RR), dan Kuat Ma'ruf.

Bharada E didakwa melanggar Pasal 340 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.

(tfq/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK