Selama pendalaman yang digelar tertutup, Yudo mengaku ditanya terkait sejumlah isu strategis di TNI, mulai dari isu internasional, baik di Aceh dan Papua, Laut China Selatan, alutsista, hingga kesejahteraan prajurit.
"Itu semuanya menjadi perhatian saya untuk referensi ke depan dan tentunya tidak bisa diputuskan pada hari ini. Nanti kita evaluasi bersama, yang belum bagus nantinya kita akan evaluasi bersama dengan kepala staf angkatan dan untuk menuju ke depan yang lebih baik," kata Yudo.
Khusus untuk Papua, ia mengatakan tak akan menggunakan cara yang sama dalam menangani konflik keamanan di Bumi Cendrawasih itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yudo, sejumlah daerah di Papua saat ini memiliki kondisi berbeda. Meski sejumlah wilayah kini dinyatakan telah kondusif, beberapa daerah lain dinilai masih rawan.
"Di sana kan ada daerah yang sudah relatif kondusif, kemudian masih ada juga daerah yang kerawanannya tinggi," kata Yudo.
"Tidak semuanya dengan operasi yang sama," tambahnya.
Ia mengatakan TNI akan tetap menggunakan pendekatan yang humanis. Pihaknya akan terus memantau situasi dan perkembangan yang terjadi di sana.
"Pasti. Tadi saya sampaikan kan bahwa hukum TNI tegas, tapi tetap harus humanis," katanya.
Yudo berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit. Ia mengaku nantinya akan mengevaluasi hak-hak yang didapat oleh prajurit selama bertugas.
"Uang lauk pauk kita, jam operasional kita, dengan hak-hak mereka selama operasional...tentunya kita melihat perkembangan dari anggaran kita ke depan khususnya untuk belanja pegawai," ucapnya.
Ia juga menyinggung soal program perumahan prajurit.
"Saya yakin semuanya diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit apalagi dengan program rumah prajurit ini jadi concern kita semuanya," katanya.