Ayah mendiang Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, Samuel Hutabarat mengatakan tangisan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi hanyalah upaya untuk menutupi kebohongan kasus pembunuhan sang anak.
"Mereka menangis hanya untuk menutupi kebohongan," kata Samuel dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (12/1) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal persidangan, ujar Samuel, Putri dan para terdakwa lain seperti Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal, serta Kuat Ma'ruf selalu menyiapkan skenario baru dengan pernyataan bahwa Brigadir J telah melakukan pemerkosaan.
"Kesaksian mereka, mulai dari soal di Duren Tiga, penuh kebohongan. Berarti tidak ada kebenaran di dalamnya. Lalu, buka skenario baru lagi di Magelang. Itu yang selalu didengungkan orang-orang itu. Kita sama-sama tahu," ujarnya.
Samuel menegaskan tidak ada bukti yang menunjukkan anaknya telah melakukan kekerasan seksual dan fisik kepada Putri.
"Hanya berkata Putri diperkosa dan dibanting. Tapi tidak ada visum, yang artinya bohong. Kalau memang diperkosa di Magelang, kok sebelumnya tidak lapor polisi? Tidak lapor sama suami? Alasannya tidak masuk akal," katanya.
Samuel berharap majelis hakim PN Jakarta Selatan memutuskan hukuman pada Putri dan Ferdy sesuai dengan pasal 340 KUHP terkait pembunuhan berencana.
"Sudah selayaknya diterapkan pasal tersebut. Kita serahkan dengan hakim yang mulia. Kita mohon hukum sesuai dengan perbuatan mereka," ujarnya.
Sebelumnya, Putri Candrawathi menangis terisak saat menceritakan peristiwa pelecehan seksual yang diklaim telah dilakukan oleh Brigadir J saat berada di Magelang, Jawa Tengah pada 7 Juli lalu.
Hal itu disampaikan Putri saat diperiksa sebagai terdakwa dalam sidang pembunuhan berencana Brigadir J di PN Jakarta Selatan, Rabu (11/1).
Bermula saat hakim ketua Wahyu Iman Santoso menggali informasi mengenai waktu di mana Brigadir J memasuki kamar tidur Putri Candrawathi di Magelang. Saat tengah tertidur, Putri mengaku mendengar suara pintu terbuka dengan sangat keras.
"Kapan Saudara sadar Yosua masuk ke dalam kamar saudara?" kata hakim.
"Waktu itu saya tertidur terus terdengar bunyi kayak pintu dibuka keras 'grekkk' terus saya membuka mata saya," kata Putri sembari menangis.
(tu/fra)