Bikin Pelatihan Pengamanan Stadion, Polri Datangkan Instruktur Inggris
Mabes Polri menyatakan bekerja sama dengan Universitas Coventry Inggris untuk memberikan pelatihan kepada personel polisi soal manajemen keamanan stadion yang digelar pada 25 Januari-9 Februari 2023.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan nantinya akan ada lima pengajar yang didatangkan secara khusus untuk memberikan kursus kepada polisi dan instansi terkait lainnya.
"Terdiri dari tiga personel kalangan akademisi dan dua personel komandan pengamanan pertandingan sepak bola yang bersertifikasi FIFA, serta berpengalaman dalam memimpin pengamanan Piala Dunia 2022 di Qatar," ujar Dedi kepada wartawan, Jumat (13/1).
Dedi menjelaskan nantinya kursus tersebut akan dihadiri oleh 56 personel Polri dari satuan kerja Itwasum, Baintelkam, Lemdiklat, Korbrimob, Sops, Ditpamobvit Dan Ditsamapta Korsabhara Baharkam Polri, Korlantas, dan Divhumas hingga Karoops Polda.
Selain itu juga akan ada 10 peserta kursus dari pihak eksternal yang berasal dari Kementerian PUPR, Kemenpora, Kemenkes, PSSI, dan PT LIB. Rencananya, kursus tersebut akan digelar di Hotel Century Park, Jakarta Pusat.
Dedi mengatakan pada kursus tersebut akan dilakukan simulasi pengamanan pertandingan di dalam stadion utama Gelora Bung Karno.
Ia menuturkan nantinya tim dari Inggris akan mengajarkan berbagai hal mulai dari identifikasi dan pengenalan prinsip keamanan protektif, penyusunan SOP pengamanan pertandingan, manajemen risiko atau penilaian risik, hingga profiling dinamika penilaian kerawanan.
"Dan pengembangan strategi penanganan masalah keamanan, serta peran dan tanggung jawab setiap personil pengamanan dalam menghadapi perubahan situasi," jelasnya.
Polri berharap melalui kursus tersebut akan terwujud pemahaman yang utuh tentang kesiapan pelaksanaan pengamanan stadion.
Selain itu, akan ada kesamaan persepsi cara bertindak dan kewajiban serta larangan bagi personel pengamanan dalam pelaksanaan pengamanan stadion dalam rangka penyelenggaraan kompetisi sepak bola yang sesuai peraturan yang berlaku.
"Terakhir terselenggaranya kegiatan penilaian risiko pada penyelenggaraan kompetisi sepak bola yang tepat sasaran dan dapat dijadikan acuan bagi penerbitan izin penyelenggaraan kompetisi sepak bola," ucap Dedi.
(tfq/tsa)