AD (17), tersangka utama penculikan dan pembunuhan berencana terhadap MFS (11) di Makassar dinilai tetangga memiliki pribadi tertutup dan lebih banyak menjadi sosok yang pendiam.
Warga juga mendapat informasi bahwa AD kerap mendapat perilaku kekerasan dari orang tuanya saat berada di rumahnya.
AD menjadi tersangka penculikan yang berniat menjual organ tubuh sang bocah di situs luar negeri dengan harga US$ 80 ribu. AD diketahui pernah aktif sebagai remaja masjid yang tidak jauh dari rumahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua RW 7, Kelurahan Paropo, Ahmad Benny mengatakan, AD dulunya kerap ikut pesantren kilat dengan remaja masjid lainnya namun komunikasinya kadang tidak nyambung.
"Memang dia remaja masjid dulunya. Dia orangnya pendiam tidak seperti anak-anak remaja lainnya. Kadang kalau ditanya dia lebih banyak diam, kadang juga kalau bicara kadang tidak nyambung," kata Benny, Jumat (13/1).
Benny menerangkan AD kerap dimarahi dan pernah mengadu sama temannya dia dipukul ibunya. Kemudian kondisi keluarga mereka tergolong ekonomi ke bawah.
"Kadang AD dikasih uang oleh orang tuanya kadang juga tidak. Kadang juga AD jaga toko dari malam sampai subuh sambil bermain gim dan dia biasa ambil uang di tokonya secara diam-diam. Jadi saya merasa anak ini ada tekanan psikis mungkin dari keluarganya sehingga dia melakukan ini," ungkapnya.
Setelah kejadian itu, kata Benny keluarga AD tidak akan tinggal di rumah mereka yang telah dihancurkan dan dirusak oleh keluarga korban dan warga yang jengkel dengan perbuatan AD tega menghabisi nyawa MFS.
"Saya kemarin komunikasi di kantor polisi, keluarganya tidak akan tinggal lagi disini. Dia akan pindah. Pemilik tanah yang mereka tempati jualan meminta untuk dikosongkan atau dibongkar saja," bebernya.
Berdasarkan pengakuan AD, dirinya terinspirasi menjual organ tubuh manusia setelah menonton tayangan konten penjualan organ manusia di sebuah situs bernama Yandex. Menurutnya, ginjal dihargai US$80 ribu atau Rp1,2 miliar.
Polisi memastikan bahwa kasus tersebut murni perkara pembunuhan berencana yang didalangi oleh AD.
(mir/ain)