Polri: 8 Korban Tewas Kerusuhan Wamena Ditindak Aparat Karena Melawan

CNN Indonesia
Jumat, 24 Feb 2023 22:40 WIB
Polda Papua menyebut 8 orang perusuh tewas tertembak karena berupaya melakukan perlawanan terhadap aparat saat terjadi kerusuhan di Wamena.
Polda Papua menyebut 8 orang perusuh tewas tertembak karena berupaya melakukan perlawanan terhadap aparat saat terjadi kerusuhan di Wamena (Dok. Humas Polda Papua)
Jakarta, CNN Indonesia --

Polda Papua menyebut 8 dari 10 orang yang tewas dalam kerusuhan di Wamena, Papua merupakan massa perusuh.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengatakan 8 orang itu tewas karena tertembak lantaran melakukan perlawanan terhadap aparat.

"Yang 8 itu yang massa perusuhnya yang dilakukan tindakan tugas oleh TNI-Polri," kata Benny saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Jumat (24/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, 2 orang lainnya yang tewas merupakan warga yang menjadi korban kerusuhan.

Benny menjelaskan dalam peristiwa kerusuhan tersebut, aparat gabungan TNI-Polri telah mencoba melakukan negoisasi agar isu penculikan anak dapat diselesaikan.

Akan tetapi, kata dia, Kapolres dan personel gabungan yang berada di lokasi justru diserang menggunakan batu dan panah.

Dia menyebut petugas telah mengeluarkan tembakan peringatan dengan harapan massa tidak melakukan aksi penyerangan terhadap anggota.

"Massa yang semakin anarkis tersebut tidak mau mendengar imbauan aparat dan tidak mau membubarkan diri saat diberi tembakan peringatan bahkan menyerang Aparat dengan panah," tuturnya.

Selain korban tewas, Benny menyebut terdapat 32 korban luka-luka buntut insiden tersebut. Ia menyebut 23 korban luka ringan berasal dari masyarakat dan 9 orang diantaranya telah dipulangkan ke rumah.

Sementara sisanya berasal dari petugas TNI-Polri, dengan rincian 16 orang terkena lemparan batu dan masing-masing satu perwira Polri dan TNI terkena panah.

"Hingga saat ini Aparat keamanan masih siaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan masyarakat di Wamena dan Forkompimda saat ini sedang melakukan pertemuan untuk membahas penanganan akibat kejadian tersebut," jelasnya.

Polres Jayawijaya juga masih mendalami kasus kericuhan yang terjadi di Kampung Sapalek, Jalan Trans Irian, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Benny mengatakan kericuhan yang sempat terjadi pada Kamis (23/2) sekitar pukul 12.30 WIT, berawal dari isu terkait penculikan anak.

"Kami mendapatkan informasi bahwa ada sebuah mobil tujuan Kampung Yomaima yang ditahan oleh Masyarakat di Kampung Sinakma yang diduga sopir mobil tersebut adalah oknum penculikan anak sehingga ini yang membuat kehebohan di tengah masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Kerusuhan di Wamena bukan kali pertama terjadi. Pada 4 April 2003 peristiwa berdarah terjadi di daerah tersebut dipicu tewasnya dua anggota Kodim yang diserang sekelompok orang tak dikenal.

Saat penyelidikan, aparat diduga melakukan penyiksaan, perampasan, dan pengusiran terhadap warga secara paksa. Akibatnya, puluhan orang tewas dan belasan lainnya menjadi korban penangkapan. Tragedi Wamena itu menjadi salah satu pelanggaran HAM di Papua.

Pada September 2019 bentrokan terjadi akibat unjuk rasa siswa di Kota Wamena. Sebanyak 33 Orang dikabarkan tewas dalam bentrok tersebut. 165 rumah. 465 ruko dan 224 mobil serta 150 motor hangus terbakar.

Bentrokan antar warga juga terjadi pada November 2022 menyebabkan pembakaran kios dan kos-kosan dan menyebabkan lima orang luka-luka termasuk polisi. Bentrok ini dilatarbelakangi kasus penganiayaan.

(tfq)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER