Kupang, CNN Indonesia --
Jarum jam masih menunjukkan pukul 04.00 Wita, Eureka Bary Blegur siswa SMA di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah bersiap untuk memakai seragam pramuka guna masuk sekolah jam 5 pagi, Kamis (2/3).
Eureka adalah siswi di SMAN 1 Kupang, di mana sekolah menengah atas di wilayah itu mengikuti instruksi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk masuk jam 5 pagi demi mengasah kedisiplinan dan etos kerja.
Saat disambangi CNNIndonesia.com di rumahnya yang berada di Kelurahan Maulafa, Kupang itu, Eureka masih berpiyama motif batik dengan wajah masih kelihatan ngantuk akibat bangun tidur lebih awal dari biasanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orangtua Eureka mengizinkan CNNIndonesia.com mengikuti jejak putrinya untuk masuk sekolah jam 5 pagi. Kamis ini adalah hari kedua penerapan masuk sekolah jam 5 pagi yang diwajibkan Pemprov NTT.
Sebagai catatan, umumnya fajar mulai terlihat di ufuk timur Kupang hampir pukul 06.00--merujuk pada laman internet yang mencatat waktu terbit dan tenggelam matahari.
Sekitar 30 menit bersiap, kala langit di ibu kota NTT itu masih gelap, Eureka yang merupakan siswi kelas XII IPA itu sudah siap dengan seragamnya. Buku pelajaran untuk Kamis ini sudah dia siapkan sejak semalam sebelumnya.
Pada saat bersamaan ibu dari Eureka, Rambu Ata, pun telah menyiapkan sarapan untuk anaknya tersebut. Tak ada menu yang spesial yang disiapkan, hanya makanan cepat saji yang dihidangkan oleh Rambu Ata buat putrinya mengisi perut sebelum masuk sekolah jam 5 pagi.
Tiba waktunya berangkat, Eureka pun pamit ke ibunya untuk berangkat sekolah. Risau dan rasa kuatir nampak dari wajah Rambu Ata untuk melepas anak perempuannya berangkat ke sekolah sendirian dalam kondisi suasana masih gelap. Selain itu, langit kupang saat itu sedang rintik hujan--sudah sepekan ini pada dini hari di Kupang kerap turun hujan.
Saat hujan terlihat agak reda, Eureka pun memacu sepeda motor dari rumahnya menuju sekolah.
CNNIndonesia.com pun mengikuti perjalanan Eureka dari rumahnya menuju ke sekolah. Suasana gelap masih tetap tertahan dan rintik halus pun menemani Eureka saat keluar dari rumahnya.
Jaket berbahan parasut berwarna hitam yang dikenakan Eureka membuatnya yakin akan mengalahkan rintik hujan dalam perjalanannya. Dia sempat berteduh ke sebuah ruko di tengah perjalanan karena hujan yang deras. Lalu tancap gas lagi ke sekolah meskipun rintik hujan belum sepenuhnya usai.
 Eureka Bary Blegur (16) Kelas XII IPA 2 SMAN 1 Kota KuPang saat bersiap masuk sekolah jam 5 pagi, Kamis (2/3). (CNNIndonesia/Elly) |
Sepanjang perjalanan ke sekolah, masih sangat sedikit Eureka menemui kendaraan yang berlalu lalang, karena warga Kupang belum banyak yang beraktivitas saat dini hari itu.
Sekitar pukul 05.30 Wita, Eureka akhirnya tiba di sekolah. Rasa was-was pun perlahan menghilang disertai munculnya percikan cahaya.
Setiba di sekolah, Eureka telah ditunggu lima orang guru yang telah berdiri di teras sekolah dan memberikan motivasi bagi para siswa melalui pengeras suara yang tersedia.
Eureka langsung bergegas ke dalam kelas XII IPA 2 yang terletak di sisi selatan gedung SMA Negeri 1 Kupang.
Sedangkan suasana di halaman depan sekolah, masih nampak para siswa baru mulai berdatangan. Ada yang menggunakan kendaraan sendiri maupun diantar orangtua ataupun kerabat masing-masing.
Tak peduli dengan kondisi hujan rintik yang masih terus menemani setiap kedatangan para siswa, mereka terus memacu langkah mereka menuju kelas masing-masing.
 Eureka Bary Blegur (16) di dalam Kelas XII IPA 2 SMAN 1 Kupang yang masih sepi. (CNNIndonesia/Elly) |
Tak semua siswa bisa tepat waktu
Eureka yang telah berada di kelasnya pada dini hari ini hanya ditemani dua orang rekannya. Tiga siswa di kelas XII IPA 2 itulah yang siap menerima pelajaran saat pukul 05.30 Wita.
Guru yang masuk untuk memulai aktivitas belajar mengajar pun hanya bisa memaklumi kondisi anak-anak didiknya yang baru tiga orang berada tiba di sekolah.
Beberapa saat kemudian satu demi satu, perlahan menyusul beberapa siswa pun mulai berdatangan dan masuk ke dalam kelas untuk menerima pelajaran.
Mereka terlambat sekitar 10 hingga 15 menit. Tetapi itu pun belum mengisi seluruh bangku di dalam kelas. Hingga sekitar pukul 06.00 Wita, dari 36 siswa di kelas XII IPA 2, baru seperempatnya saja yang datang.
Kebijakan Pemerintah Provinsi NTT tentang jam masuk sekolah dimulai pukul 05.00 Wita ini sudah berlaku sejak 1 Maret 2023. Dan rencananya ada sepuluh sekolah yang akan melangsung proses belajar mengajar pada pukul 05.00 Wita yakni enam SMA Negeri dan empat SMK Negeri.
Baca halaman selanjutnya
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai memberlakukan waktu masuk sekolah pada pukul 05.00 Wita bagi para siswa SMA dan sederajat di Kota Kupang.
Mulanya dua sekolah yang dijadikan percobaan untuk melaksanakan pemberlakuan masuk sekolah pukul 05.00 Wita. Kedua sekolah tersebut adalah SMA Negeri 1 Kupang dan SMA Negeri 6 Kupang.
Belakangan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi mengatakan 10 sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Kupang memulai kegiatan belajar mengajar pada pukul 05.30 WITA untuk pelajar kelas 12.
"Ada 10 sekolah yang sudah ditetapkan untuk masuk jam 05.30 pagi, berlaku hanya 10 sekolah, dan semua kepala sekolahnya sudah menyatakan kesanggupan," katanya di Kupang, dikutip Antara, Rabu (1/3).
Sekolah yang memulai kegiatan belajar mengajar pukul 05.30 WITA untuk pelajar kelas 12 meliputi SMAN 1 Kota Kupang, SMAN 2 Kota Kupang, SMAN 3 Kota Kupang, SMAN 5 Kota Kupang, SMAN 6 Kota Kupang, SMKN 1 Kota Kupang, SMKN 2 Kota Kupang, SMKN 3 Kota Kupang, SMKN 4 Kota Kupang, dan SMKN 5 Kota Kupang.
 Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti aktivitas belajar mengajar di SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023) dini hari Wita. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha) |
Sebelumnya Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat meminta peserta didik setingkat sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat masuk sekolah pukul 05.00 Wita.
Hal itu dia sampaikan saat melakukan pertemuan bersama kepala sekolah pada Kamis (23/2) yang terekam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 43 detik dan beredar di media sosial.
"Anak itu harus dibiasakan bangun pukul 04.00 WITA. Pukul 04.30 WITA, mereka sudah harus jalan ke sekolah sehingga pukul 05.00 WITA sudah harus di sekolah. Supaya apa? Itu etos kerja," ujar Viktor dalam video.
Menurutnya, anak setingkat SMA biasa tidur pukul 22.00 WITA dan bangun pukul 04.00 WITA. Dia yakin kebijakan baru itu akan terasa berat lantaran perubahan membutuhkan pengorbanan.
"Semua yang melakukan perubahan itu pasti sakit," tuturnya.
Mengetahui kebijakan tersebut, Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Chatarina Muliana Girsang angkat suara.
"Kemendikbudristek berkomitmen untuk selalu melindungi hak siswa dapat belajar dengan aman dan menyenangkan di sekolah," ujar Chatarina kepada CNNIndonesia.com, Selasa (28/2).
Menurutnya, perubahan terhadap kebijakan harus mempertimbangkan pendapat orang tua siswa dan masyarakat.
"Setiap kebijakan perlu juga mendapatkan masukan dari masyarakat khususnya orang tua," kata dia.
 Sejumlah guru memberikan pengarahan kepada para siswa saat apel pagi di SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023) dini hari. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha) |
Di sisi lain, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengkritik usulan Viktor. Menurutnya, ada banyak cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan selain memajukan jam masuk sekolah.
"Saya tidak setuju dengan kebijakan itu karena masih banyak cara lain untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan kita," ucap Huda saat dihubungi, Selasa (28/2).
Huda mengatakan seharusnya usulan itu dibicarakan terlebih dahulu dengan Kemendikbudristek. Sebab, perlu analisis objektif berdasarkan aspek psikologis dan sosiologis terkait usulan tersebut.
"Kemendikbud perlu merespons memastikan apakah memajukan jam masuk sekolah itu standar enggak sih. Kalau saya, di awal bilang tidak setuju," ucapnya.
Bukan hanya Komisi X DPR dan Kemendikbud, asosiasi guru pun mempertanyakan keputusan Pemprov NTT soal jam masuk sekolah itu.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim menilai kebijakan tersebut tampak tidak melalui kajian akademis terlebih dulu. Menurutnya wacana itu jelas melanggar asas transparansi dan partisipasi publik. Selain itu, kebijakan tersebut malah akan ditertawakan negara lain.
"Masuk sekolah pukul 5 pagi sepertinya akan menjadi kebijakan masuk sekolah terpagi di dunia. Kebijakan yang akan ditertawakan oleh komunitas pendidikan internasional nantinya," kata Satriwan dalam keterangan tertulis.
Sekjen FSGI Heru Purnomo mendesak agar rencana kebijakan masuk sekolah dini hari di NTT dibatalkan karena berpotensi membahayakan tumbuh kembang anak.
"Mendorong pemerintah provinsi NTT mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut karena sangat membahayakan tumbuh kembang anak, sebaiknya dibatalkan karena tidak berpihak pada kepentingan terbaik bagi anak," kata Heru dalam keterangan tertulisnya.
[Gambas:Photo CNN]
Sejumlah orang tua murid protes dengan kebijakan baru Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat yang menerapkan jam masuk sekolah SMA/SMK di Kupang menjadi pukul 05.00 Wita.
Para orang tua keberatan dan mempertanyakan dasar hukum pemberlakuan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi bagi siswa SMA yang telah berlaku sejak Senin (27/2).
"Kebijakan ini kita tidak tahu wujudnya ini, apakah dalam sebuah keputusan atau kesepakatan, kita tidak tahu dokumennya apa," kata Martinus Tokan, orang tua murid SMA Negeri 5 Kupang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (1/3).
Martinus mengatakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT tak menjelaskan kebijakan baru ini kepada para orang tua murid. Menurutnya, kebijakan ini diterapkan tiba-tiba. Ia menjelaskan mendapat informasi tentang kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 Wita lewat WhatsApp grup sekolah, yang berisi para orang tua siswa.
Senada, Lidia Radja, orang tua murid dari salah satu Siswa SMA Negeri 3 Kupang menilai aturan baru ini jelas meresahkannya karena membiarkan anak keluar saat dini hari.
"Di luar negeri masuk sekolah jam 9 tapi di NTT mulai jam 5 pagi. Sebenarnya kalau untuk pembentukan karakter anak atau disiplin anak harus dimulai dari rumah," kata Lidia.