Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah sepatu bekas yang dijanjikan akan didaur ulang oleh perusahaan kimia multinasional AS Dow Inc dan pemerintah Singapura diduga justru diselundupkan ke Indonesia, salah satunya di Batam hingga Jakarta.
Dugaan itu terungkap melalui investigasi yang dilakukan oleh Reuters dan diterbitkan pada 25 Februari lalu.
Niat investigasi Reuters itu juga berawal dari aktivis lingkungan yang mengatakan perusahaan kimia seperti Dow Inc membuat klaim berlebihan atau palsu tentang daur ulang untuk memoles kredensial hijau mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor berita itu kemudian menemukan dugaan tersebut setelah mereka sengaja memasang alat pelacak di 11 sepatu bekas yang disumbangkannya ke program daur ulang tersebut. 11 pasang sepatu itu kemudian mereka letakkan di tong sumbangan yang berbeda di sekitar Singapura selama periode 14 Juli-9 September 2022.
Adapun alat pelacak yang diletakkan di sol bagian dalam sepatu itu memiliki fungsi koneksi bluetooth yang tersambung pada gawai awak media Reuters secara real time. Dari hasil pelacakan posisi sepatu, ditemukan bahwa sebagian besar sepatu yang mereka sumbangkan malah diekspor ke negara lain.
Investigasi dimulai, sepasang sepatu pertama ditemukan di Pertokoan Cipta Prima, sebuah pasar kumuh di Batam, Kepulauan Riau. Seorang jurnalis Reuters mengikuti sinyal bernada tinggi ke gundukan sepatu kets tua dan mulai menggali tumpukan sepatu itu.
"Itu dia, sepasang sepatu lari Nike biru dengan alat pelacak tersembunyi di salah satu solnya," tulis Reuters dikutip pada Selasa (7/3). Jurnalis Reuters kemudian membeli sepatu bekas tersebut seharga Rp180 ribu.
Reuters awalnya mengira bahwa sepuluh pasang sepatu lainnya kemungkinan memang disumbangkan untuk didaur ulang di Singapura, namun ternyata tidak. Tak satupun dari 11 pasang sepatu yang disumbangkan oleh Reuters diubah menjadi lintasan lari atau taman anak-anak di Singapura.
Sebaliknya, hampir semua sepatu yang sudah mereka pasang alat pelacak itu berakhir di tangan Yok Impex Pte Ltd yang merupakan eksportir barang bekas Singapura.
Reuters sempat menanyakan hal itu ke Manajer logistik Yox Impex Pte Ltd, dan mereka mengatakan perusahaannya telah disewa oleh perusahaan pengelolaan limbah yang terlibat dalam program daur ulang itu.
"Tapi bukan itu yang terjadi pada sepatu yang disumbangkan oleh Reuters. Sepuluh pasang bergerak pertama dari kotak donasi ke fasilitas eksportir, kemudian ke negara tetangga Indonesia, dalam beberapa kasus menempuh perjalanan ratusan mil ke berbagai penjuru nusantara yang luas," lanjut Reuters.
Berlanjut ke halaman berikutnya...
Jurnalis Reuters kemudian melanjutkan investigasi untuk menemukan sisa 10 pasang sepatu yang lain, setidaknya mereka menargetkan untuk menemukan posisi tiga sepatu yang mereka sumbangkan itu. Sebab empat pasang sepatu yang lainnya juga diidentifikasi di Indonesia namun terlalu jauh untuk dilacak.
Sementara tiga pasang sepatu lainnya berhenti mengirimkan sinyal pelacak usai tiba di Indonesia. Dan hanya sepasang sepatu yang lokasinya dipastikan di Singapura. Namun posisi sepatu itu malah berada di proyek perumahan umum.
Di sisi lain, Reuters kemudian mencari posisi dua pasang sepatu lainnya di pasar Batam. Investigasi mencari sepasang sepatu yang kedua dimulai. Reuters kemudian menemukan sepasang Nike hitam model wanita itu tak jauh dari sepasang sepatu yang pertama.
"Harganya Rp120 ribu," kata Reuters.
Selanjutnya, investigasi sepasang sepatu ketiga dimulai. Aplikasi pelacakan menunjukkan pada awal Oktober 2022 sepatu itu pindah ke Bintan, sebelum kemudian posisi menunjukkan sepatu itu berada di Medan.
Kemudian tepatnya pada 10 Oktober, sepatu kets New Balance berwarna merah muda dan oranye itu diidentifikasi di Jakarta. Pada 1 November, jurnalis Reuters kemudian 'menggeledah' mal di Jakarta itu mencari titik lokasi sepatu tersebut.
"Akhirnya menemukannya di sebuah toko sempit di lantai tiga. Sepatu kets, yang baru dibersihkan dan dilengkapi dengan sepasang tali baru yang telah menjelajahi Indonesia dalam perjalanan maraton selama delapan minggu. Harganya Reuters beli dengan Rp300 ribu," tulis Reuters.
Dow Inc buka suara
Dow Inc menyebut mereka telah membuka penyelidikan bersama dengan Sport Singapore pada 18 Januari lalu. Pada 22 Februari, Dow Inc kemudian mengatakan dalam sebuah surel kepada Reuters bahwa penyelidikan telah selesai dan sebagai hasilnya, Yok Impex akan dikeluarkan dari proyek tersebut efektif per 1 Maret.
Namun demikian, surel Dow Inc tersebut tidak menjelaskan mengapa eksportir pakaian bekas terlibat dalam proyek ini.
Jurnalis Reuters selanjutnya mengunjungi tempat Yok Impex pada 23 Februari untuk menanyakan apakah mereka telah dihapus dari proyek tersebut. Akuntan pedagang, June Peh, mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan akan keluar dari program ketika kontrak satu tahunnya berakhir.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang peran Yok Impex dalam pergerakan sepatu ini, Reuters pada 6 Januari juga melakukan kunjungan mendadak ke eksportir pakaian bekas tersebut.
Di sana jurnalis disajikan pemandangan keranjang sampah dari program sepatu Dow Inc yang ditumpuk di halaman belakang. Di dalam, para ibu menyortir sepatu-sepatu yang menumpuk dan kemudian memindahkannya ke dalam karung seperti yang terlihat di pasar loak Batam.
Pada bulan Januari, sponsor lain dalam program ini, Decathlon misalnya mengirimkan pernyataan kepada Reuters yang mengatakan pihaknya tidak mengizinkan ekspor sepatu apa pun dari program tersebut.
Sementara pihak sponsor lain Standard Chartered dan B.T. Sports tidak menanggapi permintaan komentar. Sport Singapore dan Alba-WH merujuk pertanyaan ke Dow Inc. Alba-WH dan Wah & Hua Pte Ltd juga tidak menanggapi permintaan komentar melalui email.