Kabar duet Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam kontestasi Pilpres 2024 berembus kencang di tengah publik belakangan ini.
Isu itu mulai berembus ketika keduanya hadir bersama saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengikuti kegiatan Panen Raya di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3) lalu. Dalam acara itu, di tengah persawahan, Jokowi dan Prabowo foto bersama Ganjar yang notabene tuan rumah.
Dua nama itu juga diketahui secara tersirat maupun tersurat beberapa kali mendapat dukungan atau endorse politik dari Jokowi sebagai presiden yang berkuasa saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contohnya, beberapa waktu lalu Jokowi pernah menyebut sosok 'Rambut Putih' untuk presiden pendahulu dirinya. Diketahui, Ganjar yang merupakan kader PDIP--sama dengan Jokowi, dikenal dengan rambutnya yang berwarna putih.
Atau Prabowo--yang merupakan pesaing Jokowi di dua Pilpres terakhir--pada November 2022 silam menyebut, 'Kali ini jatah' Ketua Umum Gerindra tersebut.
Terakhir di Denpasar pada Senin (13/3), saat ditanya wartawan kemungkinan siapa yang bisa jadi capres, Prabowo atau Ganjar, Jokowi menjawab,"Ya, ideal semuanya."
Namun, Jokowi menepis anggapan hendak menjodohkan Prabowo dan Ganjar ketika hadir dalam Panen Raya di Kebumen. Ia mengaku hanya mengajak Prabowo yang kebetulan memiliki acara di Magelang. Jarak pusat kota Kebumen dan Magelang hampir 100 kilometer jauhnya, atau setara dua jam perjalanan mobil.
Lantas bagaimanakah peluang dan kekuatan Prabowo dan Ganjar bila dipersatukan untuk Pilpres 2024?
Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati tak menampik kedua tokoh ini berpeluang menjadi pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2024.
Keduanya bisa dipasangkan karena punya modal popularitas dan elektabilitas tinggi berdasarkan survei sejumlah lembaga.
"Popularitas Ganjar maupun Prabowo cenderung stabil naik dibandingkan figur populer lainnya. Hal ini tentu memang berpotensi besar untuk menjadi duet yang kuat secara elektabilitas," kata Wasisto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin malam.
Survei Indikator Politik Indonesia pada Januari 2023 lalu menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto meningkat dalam dua bulan terakhir. Survei itu menampilkan Ganjar konsisten menempati peringkat pertama sejak April 2022 hingga Januari 2023. Sementara Prabowo menempati peringkat kedua tepat di bawah Ganjar sejak Oktober 2022 hingga Januari 2023.
Tak hanya itu, hasil simulasi pasangan capres-cawapres dari lembaga survei Charta Politika pada Desember 2022 lalu menunjukkan pasangan Ganjar-Prabowo Subianto berada di atas angka simulasi pasangan lainnya, yakni sebesar 45,3 persen.
Selain itu, Wasisto berpendapat duet Prabowo-Ganjar pasangan ini bisa saja terwujud lantaran Gerindra dan PDIP kini berada dalam satu barisan koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Namun, kondisi demikian masih fluktuatif menjelang Pilpres. Salah satunya dipengaruhi oleh konsistensi elektabilitas dua tokoh itu.
"Peluangnya [menang] besar. Namun hendaknya itu perlu dites hingga setidaknya tengah tahun ini apakah popularitas tinggi itu tetap konsisten. Karena yang namanya popularitas itu fluktuatif," kata dia.
Wasisto memprediksi bakal terjadi dua poros koalisi bila Ganjar dan Prabowo diusung dalam Pilpres. Pasalnya, kedua sosok ini menjadi pemikat para parpol untuk bekerja sama.
Bila duet itu terjadi dia memperkirakan PDIP, Gerindra ditambah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri atas Golkar, PPP, dan PAN pun diprediksi akan merapat mendukung Prabowo dan Ganjar.
Namun, ia menekankan hal tersebut pun masih fluktuatif hingga detik akhir karena belum ada kesepakatan kuat yang terjadi untuk Pilpres 2024 di antara partai-partai atau koalisi di Indonesia.
"Tapi catatannya sampai sekarang belum ada kesepakatan tingkat tinggi untuk soal potensi koalisi," kata dia.
Meski berpeluang menang, Wasisto menilai pasangan Ganjar dan Prabowo akan mendapatkan rival tangguh dari sisi poros koalisi pengusung Anies Baswedan.
Ia mengamini poros koalisi Anies berpeluang akan mengusung cawapres dari kalangan Islamis untuk menyaingi Ganjar-Prabowo yang notabenenya berasal dari kalangan nasionalis-militer.
"Mungkin Anies dan cawapresnya bisa jadi penantang serius. [Dari kalangan Islamis] Meskipun itu nanti ada potensi politisasi identitas terulang lagi," kata dia.
Baca halaman selanjutnya.