Di samping kemungkinan peluang duet Prabowo-Ganjar, Wasisto melihat masih ada pula risiko ego politik besar dari PDIP dan Gerindra yang harus dipertimbangkan.
Dia mengatakan itu akan menjadi ganjalan ketika merumuskan formasi siapa yang bakal mengisi posisi capres bila koalisi ini hendak terbentuk.
Kondisi ini terlihat ketika elite Gerindra sekaligus adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo tak mau jika Prabowo menjadi cawapres. Menurut Hashim, kakaknya jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua dari Ganjar dan dianggap lebih banyak memiliki pengalaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan capres harus berasal dari internal partainya jika Gerindra ingin berkoalisi dalam Pilpres 2024.
"Hasrat politik yang besar dari kedua parpol ini menjadi ganjalan yang terdepan dalam formatur koalisi dan nominasi capres," kata Wasisto.
Senada, pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga juga berpendapat ego dari Ganjar dan Prabowo akan menyulitkan koalisi ini bisa terwujud. Pasalnya, ia melihat kedua tokoh maupun PDIP dan Gerindra masing-masing kukuh ingin kadernya sebagai capres, tak mau di posisi cawapres.
"Saya lihat kemungkinan kecil mereka digabung. Pertama keduanya merasa paling layak jadi capres, baik Prabowo maupun Ganjar. Karena itu hal itu sulit dipertemukan," kata Jamiluddin.
"Kecuali Megawati [Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri] merestuinya. Kalau Mega enggak merestui, saya pikir peluang untuk bergandengan tangan itu agak kecil," tambahnya.
Jamiluddin berpendapat peluang Ganjar selaku kader PDIP sejauh ini, untuk maju Pilpres 2024 pun masih tergantung restu Megawati. Bila restu tak didapatkan Megawati, ia menilai Ganjar akan maju dari koalisi partai lain demi memuluskan langkahnya maju Pilpres 2024.
"Semisal Megawati tetap akan mengusung Puan [Ketua DPP PDIP yang juga putri Megawati, Puan Maharani], bila ada parpol lain usung, Ganjar bisa jadi ikuti partai itu. Jadi dalam konteks itu saya katakan seandainya PDIP tak usung Ganjar, Ganjar bisa saja gabung ke koalisi lain," kata dia.
(rzr/kid)