Anggota DPR dari Fraksi PAN Ahmad Yohan mengatakan stigma kepada warga Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai masyarakat yang miskin, bodoh dan tidak sehat harus dihilangkan.
Menurut Yohan, selama ini masih ada kesan negatif yang melekat pada warga NTT sebagai warga kelas dua.
"Kita hilangkan stigma kalau kita miskin, bodoh, dan tidak sehat," kata Yohan saat menyampaikan sambutan dalam Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri yang diselenggarakan Lembaga Sensor Film (LSF) di Labuan Bajo, NTT, Selasa (14/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yohan bercerita di DPR kerap ada julukan bahwa NTT merupakan kepanjangan dari "Nanti Tuhan Tolong".
Anggota Komisi XI itu menuturkan, berdasarkan survei, NTT masih menjadi salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Selain itu, tingkat pendidikan warga juga masih rendah.
"Kita mengalami di DPR. Oh, NTT itu kepanjangan 'Nanti Tuhan Tolong', karena nasibnya tidak tentu. Nasib Tahu Tempe. Ada stigma rendah seperti itu," ucapnya.
Oleh karena itu, Yohan mendorong masyarakat, terutama para pelaku ekonomi kreatif agar bisa membuat film-film yang menunjukkan kehebatan NTT.
Lihat Juga : |
Menurut dia, NTT punya potensi wisata yang luar biasa. Ia ingin publik tidak mengenal NTT sebagai daerah yang tertinggal.
"Sudah saatnya kita menunjukkan NTT punya martabat dan potensi yang luar biasa. Kita harus promosikan dengan sebaik-baiknya," tuturnya.
Ia juga berharap citra positif yang ditunjukkan pelaku kreatif dan pembuat konten lokal bisa membuat pemerintah pusat lebih memperhatikan pembangunan di NTT.
Yohan menegaskan NTT merupakan bagian dari NKRI yang tak boleh dilupakan.
"Kita berharap dengan promosi yang baik dan potensi yang kita miliki, pemerintah pusat memperhatikan kita, sehingga pembangunan agak adil sedikit. Jangan sampai bicara NKRI hanya saat pemilu, tapi pas pembangunan seakan-akan NTT bukan NKRI," kata dia.
(tsa/bmw)