Al Irsyad Al Islamiyyah, Perjuangan dari Ruang-ruang Madrasah

CNN Indonesia
Jumat, 14 Apr 2023 12:56 WIB
Meski didirikan oleh Syeikh Ahmad Bin Muhammad Assoorkaty Al-Anshary yang merupakan keturunan Arab, Al-Irsyad menegaskan sebagai organisasi Islam nasional.
Logo Ormas Al-Irsyad Al-Islamiyyah. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

"Sejak awal berdiri Al-Irsyad terlibat konsisten memecahkan problem keumatan, pada pra kemerdekaan, kemerdekaan hingga pascakemerdekaan. Banyak kader Al-Irsyad duduk di pemerintahan. Salah satunya Menteri Agama pertama Muhammad Rasjidi. Beliau murid langsung Syekh Ahmad Surkati, pendiri Al-Irsyad".

Begitu cuplikan pidato Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah Faisol Nasar di hadapan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Muktamar ke-41 Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang digelar di Purwokerto pada November 2022 lalu. Usai pernyataan itu diucapkan, peserta yang hadir pada acara itu lantas bertepuk tangan meriah.

Sosok Menteri Agama pertama RI Muhammad Rasjidi merupakan merupakan lulusan Madrasah Al-Irsyad. Madrasah Al-Irsyad merupakan salah satu bentuk amal bakti ormas Islam Al-Irsyad Al-Islamiyyah di sektor pendidikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya Rasjidi, banyak tokoh memiliki kedudukan penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia ini juga alumni Madrasah Al-Irsyad. Nama lainnya seperti anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Kahar Muzzakir hingga mantan Wakil Menteri Penerangan RI Abdurrahman Baswedan.

Organisasi yang dikenal bergerak di bidang pendidikan, dakwah Islam serta kemasyarakatan ini sudah malang melintang berkontribusi dalam perjalanan bangsa Indonesia sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Pada Rabu, 6 September 2023 mendatang, Al-Irsyad Al-Islamiyah akan merayakan Harlah ke-109 tahun.

Sejarah berdirinya Organisasi Al-Irsyad tidak dapat dipisahkan dari sosok bernama Syeikh Ahmad Bin Muhammad Assoorkaty Al-Anshary atau Ahmad Surkati. Ulama kelahiran Dongula, Sudan itu merupakan pendiri dari Al-Irsyad.

Hussein Badjerei dalam bukunya Al-Irsyad (1987) menjelaskan Surkati datang ke Indonesia pada tahun 1911 berdasarkan permohonan Jamiat Khair untuk mengajar. Namun, Ahmad Surkati hanya bertahan tiga tahun di organisasi Jami'at Khair karena perbedaan paham yang cukup prinsipil.

Surkati bersama para sahabatnya Syaikh Umar Manggus, Saleh bin Obeid Abdat, Said Salim Masy'abi, Salim bin Umar Balfas, Abdullah Harharah dan Umar bin Saleh bin Nahd kemudian mendirikan sekolah di Batavia (kini Jakarta) pada tanggal 6 September 1914. Sekolah itu diberi nama Madrasah AlIrsyād Al-Islamiyyah atau dikenal Madrasah Al-Irsyad. Ini merupakan titik awal sejarah berdirinya organisasi Al-Irsyad Al-Islamiyyah di Indonesia.

Setelah tiga tahun berdiri, Surkati mulai membuka sekolah dan cabang-cabang organisasi Al-Irsyad di banyak kota di Pulau Jawa. Setiap cabang ditandai dengan berdirinya madrasah.

Cabang pertama di Tegal (Jawa Tengah) didirikan pada 1917 dengan pendirian madrasah dipimpin oleh murid Surkati angkatan pertama bernama Abdullah bin Salim al-Attas. Kemudian diikuti dengan cabang-cabang Pekalongan, Cirebon, Bumiayu, Surabaya, dan kota-kota lainnya.

Meski didirikan oleh para keturunan Arab di Indonesia, Al-Irsyad menegaskan sebagai organisasi Islam nasional. Syarat keanggotaannya seperti tercantum dalam Anggaran Dasar Al-Irsyad adalah seluruh warga negara Indonesia beragama Islam yang sudah dewasa. Dikutip dari laman resminya, Al Irsyad menegaskan tidak benar anggapan bahwa Al-Irsyad merupakan organisasi warga keturunan Arab.

Yon Machmudi dalam Sejarah dan Profil Ormas Islam di Indonesia (2013) menjelaskan ciri khas ajaran yang dibawa oleh Al-Irsyad dapat dilihat dari visi dan misi yang dijabarkan dalam Hakikat dan Mabadi' Al- Irsyad.

Hakikat Al-Irsyad adalah perhimpunan Islam yang bertujuan memurnikan tauhid, ibadah, dan amaliyah Islam. Sementara mabda atau mabadi Al-Irsyad adalah sebuah dasar (cara pandang) dan metodologi memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang berdasarkan pada Kitabullah dan Sunnah Rasul untuk membawa Al-Irsyad dan kaum Muslimin kepada kemajuan, kesejahteraan dan tatanan yang adil dan beradab.

Mabadi yang ada dalam Al-Irsyad sesuai dengan Muktamar Bondowoso (1970) dirumuskan dalam beberapa penjelasan.

Pertama, organisasi ini mendasarkan kegiatannya pada sumber hukum Alquran dan Sunah. Kedua, kegiatan Al-Irsyad berdasarkan Akidah dan Tauhid, yaitu bertauhid kepada Allah yang bebas dari syirik, takhayul dan khurafat.

Mabadi Al-Irsyad juga memberi penekanan pada persoalan akhlak dan kesetaraan. Kesetaraan ini merujuk kepada pendirian awal Al-Irsyad yang mengedepankan kesamaan status bagi setiap manusia.

Berfokus di Bidang Pendidikan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER