Persis, Lokomotif Pembaharuan Islam di Indonesia

CNN Indonesia
Minggu, 23 Apr 2023 15:58 WIB
Persis didirikan 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok pemuda Islam yang berminat dalam pendidikan keagamaan, dipimpin Zamzam dan Muhammad Yunus.
Ormas Persis, didirikan 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan. (Tangkapan layar facebook Persatuan Islam (PERSIS))
Jakarta, CNN Indonesia --

Jamiyyah Persatuan Islam atau dikenal dengan akronim Persis merupakan gerakan keagamaan di Indonesia. Persis berdiri 12 September 1923 di Bandung Jawa Barat. Lembaga ini didirikan oleh alumni sekolah Darul Ulum Makkah, Mohamad Zamzam dan Muhammad Yunus, seorang pedagang asal Palembang.

Zamzam dan Yunus membangun gerakan ini terinspirasi ketika mengkaji pemikiran Muhammad Abduh, pembaharu pemikiran Islam dari Mesir. Mereka kerap mengkaji tulisan pemikiran Abduh dalam majalah Al-Manar.

Mantan Ketua Umum Persis Aceng Zakaria dalam buku biografinya "Ulama Persatuan Islam" (2021) mengatakan latar belakang utama Persis didirikan untuk menjawab persoalan masyarakat Islam kala itu yang dianggap mengalami kemunduran.

Kala itu, umat Islam dianggap tenggelam dalam sikap taqlid atau menerima segala sesuatu secara taken for granted, terjebak perbuatan bidah (sinkretis), dan khurafat hingga takhayul (mistis). Atau yang biasa disebut sebagai "penyakit TBC".

Karena itu, ulama Persis berusaha melakukan pembaharuan sekaligus pemurnian (purifikasi) ajaran Islam pada masyarakat Islam. Slogan mereka yang terkenal: "Kembali kepada Al-Qur'an dan Al-Sunnah dan membersihkan Islam dari takhayul, khurafat dan bidah yang mengotorinya".

Karenanya, Aceng Zakaria berpendapat Persis bisa dikatakan sebagai salah satu organisasi lokomotif pembaharuan Islam di Indonesia. Mainstream gerakan Persis fokus pada masalah pemikiran Keislaman Reformistik.

Peran Persis sebagai pembaharu Islam bisa dilihat dari sudut pertarungan pemikiran keagamaan. Di titik ini ditemukan arti penting Persis dalam perjalanan sejarah bangsa, khususnya umat Islam Indonesia. Sisi lain juga membuat Persis dikenal sekaligus kontroversial.

Setahun setelah berdiri, Persis mengalami puncak dakwahnya setelah Ahmad Hasan bergabung. Ia adalah pemuda kelahiran Singapura keturunan Tamil-Jawa yang bersemangat dalam berdakwah dan memiliki pengetahuan agama yang luas. Lewat Persis, Hasan tampil sebagai tokoh kritis dan menjadi lokomotif gerakan pemikiran Persis.

Ia dikenal oleh banyak orang sebagai sarjana besar dan ahli hukum yang tak kenal lelah tentang perlunya pembaharuan (tajdid) dan reformasi (islah).

Melalui karya monumentalnya, 'Soal-Jawab Masalah Agama', Ahmad Hasan menghadirkan sejumlah kritik keras terhadap pemahaman dan praktek keagamaan kaum tradisionalis Islam. Praktek keagamaan seperti kunut, melafalkan niat salat (usalli), dan talkin yang dipandangnya tidak berdasar pada ajaran asli Islam (bid'ah) dan sumber ajaran yang menjadi basis legitimasi praktek-praktek keagamaan demikian dianggap tidak otoritatif.

Pandangan Hasan ini kemudian mengundang perdebatan dan kritik keras dari kaum Islam tradisionalis. Kalangan tradisionalis ini cenderung mempertahankan pemikiran dan praktek keagamaan yang mapan, yang sudah melembaga dalam kehidupan masyarakat Islam di Indonesia.

Pepen Irpan Fauzan dalam tulisannya 'Persatuan Islam dan Permufakatan Islam' (2016) mengatakan kiprah Ahmad Hasan dalam Jam'iyyah Persis membuat pelbagai "perubahan" besar pada organisasi.

Perubahan pertama, karakter organisasi Persis tampil menjadi "galak". Kedua, kaderisasi. Program inisiasi ideologi reformisme lebih intensif- massif, karena Hasan berhasil mengkader murid-muridnya. Ketiga, daya-pengaruh (influency). Dengan tampilnya Hasan beserta murid-muridnya dengan "ketajaman pena".

Pemikiran tokoh-tokoh Persis, khususnya A Hasan, kala itu berkembang luas berkat dukungan media yang diterbitkannya. Pada 1929-1933, misalnya, Persis menerbitkan majalah Pembela Islam, yang tersebar sampai Singapura, Malaysia, dan Thailand Selatan. Persis juga menerbitkan majalah Al-Fatawa (1931-1935).

Selain A Hasan, tokoh Persis legendaris Persis lainnya adalah KH E Abdurrahman (1912-1983). Abdurrahman adalah murid A Hasan. Perkembangan intensif kaderisasi Jam'iyyah secara khusus dimulai pada era kepemimpinannya tersebut.

Sebagai Ketua Umum Persis periode 1963 1983, E Abdurrahman menginginkan Jam'iyyah puritan ini kembali ke khitah bergerak di dunia pendidikan dan dakwah.

Dalam pidato pembukaan pada Mu'akhat Persis 16 Januari 1981 yang diberi judul "Kita Sekalian Sebagai Pelengkap", ia tak ingin Persis ikut terjun langsung dalam kegiatan politik. Sebab, tugas Persis adalah mempersiapkan "agama" bagi bangsa ini, yaitu dengan berdakwah dan mengajar.

Sepanjang kepemimpinannya, program-program yang riil dikerjakan berkisar pada dua hal: penyelenggaraan tabligh dan mengelola pesantren.

Pada bidang tablig, PP Persis membuka kursus-kursus bagi calon mubalig yang programnya dinamakan "Tamhidul Muballighin" (Persiapan bagi para mubalig).

Kursus Tamhidul Muballighin adalah upaya kaderisasi Jam'iyyah. Alumni-alumni Tamhidul Muballighin ini kemudian diberi tugas untuk menjadi mubaligh di kampungnya masing- masing. Setelah pulang umumnya mereka memang menjadi imam masjid dan menjadi mubalig lokal di daerahnya masing-masing.

Dalam bidang pendidikan, lembaga pendidikan yang diselenggarakan E Abdurrahman yang kemudian mengembangkan pesantren ke pelbagai daerah. Pesantren ini dipadukan dengan sistem pendidikan modern dari Barat namun tetap berorientasi mempelajari ilmu-ilmu keislaman.

Menurut catatan Yon Machmudi di bukunya 'Sejarah dan Profil Ormas Islam di Indonesia' (2013), Persis memiliki lembaga pendidikan dari PAUD hingga universitas lebih dari 200 lembaga pendidikan.

Dalam bidang ekonomi, Persis memberikan perhatian terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui koperasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan Pusat Zakat Umat (PZU). Peran besar lainnya yang perlu dicatat adalah inisiatif Persis untuk mengembangkan dakwah melalui tulisan dan penerbitan buku dan majalah.

Keterlibatan Persis dalam Politik Nasional

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER