Al Washliyah, dari Kelompok Diskusi hingga Melawan Penjajah

CNN Indonesia
Jumat, 07 Apr 2023 18:45 WIB
Al Washliyah adalah organisasi massa Islam dari Sumatra Utara. Organisasi ini memiliki cabang tersebar di Aceh, Riau, dan Jawa Barat.
Al Washliyah, organisasi massa Islam dari Sumatra Utara. (Arsip Istimewa)

Dalam perjalanannya, Al Washliyah banyak berkiprah untuk kemerdekaan Indonesia. Pengurus Besar Al Washliyah setelah Indonesia merdeka sempat mengirim surat kawat ke Presiden Pertama RI Sukarno yang menyatakan "Al Washliyah turut mempertahankan Republik Indonesia".

Masyhuril Khamis dalam bukunya 'Al Washliyah Menuju 1 Abad' (2022) mengatakan Kongres V yang digelar November 1945, Al Washliyah menggaungkan menolak kedatangan orang Belanda yang ingin berkuasa di Indonesia lagi. Bahkan, orang Islam yang mati dalam pertempuran menolak kedatangan Belanda berstatus mati syahid.

Kongres itu juga memutuskan membentuk sistem pertahanan Al Washliyah untuk membela kemerdekaan bernama Laskar Hizbullah Al Washliyah. Bahkan, menyerukan segenap anggota Al Washliyah menerima latihan perang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika fase mempertahankan kemerdekaan ini, tercatat beberapa tokoh dan pimpinan Al Washliyah yang mendekam dalam tahanan Belanda dan ada juga yang ikut bergerilya melawan penjajah.

Kiprah anggota Al Washliyah juga tak lepas dari lingkar kekuasaan dan politik. Tulisan Ismed Batubara berjudul 'Politik Al Washliyah di Masa Orde Lama' (2022) menunjukkan tokoh-tokoh Al Washliyah berperan dalam pembentukan dan terlibat dalam kepengurusan daerah Partai Masyumi di Sumatera Timur sampai tingkat pusat.

Pada Pemilu 1955, Al Washliyah melalui Partai Masyumi berhasil menempatkan para tokohnya sebagai anggota Konstituante. Di antaranya M. Arsjad Th. Lubis. Muhammad Ali Hanafian Lubis, Bahrum Djamil dan Adnan Lubis. Ketika Partai Masyumi dibubarkan tahun 1960, Al Washliyah "berpuasa" dengan urusan politik.

Bahkan tokoh Al Washliyah seperti Ismail Banda pernah menjadi Duta Besar untuk Taheran dan Afghanistan. Sementara itu, dalam jabatan di Kementerian Agama, tokoh Al Washiyah mendapat posisi baik di Kutaraja, Sumatera Utara dan Labuhan Batu.

Masyhuril Khamis juga mencatat Al Washliyah menyerukan agar anggotanya tidak terpengaruh pada politik komunis dengan ideologi Nasakom serta antek-anteknya. Penegasan ini diputuskan dalam Muktamar Al Washliyah pada tahun 1965.

Saat itu, Al Washliyah menjadi salah satu kekuatan yang sangat berperan dalam menentang PKI. Para anggotanya banyak sebagai pencetus dan pelaksana aksi yang banyak melahirkan dan mendorong aksi menentang PKI saat itu.

Di Sumatera Utara misalnya, peranan Al Washliyah khususnya angkatan mudanya antara lain Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) dan Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) terlihat langsung sebagai pelaksana aksi melalui wadah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).

Al Washliyah telah memilih strategi perjuangannya melalui pendidikan, sosial dan dakwah, non-politik praktis, bersifat independen. Al Washliyah menekankan pada pembinaan umat atau masyarakat.

Al Washliyah memiliki ratusan amal usaha di bidang pendidikan berupa sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi.

Meski didirikan awalnya di Kota Medan, Al Washliyah kini menjadi organisasi Islam level nasional dengan susunan kepengurusan di seluruh wilayah Indonesia. Organisasi ini memiliki kantor pusat di Jakarta yang kini dipimpin oleh Masyhuril Khamis.

(rzr/isn)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER