Guru Mughni, Ulama Bersahaja yang Bergelimang Harta

CNN Indonesia
Rabu, 05 Apr 2023 10:13 WIB
Makam Guru Mughni yang terletak di Jalan Mega Kuningan Barat Nomor 1, RT 1/RW 2, Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. (CNN Indonesia/ Lina Itafiana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berada di celah-celah gedung pencakar langit Ibu Kota, makam Guru Mughni Kuningan masih ramai mengalun doa dari ratusan peziarah.

Makam tersebut terletak di Jalan Mega Kuningan Barat Nomor 1, RT 1/RW 2, Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, tepat di depan Kedutaan Besar Pakistan.

Tak hanya makam, di atas tanah seluas 1,225 meter persegi itu juga berdiri Musala Al-Mizan.

Area pemakaman itu, dikelilingi tembok berukuran sekitar 1,5 meter dengan warna hijau yang sudah kusam dan memudar.

Rimbun dedaunan dari pohon-pohon yang tumbuh menjulang di sisi kiri dan kanan menghalangi terik matahari membakar tanah, membuat suasana area Pemakaman Guru Mughni menjadi teduh.

Tak jauh dari pintu masuk, terdapat sebuah batu yang telah terukir beberapa nama. Salah satu nama yang ada di batu itu yakni Kyai Haji Abdul Azim Abdullah Suhaimi yang merupakan cucu dari Guru Mughni.

Azim mengatakan area pemakaman itu memang diperuntukkan bagi keturunan sang kakek.

"Itu kebanyakan keturunan Guru Mughni. Maka di situ ada batu siapa saja yang berhak dimakamkan di situ ada nama-namanya sudah tertulis yang memiliki peran," kata Azim saat ditemui CNNIndonesia.com, Senin (20/3).

Nama asli Guru Mughni adalah Abdul Mughni bin Sanusi bin Ayyub bin Qays. Guru Mughni dilahirkan di Kuningan, Batavia, pada sekitar 1860. Dia merupakan putra bungsu dari pasangan H Sanusi bin Ayyub dan Hj Da'iyah binti Jeran.

Guru Mughni menimba ajaran Islam di tempat tinggalnya, Kuningan, Jakarta --saat itu bernama Batavia-- dari seorang guru bernama Haji Jabir hingga usia remaja. Merasa ilmu yang dimilikinya belum cukup, Guru Mughni yang kala itu masih berusia 17 tahun memutuskan untuk menimba ilmu agama di Makkah.

"Menuntut ilmu ke Makkah saat usia 17 tahun," ujar Azim.

Setelah sembilan tahun belajar ilmu agama di Kota Suci, Guru Mughni pun kembali ke Tanah Air. Namun, lagi-lagi Guru Mughni merasa perlu memperdalam ilmu agamanya.

Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk melakukan pengembaraan atau rihlahnya yang kedua ke Makkah dan bermukim di sana selama lima tahun hingga 1885.

Di sana, Guru Mughni tak hanya belajar ilmu agama, tetapi dia juga turut mengajar di sudut-sudut Masjidil Haram Makkah.

"Salah satu murid dari Hadaratis Hadaratul Syekh Nawawi Al Bantani Imam Besar Makkah," tuturnya.

Azim menyebut Guru Mughni sempat mempersunting sebanyak delapan perempuan. Namun, ke delapan istrinya tersebut tidaklah dinikahi secara bersamaan.

Adapun maksud dan tujuannya memiliki delapan istri yakni untuk berdakwah. Hal itu, kata dia, terlihat pada latar belakang salah satu istri Guru Mughni yang berasal dari Belanda dan keturunan China.

"Beliau menikah delapan kali karena untuk berdakwah. Akhirnya dapat keturunan yang hafal Al Quran, jadi kyai," katanya.

Sosok Sederhana Meski Bergelimang Harta


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :