Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka angkat bicara terkait gaji karyawan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo yang tersendat sejak dibuka untuk umum tiga bulan lalu. Ia mengakui telah menerima laporan terkait masalah tersebut.
Putra Presiden Joko Widodo itu mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sama sekali tidak berwenang menyelesaikan masalah tersebut. Masjid Raya Sheikh Zayed Solo selama ini dikelola oleh manajemen independen di bawah koordinasi Kementerian Agama dan Uni Emirat Arab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanya ke masjid ya, tanya ke Kemenag. Aku ra melu-melu (enggak ikut-ikut) lho," katanya saat ditemui di Balai Kota Solo, Selasa (2/5).
Meski demikian, Gibran menjamin Pemkot Solo akan memberikan perlindungan jika ada tenaga kerja di wilayahnya yang dirugikan. Pengaduan bisa disampaikan melalui posko yang dibuka oleh Dinas Ketenagakerjaan Kota Solo.
"Mengeluh ke Pemkot silakan. Tapi penggajiannya bukan dari kami lho," katanya.
Lebih lanjut, Gibran mengatakan manajemen Masjid Raya Sheikh Zayed Solo akan segera menyelesaikan masalah gaji karyawan yang tersendat tersebut. Ia berharap keterlambatan gaji karyawan masjid tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari.
"Sudah ada komitmen untuk menyelesaikan. Kudune wis dirampungke Pak Munajat (Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed)," katanya.
"Bulan depan jangan sampai terjadi lagi," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Solo, Hidayat Maskur mengatakan pihaknya sudah menerima aduan karyawan Masjid Raya Sheikh Zayed tersebut sebelum Idul Fitri lalu. Namun ia menjelaskan karyawan tersebut tidak berada di bawah koordinasi Kemenag.
"Mereka yang merekrut langsung dari UEA, bukan dari Kemenag," katanya saat dihubungi melalui telepon.
Sebelumnya, Gaji karyawan Masjid Raya Seikh Zayed Solo tersendat sejak awal dibuka Februari lalu. Mereka tidak menerima gaji utuh seperti yang dijanjikan dalam kesepakatan kerja.
Informasi tersebut disampaikan dua sumber anonim yang bekerja di masjid tersebut. Mereka mengatakan gaji karyawan di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo bervariasi dengan nilai terendah sesuai UMK Rp2,174 juta.
"Tapi pada praktiknya, sejak awal penggajian itu yang kita terima kurang dari itu," kata salah satu sumber, Selasa (2/5).
Ia mengatakan masalah tersebut dialami hampir semua karyawan. Besaran gaji yang diterima masing-masing karyawan tidak sama. Sumber tersebut tidak mengetahui apa yang mendasari perbedaan tersebut.
"Hampir 99 persen karyawan kurang. Ada yang menerima 1,8 ada yang menerima 1,7, ada yang 1,6 ada yang 1,5," katanya.
Sumber lain mengatakan sampai saat ini karyawan Masjid Sheikh Zayed juga belum mendapatkan keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan seperti yang dijanjikan di awal.
Padahal ada beberapa karyawan dengan pekerjaan risiko tinggi yang memerlukan jaminan asuransi. Terutama tugas roof access yang selalu bekerja di atap dan menara masjid hadiah Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) kepada Presiden Joko Widodo itu.
"Harusnya kita kerja itu BPJS harus sudah ada. Kalau ada kejadian fatal, siapa yang bertanggung jawab? Kita belum di-back up BPJS," kata sumber tersebut.
(syd/pmg)