Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 01 Ambalau Kabupaten Buru Selatan, Maluku, terpaksa belajar di rumah warga karena bangunan sekolah disegel oleh pemilik lahan sejak Desember 2020.
Sekolah ini berada di Pulau Ambalau, tepatnya di Desa Elara, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan Maluku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sekitar 102 siswa yang duduk dibangku kelas satu hingga kelas enam. Mereka terpaksa menumpang di rumah-rumah warga untuk menimba ilmu.
Proses belajar mengajar sering berpindah-pindah tempat dari rumah satu ke rumah lain, tergantung warga yang bersedia menyumbangkan rumah mereka.
Namun, semangat mereka mengikuti mata pelajaran yang diajari guru tak pernah luntur demi menggapai cita-cita setinggi langit.
Kepala sekolah SD Negeri 01 Ambalau Abdullah Polpoke menilai anak-anak didiknya menjadi korban setelah bangunan sekolah disegel selama dua tahun. Kala itu, ia bercerita sempat terjadi sengketa pergantian kepala sekolah pada 2020.
Ia mengatakan mantan kepsek sempat menolak pergantian dan mengotot agar jabatan kepala sekolah diduduki dirinya hingga masa pensiun.
Setelah diganti, kata Polpoke, mantan kepsek tersebut lantas menyegel sekolah yang diklaim lahan tersebut kepemilikannya.
"Karena dia tidak mau diganti, menjadi kepala sekolah sampai dia pensiun, dan terjadi permasalahan dan melakukan penyegelan terhadap sekolah Negeri 01 Ambalau," ujarnya, Selasa (2/5).
Untuk itu, kata Polpoke, melalui momentum Hari Pendidikan Nasional ini, ia berharap ada perhatian serius dari pemerintah pusat sehingga siswa-siswi bisa menikmati bangunan sekolah yang disegel dan tidak lagi belajar di rumah-rumah warga.
"Kita belajar di sekolah beda proses belajar mengajar di rumah warga," ucapnya.
Ia berharap, momentum Hardiknas 2023 Pemerintah Kabupaten Buru Selatan maupun Pemerintah Pusat bisa mengurus persoalan sengketa lahan yang disegel sehingga tidak berdampak terhadap kondisi pendidikan yang dirasakan di Desa Elara Kecamatan Ambalau Kabupaten Buru Selatan.
"Kemarin Dinas Pendidikan sudah bersepakat dalam waktu dekat ini selesai Lebaran bisa turun untuk menyelesaikan persoalan," tuturnya.
Polpoke meminta pemerintah segera menyelesaikan persoalan sengketa lahan sekolah yang disegel ahli waris agar bisa diselamatkan masa depan anak-anak. Pasalnya, selama dua tahun siswa dan guru sengsara mencari tempat belajar di rumah-rumah warga.
Sementara siswa siswi Sekolah Dasar Negeri 01 Ambalau Desa Elara, Kacamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan berharap pemerintah segera menuntaskan masalah sengketa lahan supaya mereka tak lagi bersekolah di rumah-rumah warga apalagi tengah memasuki ujian nasional yang digelar pada Mei mendatang.
(sai/pmg)