Indikasi PDIP-Gerindra Lobi Dukungan Demokrat di Putaran Kedua Pilpres

CNN Indonesia
Kamis, 15 Jun 2023 14:21 WIB
Pengamat politik menganggap wajar jika PDIP dan Gerindra saling berupaya mendapatkan dukungan dari Partai Demokrat jika Pilpres 2024 digelar dua putaran.
Pengamat politik menilai kedatangan Prabowo Subianto ke Pacitan untuk meminta dukungan dari Susilo Bambang Yudhoyono seandainya Pilpres 2024 digelar dua putaran (Arsip Tim Media Prabowo Subianto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat politik menilai PDIP dan Gerindra saling berupaya mendapatkan dukungan dari Partai Demokrat jika Pilpres 2024 digelar dua putaran.

Seandainya Anies Baswedan kalah di putaran pertama, dukungan Demokrat dibutuhkan bagi pengusung Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto yang bertarung di putaran kedua.

Indikasinya terlihat dinamika beberapa waktu belakangan. Misalnya ketika Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menemui Susilo Bambang Yudhoyono di Pacitan, Jawa Timur. Kemudian, PDIP menyebut Puan Maharani bertemu dengan Agus Harimurti Yudhoyono dalam waktu dekat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menganggap wajar jika Demokrat menjadi primadona jika Pilpres 2024 digelar dua putaran. Dia berkaca di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Menurutnya, Partai Demokrat mendulang keuntungan setelah AHY kalah pada putaran pertama Pilkada 2017 kemudian bergabung mendukung Anies pada putaran kedua.

"Oleh sebab itu, sekarang pengaruh Demokrat terhadap Gerindra maupun PDIP akan menguntungkan meski tak meminta jatah cawapres. Kemungkinan Partai Demokrat meminta jatah menteri di kabinet," kata dia saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah memiliki pandangan senada. Tidak menutup kemungkinan bahwa Gerindra dan PDIP berebut dukungan Demokrat di putaran kedua nanti.

Akan tetapi, Dedi memprediksi Demokrat lebih condong ke Gerindra merujuk dari kerja sama politik yang pernah dijalin. Misalnya pada Pilpres 2019 ketika Demokrat dan Gerindra sama-sama mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Sulit bagi Partai Demokrat untuk bersatu dengan PDIP, selain soal karakter politik, watak masing-masing elitenya juga berbeda," ucap Dedy.

Dedi juga menganggap rencana pertemuan antara AHY dan Puan Maharani mendatang hanya akan berupa pembicaraan biasa. Dia menduga tidak akan ada kesepakatan karena selama ini Demokrat dan PDIP saling berbeda posisi politik.

"Pertemuan ini hanya akan berisi diplomasi biasa tanpa ada kesepakatan bersama," tuturnya.

(psr/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER