PT Bank Rakyat Indonesia (Perseo) Tbk menjaga upaya meningkatkan level nasabah korporasi, salah satunya melalui Initial Public Offering (IPO), yang juga menjadi pengembangan usaha dan peningkatan profil perusahaan.
SEVP Treasury and Global Service BRI, Achmad Royadi, mengatakan bahwa perseroan perseroan mendorong klien korporasi untuk to the next level melalui IPO, di mana perusahaan di segmen korporasi dinilai perlu didorong untuk mengakses pendanaan melalui alternative funding.
"Terutama dalam hal pendanaan, meningkatkan corporate image dan good corporate governance (GCG). BRI fokus kepada 40 nasabah korporasi untuk mengakses pendanaan melalui alternative funding," kata Achmad dalam acara 'Go Public Bersama BRI' sebagai bagian dari seminar go public bertema 'Optimum Financing Synergy with Initial Public Offering' pada Kamis (6/7).
Dengan melepaskan saham ke publik melalui IPO, sebuah perusahaan akan memiliki stakeholders baru seperti bursa efek dan analis pasar modal, sehingga mampu meningkatkan penerapan GCG akibat dorongan faktor keterbukaan informasi yang semakin baik.
"BRI sebagai group dan juga corporate client ingin tumbuh bersama-sama, maju bersama-sama, dan IPO ini merupakan salah satu caranya," lanjut Achmad.
Langkah itu sekaligus menjadi wujud komitmen memberikan integrated banking solution bagi nasabah korporasi. Tak hanya menawarkan pinjaman atau loan, BRI juga melayani semua kebutuhan transaksi finansial nasabah, termasuk forex, cash management, trade finance, dan lain-lain.
Solusi total di segmen korporasi dari BRI dilengkapi pula oleh QLola, platform single sign-on yang memudahkan klien bertransaksi, seperti report, cash management, trade finance, dan transaksi forex.
"Kendati memiliki fokus di segmen UMKM, BRI tetap menjaga kualitas kredit segmen korporasi dengan target kontribusi sekitar 15 persen terhadap total portofolio BRI," ujar Achmad.
Hingga kuartal I-2023, perseroan telah mencatatkan pertumbuhan kredit secara konsolidasian sekitar 9,7 persen. Secara segmen, mikro dan ultra mikro tumbuh mencapai 11 persen, dilanjutkan oleh konsumer sebesar 13 persen, dan korporasi yang mencapai 10,3 persen.
Sementara untuk kredit korporasi, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp196 triliun.
Sinergi BRI Group
Sinergi layanan BRI Group guna mendorong perusahaan go public turut dilakukan BRI Danareksa Sekuritas. Direktur Investment Banking Capital Market BRI Danareksa Sekuritas, Kevin Praharyawan mengatakan, pihaknya berupaya membantu perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia untuk mencoba melantai di BEI.
Hal itu dapat dimulai dari ekosistem nasabah di BRI Group sendiri. Kevin menyebut, setiap tahun otoritas bursa Tanah Air selalu menetapkan target pertumbuhan emiten maupun investor pasar modal.
Menurut Kevin, masih banyak perusahaan di Indonesia yang belum mengambil manfaat dari pelaksanaan IPO, di mana IPO adalah endless possibilities, yang memberi kesempatan perusahaan berkembang menjadi lebih besar dan lebih baik.
"IPO dapat merangkul investor baru sehingga opportunity ke depannya dari company itu untuk berkembang bisa lebih baik," ujarnya.
Untuk itu, lanjut Kevin, pihaknya selalu berkoordinasi dengan corporate banking BRI agar mendapatkan berbagai potensi perusahaan yang cocok sehingga dapat melantai di BEI.
Melalui sinergi tersebut, BRI Danareksa Sekuritas menawarkan jasa layanan komprehensif dan terintegrasi. Mulai dari broker services, investment banking services dari sisi capital market, advisory, hingga tim riset memadai untuk menganalisa hampir 80 persen perusahaan yang listing di BEI.
"Sinergi yang baik ini kami harapkan dapat terus berlanjut dengan parents company kami, BRI. Semoga hal ini bisa menstimulasi perusahaan-perusahaan lainnya untuk kemudian berani mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia," kata Kevin.
(adv/adv)