Demokrat Ogah Komentari Rencana Deklarasi Anies dan Cak Imin Hari Ini

CNN Indonesia
Sabtu, 02 Sep 2023 05:40 WIB
Partai Demokrat menyatakan isu terkait deklarasi Anies Baswedan sudah bukan urusan mereka sejak pencabutan dukungan. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)
Jakarta, CNN Indonesia --

Partai Demokrat ogah menanggapi lebih lanjut soal duet Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dalam Pilpres 2024. Partai yang diketuai Agus Harimurti Yudhoyono itu mengatakan hal tersebut, termasuk rencana deklarasi, bukan urusan Partai Demokrat lagi.

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengungkapkan hal itu setelah partainya secara resmi membatalkan dukungan kepada Anies Baswedan.

"Bukan urusan kami, bukan urusan kami lagi lah," kata Andi Mallarangeng di Puri Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9).

Sebelumnya, PKB bersama NasDem disebut berencana mendeklarasikan dukungan secara resmi kepada pasangan Anies dan Cak Imin di Surabaya, Jawa Timur besok, Sabtu (2/9).

Polrestabes Surabaya turut mengungkapkan sudah menerima surat pemberitahuan acara yang bakal digelar DPP Partai NasDem di sebuah hotel di Surabaya, Sabtu (2/9).



Kendati demikian, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce tak menjelaskan acara tersebut terkait rencana deklarasi calon presiden Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Ia mengatakan surat itu hanya menyinggung konsolidasi Pemilu oleh NasDem.

"Surat yang masuk dari DPP Partai NasDem. Perihal pemberitahuan konsolidasi Pemilu," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce saat dikonfirmasi, Jumat (1/9).

Sementara itu, melalui rapat MTP di Puri Cikeas, Jumat (1/9), Demokrat mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Sikap mereka itu menyusul Demokrat yang merasa dikhianati oleh Anies dan NasDem yang disebut secara sepihak menentukan Cak Imin jadi cawapres Anies.

Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat mengatakan partainya masih perlu waktu dalam menentukan sikap usai kasus pengkhianatan Anies.

Ia mengaku enggan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. SBY beralasan sebuah keputusan penting tak seharusnya diambil dalam situasi yang tidak tenang atau tertekan. Sehingga, ia tak bisa memastikan waktu pengambilan keputusan.

(mnf/chri)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK