Polda Metro Jaya menyebut jenazah ibu dan anak tinggal kerangka di Cinere, Depok, Jawa Barat, disebabkan aksi bunuh diri dengan cara menghirup dupa dalam ruang tertutup.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi membeberkan dari hasil olah TKP yang dilakukan, seluruh akses keluar masuk telah dikunci dari dalam oleh keduanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Hengki menyebut semua pintu yang ada juga telah ditutup dengan plastik dan diplester oleh kedua korban. Kondisi yang sama, kata dia, ditemukan dalam kamar mandi tempat korban ditemukan.
"Semua pintu yang ada di TKP itu terkunci dari dalam dan anak kuncinya semua tidak ada. Dan semua pintu ditutup dengan plastik dengan plaster termasuk yang ada di TKP," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (6/10).
Hengki menyebut dari dalam kamar mandi tersebut juga didapati adanya bantal atau senderan yang digunakan oleh kedua korban untuk berdiam dan mengurung diri.
Selain itu, ia mengatakan penyidik juga menemukan sisa dua dupa arang dari dalam kamar mandi tersebut. Hengki mengatakan penggunaan dupa arang itu diduga sebagai metode bunuh diri seperti yang kerap ditemukan di Jepang.
"Kemudian ditemukan dupa arang dan juga senter. Tadi kami sempat berdiskusi dengan tim psikologi forensik ternyata metode bunuh diri ini juga ditemukan di Jepang," tuturnya.
Sebelumnya Polda Metro Jaya rampung melakukan penyelidikan terkait kasus penemuan jenazah ibu dan anak yang ditemukan dalam kondisi tinggal kerangka di Cinere, Depok, Jawa Barat.
Hengki mengatakan dari hasil penyelidikan pihaknya menyimpulkan tidak ada unsur pidana dalam kasus tersebut.
"Kami simpulkan bahwa terhadap peristiwa yang terjadi di Cinere ini bukan merupakan peristiwa pidana disimpulkan bukan merupakan peristiwa pidana," ujarnya, Jumat.
Hengki mengatakan kesimpulan tersebut diambil dari hasil kolaborasi penyelidikan yang dilakukan bersama Puslabfor Polri, Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor), RS Polri dan RSCM.
Berdasarkan temuan yang ada, ia menyebut baik Grace Arijani Harapan (64) dan David Arianto Wibowo (38) mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
"Sehingga disimpulkan juga di sini bahwa mereka adalah melakukan bunuh diri dengan cara mengurung diri," tuturnya.
![]() Disclaimer kesehatan mental |