Mahasiswa asal Gaza, Palestina, yang sedang menempuh studi di Surabaya tak bisa menahan kekhawatiran soal kondisi keluarganya di kampung halaman yang terjebak antara perang Hamas dan Israel.
Sondos Jehad Shnewra yang menempuh studi pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surabaya pun hanya bisa menangis dan mengirimkan doa serta salat gaib untuk keselamatan keluarganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shnewra yang menempuh studi Pendidikan Agama Islam itu mengisahkan perang yang terjadi antara Palestina dan Israel sudah berlangsung sejak lama, termasuk ketika dirinya masih anak-anak.
"Saya punya trauma karena sejak kecil. Saya melihat kematian dimana-mana khususnya anak-anak dan perempuan. Keadaannya sangat tragis hingga hari ini," kata Sandos, Jumat (13/10).
Ketika perang antara Hamas dan Israel dimulai sejak pekan lalu, benak Shnerwa menjadi makin semrawut. Ia mencemaskan kondisi orang tuanya di Gaza. Apalagi ia tak bisa menghubungi keluarganya karena akses internet diputus.
"Keluarga saya di Gaza, terakhir kali komunikasi kemarin, dan baik-baik saja. Namun sekarang enggak bisa komunikasi, karena internet diputus," ucapnya yang sempat menitikkan air mata.
"Saya merasa sedih karena kondisi saat ini banyak korban dan juga banyak kejadian. Internet tidak bisa, enggak bisa menghubungi keluarga," kata Shnewra. "Berharap supaya negara lain bisa ikut membantu. Saya minta doa kepada masyarakat Indonesia,"
Sementara itu, teman sekampus Shnewra di Universitas Muhammadiyah Surabaya ikut mendoakan dirinya dan masyarakat Gaza, Palestina, melalui salat gaib dan doa bersama yang digelar Jumat (13/10).
Lanjut ke sebelah...