KH Abdul Chalim: Pendiri NU Asal Majalengka Gerilya Perang di Surabaya

CNN Indonesia
Jumat, 10 Nov 2023 11:06 WIB
KH Abdul Chalim, salah satu pendiri NU, dianugerahi gelar pahlawan nasional 2023. Dia ikut gerilya dalam perang 10 November 1945 di Surabaya.
KH Abdul Chalim, salah satu pendiri NU, dianugerahi gelar pahlawan nasional 2023. (Foto: Tangkapan layar web nu.or.id)
Jakarta, CNN Indonesia --

KH Abdul Chalim atau Kiai Chalim, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), dianugerahi gelar pahlawan nasional 2023. Gelar ini dinobatkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Hari Pahlawan, Jumat (10/11).

Selain Kiai Chalim, ada lima tokoh lainnya yang juga dianugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun ini. Penetapan tersebut berdasarkan surat dari Kementerian Sekretariat Negara RI Nomor R-09/KSN/SM/GT.02.00/11/2023 tertanggal 3 November 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kiai Chalim adalah salah satu di antara delapan ulama pendiri NU pada 1926. Ia merupakan kawan akrab KH Abdul Wahab Chasbullah yang juga pendiri NU.

Abdul Chalim lahir di Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat pada 2 Juni 1898 dan wafat pada 12 Juni 1972.

Ia adalah anak Kepala Desa Mbah Kedung Wangsagama dan Nyai Suntamah. Kakeknya merupakan putra Buyut Liuh yang merupakan anak dari Pangeran Cirebon. Ditarik lebih jauh, Kiai Chalim memiliki silsilah keluarga keturunan Sunan Gunung Djati.

Kiai Chalim mengawali pendidikannya di sekolah Hollandsch Inlandsche School (HIS). Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya di beberapa pondok pesantren.

Beberapa pesantren yang ia singgahi di antaranya Ponpes Banda, Ponpes al-Fattah Trajaya, dan Ponpes Nurul Huda al-Ma'arif Pajajar. Kiai Chalim juga sempat mengenyam pendidikan di Makkah pada 1913.

Kiai Chalim aktif dalam sejumlah organisasi keislaman. Ia pernah menjadi pendiri sekaligus pembina organisasi semi militer Hizbullah di wilayah Majalengka, Cirebon, dan Surabaya.

Bersama NU gerilya perang 10 November

Selain dekat dengan Kiai Wahab, Kiai Chalim juga bersahabat dengan KH Hasyim ASy'ari yang juga salah satu pendiri NU. Kiai Chalim menjadi komunikator kunci para ulama se-Jawa dan Madura.

Di sinilah peran Kiai Chalim. Dia membuat surat undangan serta mengantarkannya ke seluruh kiai di Jawa agar menghadiri rapat Komite Hijaz pada 31 Januari 1926. Pada momen itu, para ulama disatukan untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.

Pada kepengurusan pertama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Chalim menjabat sebagai wakil katib atau katib tsani.

Kiai Chalim selalu menghadiri momen-momen penting NU. Dia ikut gerilya dalam perang 10 November 1945 di Surabaya yang diawali resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari.

Selama hidupnya dia juga mendirikan Persatuan Guru-guru NU (Pergunu) pada 1958, yaitu badan otonom yang menaungi para guru, dosen, dan ustadz dar kalangan NU. Selain itu, Kiai Chalim juga turut mendirikan Persatuan Petani NU (Pertanu).

Terjun ke politik

Selain berperan penting di era pergerakan nasional, Kiai Chalim juga terjun dalam pentas politik Indonesia. Ia terlibat aktif ketika NU bergabung dalam Masyumi maupun ketika NU menjadi partai politik.

Kiai Chalim pernah menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada pertengahan 1972.

Kiai asal Jawa Barat ini juga dikenal sebagai ulama yang produktif menghasilkan berbagai karya. Sebagian karyanya ditulis dalam Bahasa Arab-Indonesia, juga Arab-Sunda.

Kiai Chalim menulis beragam tema mulai dari fiqih, tasawuf, tauhid, hingga perjuangan kemerdekaan dan nasionalisme.
Atas penganugerahan gelar pahlawan nasional ini, pihak keluarga besar Kiai Chalim mengungkapkan syukur.

"Pertama, saya mewakili keluarga besar menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah memberi gelar pahlawan nasional kepada kakek kami, tokoh pendiri NU dari Jawa Barat," kata Muhammad Al Barra, cucu dari KH Abdul Chalim dikutip NU Online, Rabu (8/11).

Sebelumnya, terdapat sejumlah nama tokoh NU yang juga telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Beberapa di antaranya KH Hasyim Asyari, KH Wahab Chasbullah, KH Abdul Wahid Hasyim, KH Zainul Arifin, dan KH Idham Chalid.

(nhl/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER