Warga Papua Gelar Aksi 1 Desember di Jakarta dan Makassar

CNN Indonesia
Jumat, 01 Des 2023 11:40 WIB
Puluhan orang Papua berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat Jumat (1/12) dan berteriak Papua Merdeka.
Peringati 1 Desember, ratusan orang Papua teriak merdeka di depan Kedubes AS. (CNN Indonesia/Yulia Adiningsih)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lebih dari 70 orang Papua menggelar aksi peringatan 1 Desember 1961. Tanggal itu diyakini sebagai hari kemerdekaan orang Papua, sejalan dengan pengakuan kemerdekaan oleh pemerintahan Belanda pada 1961 silam.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, ratusan orang Papua telah berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta hari ini, Jumat (1/12) sejak pukul 9.00 WIB. Mereka berbaris sambil membawa poster berisi kritik dan tuntutan.

Beberapa poster itu bertuliskan 'Tarik Militer Organik dan Non Organik dari Tanah West Papua', 'Hormati dan Lindungi Hak Ulayat Orang Papua', 'Tolak Pengembangan Blok Wabu', 'Hentikan Rasisme' dan masih banyak lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara bergiliran mereka juga melakukan orasi di atas mobil komando. Salah satu orator membahas peringatan 1 Desember.

"Tepat 1 Desember, tanggal di mana bangsa Papua telah mendekalarasikan kemerdekaannya," teriak orator.

Kemudian disambut pekikakan, "merdeka" dari masa aksi.

Orator kemudian melanjutkan jika kemerdekaan tersebut tidak berjalan cukup lama. Sebab, adanya pencaplokan daerah kedaulatan West Papua.

Orator juga mengatakan pemerintah I do esia masih diskriminatif. "Rasis dan diskriminatif terhadap rakyat Papua. 'Mereka tidak akan mampu mengurus dirinya sendiri.' Itu adalah pikiran rasis yang ditanamkan orde lama," ujarnya.

Dari tahun tahun 1961 -2023, kata Orator, selalu terjadi pelanggaran HAM. Orang papua meninggal akibat pemembakan, pemukulan, pemerkosaan itu masih terjadi hingga saat ini.

"Eksploitasi SDA juga tidak peduli dengab hak orang papua. Tanah dirampas, SDA selalu dibawa ke Jakarta," ucap orator.

Sekitar pukul 10.30 WIB, massa aksi melakukan long march ke depan Istana Kemerdekaan. Orasi terus berlanjut, disambut pekikan, "merdeka!"

Tegang di Makassar

Aksi peringatan 1 Desember turut digelar Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIP-WP) di depan asrama mahasiswa Papua, Jalan Lanto Daeng Pasewang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Aksi tersebut berlangsung dengan ketegangan dengan aparat kepolisian saat puluhan mahasiswa yang mendukung kemerdekaan Papua itu hendak melakukan aksi long march ke Monumen Pembebasan Irian Barat sambil menyanyikan lagu bintang kejora.

Polisi pun memblokade Jalan Lanto Daeng Pasewang agar mahasiswa Papua tidak melakukan aksi memperingati 1 Desember, sehingga mahasiswa pun berkumpul di depan asramanya sambil berorasi secara bergantian menuntut Papua merdeka dan Palestina merdeka.

"Papua seperti Palestina yang saat ini mengalami penjajahan. Maka itu, Palestina harus merdeka seperti Papua," kata salah satu orator, Jumat (1/12).

Hingga saat ini aksi unjuk rasa mahasiswa Papua masih berlangsung dengan mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian sehingga kondisi di depan asrama mahasiswa Papua masih dalam situasi kondusif.

Inisiasi kemerdekaan Papua Barat diklaim telah mendapat pengakuan pemerintahan Belanda. Momentum pengakuan tersebut jatuh tepat pada 1 Desember 1961.

Peristiwa itu kemudian dirayakan oleh masyarakat dengan berkumpul di kantor-kantor Hoofd van Plaatselijk (HPB) atau pemerintahan daerah untuk mengibarkan Bendera Papua Barat Bintang Kejora untuk pertama kalinya di samping Bendera Belanda.

Inisiasi kemerdekaan tersebut kemudian direspons cepat oleh Pemerintah Indonesia. Presiden saat itu, Soekarno, langsung mengeluarkan maklumat Tiga Komando Rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961 dengan menugaskan Mayor Jenderal Soeharto sebagai panglima dalam penyerangan terhadap Belanda dan pejuang kemerdekaan Papua Barat.

Upaya kemerdekaan Papua Barat kemudian terganjal oleh perjanjian New York Agreement pada 15 Agustus 1962. Menurutnya, perjanjian tersebut dibuat tanpa pelibatan masyarakat asli Papua.

(mir/yla/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER