Jakarta, CNN Indonesia --
Sepanjang tahun 2023 publik beberapa kali dihebohkan dengan kasus-kasus pembunuhan yang terjadi di pelbagai wilayah Indonesia.
Pelaku kasus pembunuhan itu tidak jarang juga melibatkan aparat penegak hukum mulai dari anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, anggota Paspampres, hingga anak anggota DPR RI.
Kasus-kasus pembunuhan itu tercatat didasari sejumlah motif mulai dari persoalan ekonomi, cemburu, hingga memang sudah direncanakan melalui aksi penganiayaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut CNNIndonesia.com rangkum beberapa kasus pembunuhan yang menjadi perhatian publik pada 2023:
1. Kasus mutilasi Angela oleh Ecky
Awal tahun 2023, masyarakat dihebohkan dengan adanya penemuan jasad seorang perempuan bernama Angela Hindriati (54) yang dimutilasi dan disimpan ke dalam dua boks plastik terpisah.
Boks yang berisikan tubuh korban itu disimpan oleh pelaku M. Ecky Listiantho di sebuah rumah kontrakan di Desa Lambangsari, Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Polisi menyebut Ecky memutilasi korban dengan gergaji listrik dan menyimpan jenazah korban selama kurang lebih 13 bulan.
Polisi menyebut kasus pembunuhan itu bermula ketika Angela dan Ecky terlibat percekcokan pada 25 Juni 2019, di Apartemen Taman Rasuna. Dalam cekcok itu Ecky menolak untuk menikahi Angela, sementara Angela mengancam bakal membeberkan hubungan tersebut kepada keluarga Ecky.
Pelaku yang gelap mata kemudian langsung mendorong dan mencekik leher Angela hingga tewas. Setelahnya Ecky memindahkan jasad Angela dari kasur ke lantai, ia juga pergi ke minimarket dan membeli empat bungkus kopi.
Keempat bungkus kopi itu kemudian dipindahkan Ecky ke dalam empat mangkok yang diletakkan di lantai, meja rias dan rak pakaian. Mangkok yang berisikan bubuk kopi itu digunakan untuk menyamarkan bau dari jasad Angela.
Ecky selanjutnya mengambil sejumlah barang milik korban termasuk beberapa ATM dan meninggalkan apartemen itu hingga awal Juli 2019. Ia kembali untuk menyerahkan surat perjanjian jual beli palsu antara dirinya dengan Angela kepada pengelola apartemen.
Pelaku kemudian kembali lagi ke apartemen tersebut pada akhir Juli dan mendapati korban sudah dalam kondisi membusuk dan banyak mengeluarkan cairan ke lantai. Mendapati kondisi itu, Ecky berinisiatif memutilasi korban dan langsung membeli gergaji listrik.
Proses mutilasi itu dilakukan Ecky selama beberapa hari dan seluruh jasad korban kemudian dimasukkan ke dalam boks kontainer dan disimpan di gudang apartemen. Jasad itu kemudian dipindahkan pada 5 April 2020 ke salah satu kontrakan di Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat, dan dicek sebulan sekali.
Ecky kemudian kembali berpindah kontrakan untuk menghindari kecurigaan pada 6 Mei 2021 ke Jalan Serma Achim, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat. Ia terakhir kali pindah kontrakan pada Agustus 2022 dan sempat membuka kontainer untuk melihat kondisi jasad korban.
Aksi kejam itu terungkap usai sang istri melaporkan Ecky hilang kepada polisi pada akhir Desember 2022. Selama dilaporkan hilang, Ecky sempat pergi dan menginap di kontrakan tempat jasad Angela disimpan.
Polisi yang sedianya sedang mengusut laporan hilangnya Ecky kemudian langsung menangkap pelaku di kontrakan tersebut usai mendapati temuan dua boks kontainer yang berisi jasad Angela. Atas perbuatannya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Cikarang menjatuhkan vonis penjara seumur hidup terhadap Ecky.
2. Serial Killer Wowon Cs
Pada bulan yang sama, masyarakat juga dihebohkan dengan adanya penemuan satu keluarga yang ditemukan tewas diracun di sebuah rumah kontrakan di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Tiga orang tewas akibat meminum racun yang dicampurkan ke dalam kopi. Ketiganya merupakan Ai Maemunah, Ridwan Abdul Muiz, serta Riswandi. Sementara dua lainnya berhasil diselamatkan usai dilarikan ke rumah sakit yakni Dede Solehudin dan Neng Ayu.
Racun tikus serta pestisida menjadi penyebab tewasnya ketiga korban di rumah kontrakan tersebut. Polda Metro Jaya kemudian menetapkan tiga tersangka pembunuhan dalam kasus itu. Ketiganya merupakan Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin.
Salah satu pelaku pembunuhan Wowon diketahui masih memiliki hubungan keluarga dengan para korban. Maemunah merupakan istrinya sementara dua korban lainnya merupakan anak tiri Wowon.
Polisi menyebut ketiga korban itu dihabisi nyawanya karena mengetahui aksi tindak pidana penipuan penggandaan uang yang dilakukan oleh Wowon Cs.
Berawal dari pengungkapan kasus kematian satu keluarga itu, polisi menemukan dugaan adanya enam korban lain yang juga dibunuh Wowon Cs. Empat diantaranya dibunuh oleh para pelaku di Cianjur, Jawa Barat.
Keempat korban tewas itu merupakan Noneng, Wiwin, Bayu serta Farida. Tiga dari keempat korban itu lagi-lagi memiliki hubungan keluarga dengan Wowon. Wiwin merupakan salah satu dari enam istri Wowon, kemudian Bayu merupakan anak dari Wowon dengan Maemunah yang masih berusia dua tahun.
Selanjutnya Noneng merupakan ibu dari Wiwin atau mertua dari Wowon. Sementara Farida merupakan tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penipuan. Mereka dikuburkan ke dalam tiga lubang yang ada di rumah Cianjur dan ditutupi dengan semen agar tak diketahui orang lain.
Kepada polisi, Wowon mengaku nekat membunuh Wiwin dan Noneng karena masalah uang dan cemburu. Wowon mengatakan Noneng mengaku tidak pernah menerima uang dari Wiwin yang bekerja sebagai TKW.
Sementara berdasarkan pengakuan Wiwin kepada Wowon, dirinya selalu mengirim uang setiap bulan. Dendam Wowon semakin memuncak kala Wiwi kembali ke Indonesia bersama laki-laki lain.
Khusus terhadap Bayu, Wowon mengaku sengaja membunuh anaknya yang masih balita karena dinilai terlalu rewel dan membuatnya malu kepada tetangga.
Sedangkan satu korban terakhir merupakan TKW yang bernama Siti Fatimah. Ia merupakan korban penipuan Wowon yang tewas usai menagih janji soal penggandaan uang.
Siti saat itu diminta pergi ke Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengambil uang yang dimaksud bersama dengan Noneng. Tanpa pengetahuan Siti, Wowon telah memerintahkan sang mertua untuk menghabisi nyawanya dengan cara didorong ke laut di Surabaya.
Atas perbuatannya, ketiga pembunuh berantai itu dijatuhi vonis hukuman penjara seumur hidup oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi, Rabu (1/11). Vonis itu lebih rendah dari tuntutan hukuman mati yang diajukan jaksa sebelumnya.
3. Pembunuhan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang
Kasus pembunuhan serupa dengan modus penggandaan uang kembali menghebohkan publik pada April 2023. Aksi pembunuhan itu berhasil diungkap usai adanya laporan dari salah satu keluarga korban Paryanto ke Polres Banjarnegara pada Maret 2023.
Polisi menyebut mulanya Paryanto yang merupakan warga Sukabumi tertarik dengan unggahan dari tersangka BS, kaki tangan tersangka Mbah Slamet Tohari, yang mengaku bisa menggandakan uang.
Korban kemudian melakukan kontak dengan BS dan setuju membuat kesepakatan pengadaan uang secara langsung dengan Mbah Slamet. Sejumlah uang dan mahar juga telah diserahkan pasca pertemuan itu.
Namun hasil penggandaan uang yang dijanjikan Mbah Slamet tidak kunjung terealisasi hingga berulang kali ditagih oleh korban. Puncaknya, Paryanto mendatangi Mbah Slamet seorang diri, pada 23 Maret 2023.
Ketika itu, korban sempat menghubungi anaknya berinisial SL dan meminta anaknya langsung menghubungi polisi apabila tidak mendapatkan kabar darinya hingga tanggal 26 Maret 2023.
Sejalan dengan kekhawatiran Paryanto, Mbah Slamet kemudian meracuni korban dengan potassium sianida lantaran merasa kesal karena terus ditagih uang. Jasad Paryanto selanjutnya dikubur di jalan setapak menuju hutan yang merupakan lahan milik Mbah Slamet.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di lokasi, polisi juga turut menemukan 11 jenazah lainnya yang dikuburkan ke dalam lubang yang sama di kebun milik Mbah Slamet tersebut. Beberapa jenazah diperkirakan telah lama dikubur lantaran hanya tersisa tulang belulang saat ditemukan.
Kepada polisi, Mbah Slamet mengaku mulai membunuh para korban sejak tahun 2020. Meski begitu, ia mengaku lupa seluruh identitas korban yang telah dibunuh dikarenakan bukan warga asli Banjarnegara.
Sementara itu berdasarkan proses autopsi yang telah dilakukan, polisi hanya berhasil mendapati 9 identitas dari korban Mbah Slamet. Sembilan korban itu merupakan Paryanto warga Sukabumi, dua pasang suami istri asal Lampung Irsyad-Wahyu Triningsih, dan Suheri-Riani.
Kemudian korban asal Palembang bernama Mulyadi, pasangan ibu-anak asal Magelang Theresia Dewi dan Okta Ali. Sementara identitas korban terakhir yang berhasil diidentifikasi adalah Kuwat Santoso warga Sleman, Yogyakarta.
4. Anggota Densus 88 Bripda HS bunuh supir taksi daring
Aksi pembunuhan selanjutnya dilakukan oleh anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Bripda HS kepada sopir taksi daring bernama Sony Rizal Tahitu (56).
Jasad Sony ditemukan dekat mobil Toyota Avanza yang sedang terparkir oleh di Perumahan Bukit Cengkeh I, Cimanggis, Depok, pada Senin 23 Januari 2023, sekitar pukul 04.20 WIB.
Petugas kemudian mendapati adanya KTA milik Bripda HS di lokasi dan langsung berkoordinasi dengan tim Densus 88. Pada hari yang sama dengan penemuan jasad korban, tim Densus 88 juga berhasil menangkap Bripda HS di Puri Persada, Desa Sendang Mulya, Bekasi, Jawa Barat.
Kepada penyidik, Bripda HS mengaku dengan sengaja menusuk Sony dengan tujuan ingin menguasai hartanya termasuk mobil yang ditumpanginya itu. Aksi nekat itu direncanakan HS lantaran sebelumnya telah menghabiskan uang Rp90 juta milik kakaknya dalam permainan judi.
Namun rencana itu gagal lantaran korban sempat melakukan perlawanan dengan membunyikan klakson mobil hingga membuat Bripda HS panik. Setelahnya ia berlari meninggalkan area perumahan dan meninggalkan barang pribadinya di dalam mobil korban.
Berdasarkan catatan Densus 88, Bripda HS disebut sering melakukan pelanggaran hingga berujung pemberian sanksi penempatan khusus (Patsus). Ia juga tercatat pernah menipu anggota lainnya hingga masyarakat sipil.
Selain itu, Bripda HS juga diketahui memiliki hutang hingga mencapai Rp900 juta kepada pihak perbankan maupun perorangan sejak Oktober 2022 akibat kecanduan bermain judi online.
Akibat aksinya, Densus 88 kemudian memberikan sanksi Pemecatan Tidak Dengan Hormat (PTDH) kepada Bripda HS. Selain itu Bripda HS juga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Majelis Hakim PN Depok.
5. Mahasiswa UI tewas ditikam senior
Pada Agustus tahun ini, mahasiswa Jurusan Sastra Rusia UI Muhammad Naufal Zidan (19) ditemukan tewas di kamar kosnya setelah ditikam berkali-kali oleh seniornya sendiri Altafasalya Ardnika Basya (23).
Naufal ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusukan dengan kondisi terbungkus plastik di bawah kasur kosan di Kukusan, Beji, Depok, Jumat 4 Agustus 2023. Jasad korban ditemukan setelah pihak keluarga tak bisa menghubungi korban sejak Rabu 2 Agustus 2023.
Polisi menyebut aksi keji itu dilakukan Altaf usai mengalami kerugian akibat investasi kripto sebesar Rp80 juta dan memiliki utang pinjaman online (pinjol) sebesar Rp15 juta.
Tidak ada motif dendam yang mendasari pembunuhan tersebut. Naufal dipilih menjadi korban lantaran dianggap jauh lebih sukses sehingga barang-barang milik korban dirasa bisa melunasi hutang miliknya.
Berbekal pemikiran tersebut, Altaf kemudian menjalankan aksinya pada Rabu 2 Agustus 2023, dengan membawa pisau lipat di saku celananya. Altaf mulanya mengelabui korban dengan mengajak berbincang di dalam kamar kos.
Setelahnya pelaku berpura-pura pamit pulang dan langsung menendang korban. Selanjutnya Altaf mengeluarkan pisau dan menusuk korban di bagian badan. Naufal sempat melawan dengan menggigit tangan Altaf hingga menelan cincin pelaku.
Akan tetapi Naufal tetap tumbang usai Altaf menikam leher dan dada berulang kali. Kepada penyidik, Altaf mengaku sempat belajar cara membunuh orang dengan menonton serial Narcos.
Usai pembunuhan, Altaf kemudian memasukkan jenazah korban ke dalam plastik dan disembunyikan di bawah kasur. Selain itu pelaku juga sempat menebarkan kapur barus untuk menyembunyikan bau jasad korban.
Selanjutnya Altaf melakukan rencana awalnya dengan menggasak barang-barang milik korban seperti MacBook hingga iPhone. Namun, barang itu belum sempat dijual lantaran Altaf mengaku ketakutan usai bermimpi sedang dikejar-kejar oleh Naufal.
6. Anggota Paspampres Praka RM Cs peras hingga bunuh pedagang obat Imam Masykur
Kasus pembunuhan selanjutnya terjadi pada Agustus 2023, dengan pelaku merupakan Praka RM, anggota Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan Paspampres. Sementara korban merupakan warga Bireuen, Aceh, yang bernama Imam Masykur (25).
Aksi pemerasan hingga berujung tewasnya Imam diketahui lewat unggahan yang viral di media sosial. Dalam unggahan itu korban sempat menelepon keluarganya dan minta dikirimkan uang sebesar Rp50 juta agar tidak dibunuh.
Polisi Militer menyebut perbuatan keji tersebut dilakukan Praka RM bersama dua anggota TNI lainnya yakni Praka HS anggota dari Direktorat Topografi TNI AD, Praka J dari Kodam Iskandar Muda, serta kakak ipar Praka RM yakni Zulhadi Satria Saputra yang merupakan sipil.
Dalam persidangan terungkap bahwa ketiga anggota TNI itu telah merencanakan aksi pemerasan terhadap pemilik toko obat ilegal pada Jumat 11 Agustus 2023 dan mendatangi toko korban di Tangerang Selatan pada keesokan harinya.
Setibanya di lokasi, Praka HS kemudian berpura-pura menanyakan keadaan obat keras tramadol kepada Imam Masykur. Mengetahui barang tersebut dijual, Praka HS kemudian memanggil Praka RM dan Praka J dengan menggunakan HT.
Korban yang merasa curiga lalu sempat berteriak 'rampok' dan mendorong Praka HS hingga terjatuh. Akibat aksinya itu, sejumlah warga langsung mendekat ke toko Imam hingga memiting Praka HS.
Tidak berselang lama, Praka RM dan Praka J mendekat ke toko imam sembari berteriak mengaku sebagai anggota kepolisian dan menunjukkan surat tugas palsu. Setelah mengelabui warga, ketiganya menggasak uang serta obat ilegal dari toko dan langsung membawa Imam ke mobil.
Imam ditempatkan di kursi belakang dengan diapit oleh Praka HS dan Praka J, sementara Praka RM bertugas mengendarai mobil ditemani oleh kakak iparnya. Praka RM membawa mobil ke arah Jakarta Timur melalui jalan arteri dengan harapan mendapati toko obat lainnya.
Harapan Praka RM kemudian terwujud dan berhasil menculik korban pedagang obat lainnya berinisial H di Condet, Jakarta Timur. Ketika di dalam mobil itulah baik Imam maupun H dianiaya oleh para pelaku.
Imam dipukul dengan HT dan tangan kosong di bagian wajah hingga kepala. Selain itu ia juga ditendang dan dicambuk dengan kabel listrik pada bagian punggung.
Sembari menginterogasi korban, para pelaku sempat berkomunikasi dengan Keluarga Imam dan meminta uang tebusan sebesar Rp50 juta. Pelaku juga mengancam keluarga bakal membuang Imam apabila tidak dibayarkan.
Ketika berada di Tol Cikeas, para pelaku memutuskan melepas korban H yang saat itu sudah dalam kondisi sesak nafas. Sementara Imam tetap dibawa hingga akhirnya meninggal akibat pendarahan yang berada di area otak.
Mendapati kondisi tubuh Imam yang sudah dingin dan tak bernafas, para pelaku kemudian bergerak ke Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Di sanalah jasad Imam kemudian dibuang hingga ditemukan di wilayah Karawang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, aksi pemerasan Praka RM Cs terhadap pedagang toko obat ilegal itu telah dilakukan sebanyak 14 kali terhitung sejak April 2022. Aksi itu dilakukan di wilayah Tangerang empat kali, Jakarta enam kali, Bekasi dan Depok dua kali.
Uang hasil pemerasan itu kemudian digunakan oleh para pelaku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akibat aksinya para ketiga anggota TNI itu dijatuhi vonis penjara seumur hidup dan dipecat dari dinas militernya.
7. Anak anggota DPR aniaya kekasih hingga tewas
Anak anggota DPR Fraksi PKB Edward Tannur, Gregorius Ronald Tannur ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan terhadap kekasihnya DSA (29).
Aksi pembunuhan itu berawal saat Ronald mendapat undangan berkaraoke di Blackhall KTV, Lenmarc Mall, saat sedang makan malam bersama korban di G-Walk Surabaya. Keduanya kemudian memenuhi undangan dan bergabung di ruangan karaoke nomor 7 pada pukul 21.32 WIB dan meminum alkohol bersama lima rekan lainnya.
Usai berkaraoke, pelaku dan korban sempat terlibat cekcok dan disaksikan oleh petugas dan sekuriti di Blackhole KTV. Dalam cekcok itu, Ronald beberapa kali melakukan penganiayaan seperti memukul kepala korban dua dua kali dengan botol minuman keras.
Selain itu korban juga sempat ditendang oleh Ronald hingga jatuh terduduk saat berada di dalam lift. Polisi menyebut dalam kondisi itulah korban sempat mengirim pesan suara sembari menangis kepada temannya dan mengaku sedang dihajar oleh Ronald.
Tidak berhenti di sana, tindakan kekerasan kembali terjadi ketika keduanya berada di parkiran. Korban dilaporkan sempat tergilas dan terseret sejauh lima meter oleh kendaraan pelaku.
Setelah korban terlindas dan terseret, pelaku menaruhnya di bagasi dan dibawa ke apartemen di PTC. Ketika itu, korban dilaporkan sudah berada dalam kondisi lemas, sementara Ronald terlihat sempat memberikan upaya napas buatan sambil menekan dada korban.
Merasa tak ada perubahan, Ronald selanjutnya membawa korban ke RS Nasional Hospital untuk diberikan perawatan. Namun naas korban sudah tidak bisa terselamatkan dan meninggal pukul 02.30 WIB.
Pelaku kemudian membuat laporan palsu ke Polsek Lakarsantri dan mengaku bahwa korban DSA meninggal dunia akibat sakit asam lambung. Temuan itu berbeda dengan hasil autopsi yang dilakukan RSUD dr Soetomo yang menemukan luka memar di kepala belakang, leher kanan-kiri, dan anggota gerak atas.
Selain itu terdapat juga luka memar pada bagian dada kanan dan tengah, perut kiri bawah, lutut kanan, tungkai kaki atas atau paha, hingga punggung kanan. Pada pemeriksaan internal ditemukan juga pendarahan organ dalam, patah tulang iga hingga memar di paru dan hati.
Atas perbuatannya itu, Ronald dijerat Pasal premier yakni Pasal 338 KUHP subisider Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
8. Kasus Panca bunuh 4 anaknya di Jaksel
Kasus pembunuhan terakhir yang juga menghebohkan publik yakni terkait penemuan jasad empat anak yang terjejer meninggal di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 6 Desember 2023.
Polisi menyebut kasus pembunuhan itu berawal dari aksi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan pelaku sekaligus ayah korban, Panca Darmasyah (41) terhadap istrinya D.
Aksi KDRT hingga berujung pembunuhan terhadap sang anak itu disebut berawal dari perasaan cemburu pelaku terhadap istrinya D. Penganiayaan itu dilakukan Panca pada Sabtu (2/12) hingga sang istri akhirnya dirawat di RSUD Pasar Minggu.
Ketika istrinya dirawat itulah Panca kemudian berpikiran untuk membunuh keempat anak kandungnya yang dilanjutkan dengan rencana bunuh diri. Rencana itu direalisasikan Panca pada Minggu (3/12) siang.
Aksi pembunuhan dilakukan Panca dengan membekap mulut keempat anaknya secara bergantian. Mulai dari anaknya yang paling kecil As (1), kemudian Ar (3), S (4), hingga terakhir kepada VA (6).
Setelah keempatnya tewas terbunuh, Panca sempat menata mainan-mainan milik kesukaan anak-anaknya. Setelahnya ia mencoba mengakhiri hidup dengan mengiris pergelangan tangan kanan dan kiri.
Percobaan pertama itu tidak berhasil. Panca masih selamat meski pergelangan tangannya terluka dan mengeluarkan darah. Darah itulah yang digunakan pelaku untuk menuliskan pesan 'Puas Bunda Tx for All' di lantai rumah.
Sejak percobaan bunuh dirinya gagal, Panca hanya berdiam diri di rumah bersama jasad keempat buah hatinya. Ia tidak makan dan minum selama empat hari di rumah. Namun, pada Rabu (6/12), Panca sempat meminta tolong kepada tetangganya untuk dibelikan minuman.
Pada hari itulah pelaku kembali mencoba mengakhiri hidupnya pada Rabu (6/12) dengan melukai di bagian perut. Aksi kedua ini kembali gagal hingga akhirnya Panca dan keempat anaknya berhasil ditemukan polisi di hari yang sama.
Dalam kasus pembunuhan, Panca dijerat Pasal 44 UU KDRT dan atau Pasal 80 UU Perlindungan Anak dan atau Pasal 340 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati. Sementara dalam kasus KDRT terhadap sang istri, Panca dikenakan Pasal 44 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT.