Mendengar suara tersebut, sejumlah anggota yang sedang bermain voli lantas keluar gerbang dan melihat rombongan pemotor berknalpot brong sudah melewati depan Markas Kompi B.
Namun, beberapa saat kemudian, kembali melintas dua pemotor dengan knalpot brong yang sedang memain-mainkan gas sepeda motornya.
"Lalu dihentikan dan ditegur oleh anggota selanjutnya terjadi cek-cok mulut hingga berujung terjadinya tindak penganiayaan oleh oknum anggota," ujar Richard.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 15 prajurit TNI kini ditahan buntut dugaan penganiayaan tersebut. Penahanan ini atas perintah KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak untuk mempermudah proses pemeriksaan dan penyelidikan.
"Telah memerintahkan Danyonif Raider 408/Sbh dan Denpom IV/4 Surakarta untuk menahan 15 prajurit terduga kasus penganiayaan guna memeriksa, menyelidiki dan mendalami keterlibatan oknum prajurit tersebut, serta melakukan proses hukum sesuai prosedur yang berlaku," kata Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi dalam keterangannya.
Kristomei mengatakan Maruli selaku KSAD melalui Pangdam IV/Diponegoro turut meminta maaf kepada masyarakat Boyolali atas peristiwa tersebut.
"Kodam IV/Diponegoro juga telah berkoordinasi dengan para pihak terkait untuk membantu pengobatan terhadap para korban," ucap Kristomei.
TNI AD mengungkap ada tujuh relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang menjadi korban dugaan penganiayaan oleh anggota TNI di Boyolali.
"Mengakibatkan tujuh orang masyarakat mengalami luka-luka," kata Kadispenad Kristomei.
Ketujuh korban itu adalah Slamet Andono (26), Arif Diva (20), Jaya Iqbal (22), Dimas Irfandi (22), Yanuar (22), Parjono (51), dan Lukman (19).
Berdasarkan data dari DPC PDIP Boyolali, dua relawan yang menjadi korban, yakni Arif Diva Ramandani merupakan seorang mahasiswa, sementara Slamet Andono berprofesi sebagai pekerja swasta.