Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengkritisi pemasangan bendera partai politik dan spanduk wajah calon anggota legislatif (caleg) di sejumlah wilayah selama masa kampanye Pemilu 2024.
Peneliti Formappi bidang legislasi Lucius Karus menilai spanduk itu telah mengotori pemandangan di Ibu Kota.
"Menjelang pemilu bersaing dengan caleg pendatang baru, menjejali Ibu Kota ini dengan wajah-wajah mereka. Wajah yang saya kira membuat kita tambah tidak simpatik karena mestinya yang kita terima dari mereka adalah hasil kerja," kata Lucius di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Senin (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berpendapat, semakin besar spanduk wajah mereka, maka para caleg tersebut kemungkinan tidak percaya diri dengan kemampuannya. Sebab Formappi mencatat 91 persen anggota DPR petahana kembali nyaleg.
Apabila anggota DPR petahana bekerja maksimal, kata dia, maka tak seharusnya berjibaku dengan jumlah alat peraga kampanye yang begitu banyak seperti caleg pendatang baru.
Lucius menganggap kegagalan anggota DPR saat bekerja selama ini membuat mereka takut kalah.
"Kepada anggota DPR petahana di Jakarta yang merusak pemandangan dari kota. Jadi hadiah mereka di akhir periode ini justru pemandangan yang rusak. Bukan kinerja yang luar biasa," ujarnya.
Belakangan ramai di media sosial pengguna jalan yang merasa terganggu dengan pemasangan alat peraga kampanye (APK).
Pemasangan bendera parpol dan spanduk caleg itu terpasang di tempat-tempat yang tidak seharusnya. Di antaranya, seperti di trotoar jalan yang menghalangi mobilitas di jalur pedestrian. Tak sedikit juga juga APK yang terpasang di atas jembatan penyeberangan orang (JPO) sehingga dianggap sebagai 'polusi' oleh sebagian orang.