Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali mengungkit kasus penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud oleh anggota TNI di Boyolali, Jawa Tengah pada 30 Desember lalu.
Megawati mengaku tak membela aksi para pendukungnya yang menggunakan knalpot brong. Ia hanya ingin mengkritik aksi aparat dalam insiden tersebut berlebihan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kayak tidak pernah muda saja, namanya anak muda. Bukannya saya setuju knalpot brong. Namun kan bukan begitu caranya memperingatkan," kata Mega saat menghadiri perayaan Natal PDIP dan Relawan Damai Sejahtera for Ganjar-Mahfud, di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/1) malam.
Megawati berharap insiden tersebut tak terulang. Ia mengaku tak ingin anak-anak muda menjadi korban menjelang Pemilu 2024.
Presiden kelima RI itu menilai pemerintahan juga bagian dari rakyat. Menurutnya, mereka seharusnya juga tidak menyakiti hati rakyat.
Megawati meminta agar masyarakat yang menjadi korban intimidasi tidak takut. Ia ingin masyarakat memahami bahwa aparat dan penguasa digaji oleh rakyat.
"Jadi nanti kalau ada yang intimidasi, jangan takut. Katakan, Pak sudahlah, situ anak rakyat, dibesarkan oleh rakyat, diberi gaji oleh rakyat, lewat pajak dan sebagainya," ujarnya.
Megawati pun meminta agar pihak-pihak tertentu tidak mengorbankan para prajurit dan anggota aparat di bawah untuk berhadapan dengan rakyat biasa.
"Saya ngenes karena yang disuruh turun adalah prajurit dan bintara, yang mungkin suatu hari yang disalahkan mereka juga. Tak adil kan? Tak fair kan? Betul apa tidak?" katanya.
Megawati sempat mengungkit kasus Boyolali ini pada HUT ke-51 PDIP pada 10 Januari lalu. Ia menyayangkan aksi brutal anggota TNI yang membuat relawan Ganjar babak belur.
"Lah, kok enak men yo, sampai bonyok gitu saya lihat, yang dipukuli, lah kok mulut bisa sampe sini loh, cocor, bengkak gitu," kata Megawati sambil menggerakkan tangannya ke arah jidat.
Tim Penyidik TNI telah menetapkan enam anggota TNI personel Kompi B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali sebagai tersangka dugaan penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu (30/12).
Keenam anggota TNI tersebut Prada Y, Prada P, Prada A, Prada J, Prada F dan Prada M.
"Berdasarkan alat bukti yang diperoleh dan keterangan para terperiksa, saat ini penyidik Denpom IV/4 Surakarta telah mengerucutkan 6 (enam) orang pelaku, masing-masing Prada Y, Prada P, Prada A, Prada J, Prada F dan Prada M," ungkap Kepala Penerangan Kodam IV Diponegoro Kolonel Inf Richard Harison kepada CNN Indonesia, Selasa (2/1).
B
(fra/thr/fra)