Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menggelar empat kali debat Pilpres 2024 dari lima debat yang terjadwal.
Dengan komposisi dua kali debat capres dan dua kali debat cawapres, masyarakat setidaknya semakin tahu mengenai sosok maupun visi misi calon presiden dan wakil presiden yang akan dipilih 14 Februari mendatang.
Antusias warga dalam menyaksikan kontestasi ide tersebut terlihat dari ramainya media sosial seperti Twitter dan TikTok pada waktu-waktu menjelang, saat, dan setelah dilaksanakannya debat. Video-video pendek dan meme pun menjadi penghias yang mempermanis perbedaan dukungan masyarakat dalam pesta rakyat kali ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ziya (21) salah satu mahasiswi di Jawa Barat, mengaku menonton seluruh acara debat.
Baginya, rangkaian debat Pilpres 2024 berhasil untuk ia gunakan sebagai alat untuk memperluas pandangannya terhadap ketiga paslon yang berkontestasi.
Ziya mengaku sudah memiliki kandidat yang dirasa dapat mewakili aspirasinya. Meski begitu, ia mengaku masih belum sepenuhnya dapat memutuskan. Alih-alih memutuskan secara langsung, Ziya lebih memilih untuk mengeliminasi paslon-paslon yang dirasa kurang cocok.
"Sudah ada yang lumayan oke, tapi masih 50:50. Jadi masih melihat ke depannya bagaimana dan eksekusi kampanyenya bagaimana dari calon-calon tersebut," ujarnya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.
![]() |
Banyak hal yang ia sayangkan terjadi pada saat debat pilpres lalu. Ia menilai ada beberapa pertanyaan yang tidak seharusnya dilayangkan. Selain itu terdapat juga jawaban-jawaban yang sebenarnya tidak menjawab pertanyaan yang ada.
Tapi, menurut Ziya, wajar bila debat terlihat panas dan sengit. Hal itu menjadi ajang tiap paslon saling bertanya, mengkritisi terkait visi misi maupun pandangannya.
"Ketika orang lain bicara debat terlalu panas, saya malah merasa debat itu seperti itu. Debat itu harusnya saling mengkritisi satu sama lain dalam track record-nya. Bukan hanya mengatakan visi misi dan janji-janji, tetapi juga memperlihatkan track record," ungkapnya.
Berbeda dengan Ziya, Bambang meski mengaku menikmati debat pilpres, tapi tak setuju bila ada paslon yang menyerang secara personal. Dia secara khusus menyoroti debat ketiga yang mempertemukan para capres, 7 Januari lalu.
Menurut Bambang yang kesehariannya bekerja sebagai tukang ojek pangkalan, ada upaya menyerang personal dari salah satu paslon dalam debat pilpres yang telah digelar.
"Hanya bisa menyerang saja secara personal, enggak ada misi dan gagasannya gitu kan, kita yang dicari misi dan gagasannya tapi mereka menyerang secara personal," tegas Bambang.
Meski rajin menyaksikan debat Bambang menyatakan hal itu tidak mempengaruhi pilihannya. Ia tak menggunakan debat untuk tolak ukur dalam menentukan pilihan.
Bambang menyatakan sudah mantap menentukan pilihan sebelum hari pencoblosan 14 Februari.
![]() |
Debat ketiga memang ramai dengan pro dan kontra. Dalam debat, capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyoroti kepemilikan lahan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto seluas 340 ribu hektare.
Belakangan Prabowo Subianto mengklarifikasi bahwa lahannya sekitar 500 ribu hektare dengan status hak guna usaha (HGU). Prabowo menyebut dia memang mengajukan diri mengelola lahan negara karena tak ingin orang asing yang mengelolanya.
Selain soal lahan, Anies dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo sepakat memberikan nilai rendah terhadap kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
Di panggung debat ketiga, Ganjar memberi ponten 5 kepada Menhan sementara Anies memberi nilai 11 dari skala 100 kepada Prabowo.
Hal lain yang mencuat dari debat ketiga adalah posisi defensif Prabowo yang menolak membuka data pertahanan dengan alasan masuk kategori rahasia negara.
Sebagian warga menilai apa yang dilakukan Anies dan Ganjar sebagai serangan personal bukan substansi. Sebagian lain menyebut sebagai serangan substantif dan wajar dalam sebuah debat.
Rian (28) mengaku sangat menikmati debat ketiga yang membahas pertahanan, geopolitik hingga Hubungan Internasional tersebut.
Namun dia juga menegaskan bahwa debat Pilpres 2024 tidak mempengaruhi pilihannya. Menurutnya debat memberikan sarana untuk memberikan penilaian terhadap tiap pasangan calon.
Pengamatan Ryan dari debat ketiga, capres nomor urut 1 terlihat lebih teoritis, sementara capres nomor urut 2 terlihat sudah sangat berpengalaman di bidang keamanan.
Kemudian, capres nomor urut 3 sudah bisa dilihat dari segi kinerjanya berdasarkan pengalamannya sebagai walikota, gubernur, bahkan anggota DPR.
![]() |
Lia (33) juga tetap pada pendiriannya tanpa terpengaruh penampilan paslon di debat.
Wanita yang bekerja sebagai ART ini mengaku sudah menetapkan hati dengan pilihan yang sama seperti pilpres-pilpres yang lalu.
"Ya karena yakin saja, saya yakin dia bisa itu (memimpin) Indonesia dengan baik," ungkap Lia.
![]() |
Sementara Maria (36), wanita penjual sop buah merasa terhibur menonton debat Pilpres 2024. Terutama saat debat ketiga yang menampilkan tiga capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Acara tersebut, kata dia, berlangsung seru dan lucu.
"Agak seru-seru lucu gimana gitu nonton debatnya, ya lucu aja sih jawaban dari calon-calonnya," kata Maria.
![]() |
"Enggak sih (berubah pikiran) tetap sama yang awal, enggak ada perubahan, ya dari awal lihat visi misinya sesuai sama keinginan, jadi enggak ada perubahan," katanya.
Meski begitu, Maria sempat bergurau mengenai kemungkinan berubah pilihan jika terdapat pertukaran cawapres antarpaslon.