Peserta Seleksi Dosen CPNS Kemendikbud 2023 Ungkap Dugaan Kecurangan

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jan 2024 12:26 WIB
Ilustrasi seleksi CPNS. Peserta seleksi dosen CPNS Kemendikbud 2023 mengeluhkan banyak kejanggalan dan menduga ada kecurangan dalam proses seleksi. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Jakarta, CNN Indonesia --

Peserta seleksi dosen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) 2023 mengeluhkan banyaknya kejanggalan dan dugaan kecurangan. Keluhan itu salah satunya datang dari Fathia.

"Saya merasa dicurangi," kata Fathia kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/1).

Fathia mengikuti seleksi untuk menjadi dosen di salah satu universitas negeri di Depok, Jawa Barat. Dia menjelaskan ada dua tahapan tes yang harus dilewati.

Pertama, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang terdiri dari tes wawasan kebangsaan (TWK), tes intelegensia umum (TIU), dan tes karakteristik pribadi (TKP).

Kedua, Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). Kemudian, ada dua bentuk tes SKB yaitu tes objektif dengan Computer Assisted Test (CAT) dan non-CAT dalam bentuk microteaching dan wawancara.

Fathia dinyatakan lulus SKD. Dia mendapat total skor SKD tertinggi dibandingkan dua peserta lainnya.

Skor dia 29.018. Sementara dua peserta lainnya yaitu 26.982 dan 27.346. Namun, dia dinyatakan tidak lolos dalam SKB.

Fathia menduga dia sengaja tidak diloloskan dalam seleksi SKB non-CAT. Nilai wawancara Fathia tertinggi, tetapi nilai microteaching-nya di bawah batas minimal nilai kelulusan (passing grade).

Padahal, Fathia yakin telah melakukan tes microteaching dengan baik. Dia pun menanyakan kepada penguji dan guru besar di fakultas universitas tersebut terkait kesalahan apa yang dia lakukan dalam tes microteaching. Namun, jawabannya tidak ada.

Dalam tes seleksi CPNS dosen ini, ketentuan passing grade hanya berlaku pada tes wawancara dan microteaching. Oleh sebab itu, dia menduga celah kecurangan besar pada pemberian nilai tes ini.

"Tiga ujian pertama [SKD] ada passing grade-nya. Yang terakhir [wawancara dan microteaching] tidak ada. Makanya dijadikan ajang menggugurkan kandidat tertentu meskipun nilainya tinggi, yaitu dengan memberi nilai di bawah passing grade," kata dia.

Fathia pun mengajukan sanggahan atas hasil tes tersebut. Sanggahan yang dikirimnya sangat detail. Salah satunya, dia menjabarkan materi yang dibuatnya sudah sesuai dengan ketentuan. Namun, sanggahan itu pun tak berbuah hasil.

"Sanggah saya tidak diproses, cuma dibalas template kayak yang lain. Kenapa enggak diproses?" ujarnya.

Fathia mengungkapkan beberapa peserta lain juga mengajukan sanggahan. Semuanya mendapat balasan yang sama, kecuali peserta yang melakukan audiensi dengan Kemendikbudristek.

Para peserta yang ikut audiensi, kata Fathia, belum mendapat jawaban. Dia menduga sanggahannya tengah diproses.

"Mereka audiensi ke Jakarta dan kumpulin berkas ke Itjen Kemendikbud. Sampai sekarang sanggahnya belum dijawab karena memang diproses. Sementara punya saya yang ikutin ketentuan sanggah sesuai alur BKN enggak diproses," tuturnya.

Fathia mengaku akan menerima tak lolos seleksi jika kemampuannya memang tidak mumpuni. Namun, hasil tes dia hampir semuanya tertinggi.

"Kalau aku memang kurang kompeten, aku terima. Tapi kalau gini aku kesel," keluhnya.

Ribuan peserta alami hal yang sama di halaman berikutnya...

Ribuan Peserta Seleksi CPNS Dosen Teken Petisi


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :