KRONIK

Duka Pemilu 2024, Pengawal Suara Mengantar Nyawa

CNN Indonesia
Sabtu, 24 Feb 2024 08:42 WIB
Anggota KPPS di Tanah Abang, Jakarta Pusat, meninggal saat mengantar kotak suara Pemilu 2024. Dia kelelahan bekerja hampir 24 jam.
Anggota KPPS menghitung suara dengan bantuan lampu gawai di Kelurahan Ranomeeto, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Kamis (15/2/2024) dini hari. (ANTARA FOTO/JOJON)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemilu 2024 membawa duka. Hajatan politik lima tahunan yang disebut pemerintah sebagai 'pesta demokrasi' justru banyak merenggut nyawa panitia.

Kamis (15/2) pagi, Aliyah yang tengah tertidur seketika terkejut mendengar kabar anak bungsunya, Ahmad Julfi. Pemuda 23 tahun itu mengalami kecelakaan saat bertugas sebagai Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2024.

Aliyah masih lemas ketika diminta membawa identitas Julfi ke RSUD Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di sana, anaknya sempat tidak mendapat penanganan oleh tim medis. Ibu 55 tahun itu pun bergegas menengok putranya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia ngomongnya, 'Aduh udah enggak kuat lagi ini Julfi, Mak. Udah enggak kuat lagi. Dadanya sakit'. Kan, darah semua nih mukanya," ujar Aliyah menirukan kata-kata terakhir Julfi sebelum mengembuskan napas terakhir.

Julfi adalah anggota KPPS yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 066 Kebon Kacang, Tanah Abang. Ini bukan pengalaman pertamanya, karena dia juga pernah menjadi petugas KPPS pada Pemilu 2019.

Rekan satu TPS Julfi, Rohani (39) bercerita. Malam sebelum hari pemungutan suara Pemilu 2024, hujan mengguyur daerahnya pada Selasa (13/2). Kondisi ini membuat KPPS bekerja ekstra. Mereka memastikan tidak ada tenda yang bocor sambil mempersiapkan administrasi dan perlengkapan lainnya.

Rohani mengatakan mestinya mereka beristirahat malam itu, tetapi waktu tidurnya dipakai untuk menjaga TPS. Padahal seharian mereka juga mencari nafkah. Termasuk Julfi yang sehari-hari bekerja sebagai asisten toko minimarket.

Malam jelang pencoblosan itu, Julfi tidur di pos dekat TPS. Rohani membangunkan Julfi sekitar pukul lima pagi. Mereka bersiap membuka TPS, mengelap meja-kursi dan mengambil logistik pemilu.

Kerja Berat KPPS, Pengawal Demokrasi Rakyat yang SesungguhnyaAliyah menunjukkan foto almarhum putranya, Ahmad Julfi, yang disimpan di ponsel. (CNN Indonesia/Poppy Fadhilah)

Proses pemungutan suara di TPS 066 berjalan lancar hingga pukul 13.00 WIB. Panitia kemudian melanjutkan proses penghitungan suara. Terdapat 205 daftar pemilih tetap (DPT) yang tercatat di sana, namun hanya 166 warga yang menggunakan hak suaranya di TPS itu.

Kegiatan KPPS di TPS berlanjut hingga dini hari. Mereka hanya jeda istirahat untuk makan dan salat. Lewat pukul tiga pagi, proses rekapitulasi suara di TPS berakhir tanpa kendala berarti.

"Karena faktor hujan kali ya, gimana ya, kita capek lah. Istilahnya gue harus beberes lagi gitu, kan. Ditambah saksi-saksi minta rekapan C1 kan, nah kita harus fotokopi yang banyak," kata Rohani.

Julfi sempat mengaku lelah kepada Rohani, sesaat sebelum mengantar logistik pemilu pada Kamis dini hari. Meski kelelahan, dia tetap berangkat mengantar kotak suara dari TPS ke Gelanggang Olahraga (GOR) Kecamatan Tanah Abang.

"Pas terakhir mau nganter, 'Capek ya, Bu' dia bilang. 'Iya. Kuat, enggak? Pelan-pelan, ya' saya bilang," ujar Rohani mengenang keluhan Julfi.

Pukul 03.30 WIB, Julfi berangkat mengantar kotak suara DPRD Provinsi bersama Randi, anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) TPS. Mereka naik sepeda motor dengan kotak suara dipangku di tengah. Anggota KPPS lain, termasuk Rohani, juga mengantar kotak suara naik sepeda motor.

Baru berjalan sekitar 600 meter, tepatnya di depan halte Rusun Tanah Abang Jalan KH Mas Mansyur, Julfi mengalami kecelakaan tunggal. Wajahnya bersimbah darah. Randi juga mengalami luka parah di bagian tangan. Sementara kotak suara terlempar ke seberang jalan, kondisinya rusak.

Kerja Berat KPPS, Pengawal Demokrasi Rakyat yang SesungguhnyaRohani, anggota KPPS 066 Kebon Kacang, Tanah Abang, bercerita tentang keluhan Julfi. (CNN Indonesia/Poppy Fadhilah)

Rohani yang mendengar suara tabrakan lalu berbalik arah untuk melihat siapa yang kecelakaan. Namun dia tidak mengenali korban kecelakaan itu adalah Julfi. Dia juga tidak melihat kotak suara di sekitar lokasi.

"Muka udah ketutupan darah. Jadi saya enggak mengenali. Saya lihat kejangnya (korban) di lokasi," tutur Rohani.

Warga berkerumun membantu korban di tempat kejadian perkara (TKP). Rohani lalu melanjutkan perjalanan ke GOR karena berpikir semua rombongannya telah menunggu di sana.

Sesampainya di GOR, Julfi tidak terlihat keberadaannya. Tak lama, ada kabar melalui telepon bahwa Julfi kecelakaan. Konsentrasi terpecah. Ketua KPPS, Sutamaji mengambil kotak suara di TKP. Sebagian anggota mengamankan kotak suara di GOR. Sementara yang lain melihat kondisi Julfi.

Di tengah duka, surat suara harus tetap dijaga. Proses pemilu mesti jalan terus, apapun kondisinya.

Lihat Juga :

Korban sempat terabaikan

Kabar mengenai Julfi kecelakaan juga sampai ke TPS sebelah. Salah satu anggota KPPS TPS 067, Bambang bercerita tentang kecelakaan yang menimpa sepupunya itu.

Kala itu, Bambang tengah bersih-bersih TPS seusai mengantar logistik. Tiba-tiba korban, Randi datang diantar ojek online (ojol).

"Dia teriak-teriak 'Tolong, tolong tangan saya patah'. Saya tanya kecelakaan di mana? 'Itu di depan' katanya," ujar Bambang.

Bambang langsung berangkat ke TKP bersama Ketua TPS 067. Di sana, warga telah berkumpul, namun korban kecelakaannya sudah tidak di tempat. Bambang mendapat informasi bahwa korban kecelakaan telah dibawa oleh warga ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Bambang mendapat penjelasan dari pihak dokter bahwa kecelakaan tidak ditanggung BPJS. Saat itu, Julfi juga tidak segera mendapat penanganan medis karena tak membawa kartu identitas untuk proses administrasi pendaftaran.

Bambang kemudian pulang mencari berkas identitas korban sekaligus mengabarkan ibunda Julfi, Aliyah.

Setelah administrasi beres, Julfi baru ditangani tim medis. Korban sempat bertemu sang ibu dan mengucapkan kata-kata terakhir. Namun nyawa Julfi tak tertolong di rumah sakit.

Tujuh hari berselang, jalan di depan rumah Julfi disulap menjadi dapur dadakan oleh warga sekitar. Ibu-ibu bergotong royong memasak untuk acara tahlilan tujuh hari berpulangnya Julfi.

Rohani menyebut santunan dari KPU RI belum diterima. Pihak keluarga kini tengah mengurus administrasi berkas untuk mengajukan santunan tersebut.

Ditemui terpisah, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tanah Abang Ahmad Syahrizal mengatakan pihaknya turut berduka cita atas berpulangnya Julfi.

Syahrizal juga menyebut pihaknya telah memberikan santunan untuk Julfi. Adapun terkait santunan dari KPU RI masih proses pengurusan.

"Hak-hak beliau sedang diurus oleh kami," kata Syahrizal.

Kerja Berat KPPS, Pengawal Demokrasi Rakyat yang SesungguhnyaKondisi kotak suara yang dibawa Julfi dan Randi setelah kecelakaan di Tanah Abang, Jakarta Pusat. (CNN Indonesia/Poppy Fadhilah)

Dia mengatakan kecelakaan yang menewaskan Julfi menyisakan trauma bagi para anggota KPPS TPS 066. Kotak suara yang dibawa korban masih terbungkus plastik dengan sobekan di beberapa sisinya.

"Kami abadikan kotaknya. Ada tuh. Orangnya meninggal, kotaknya hancur, tapi tidak merusak surat suara dan lainnya," kata Syahrizal.

Baca halaman berikutnya: Gugur Puluhan Petugas Pemilu 2024

Gugur Puluhan Petugas Pemilu 2024

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER