Banjir Bandang di Kendari, BPBD Tetapkan Status Tanggap Darurat
Banjir bandang terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara, sejak Rabu (6/3) malam hingga Kamis (7/3) dini hari. Hujan deras yang mengguyur Kota Kendari mengakibatkan debit air tinggi dan merendam sejumlah rumah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendari menetapkan status tanggap darurat.
"Kami menetapkan dari status siaga ke tanggap darurat," kata Kepala BPBD Kendari, Fadli Suparman.
Saat ini, Tim BPDB Kendari masih melakukan pendataan terhadap warga yang terdampak banjir akibat hujan deras sejak semalam.
"Iya banjir tadi malam, jumlah terdampak kita belum punya datanya, karena masih kita lakukan pembersihan lumpur di rumah-rumah warga dan penyedotan air. Jadi kami belum bisa dapatkan data warga terdampak," terangnya.
Meski demikian, kata Fadli, kondisi air saat ini telah surut, namun pihaknya masih melakukan pembersihan lumpur yang masih menggenangi rumah warga.
"Air sudah surut tinggal lumpur, kita sementara ini semprot lumpur dari rumah warga termasuk," pungkasnya.
Akibat bencana tersebut, seorang anggota TNI meninggal dunia akibat tersengat listrik saat menguras air di rumahnya.
Manager PLN UP3 Kendari Munawir Liling mengatakan kejadian itu terjadi pada pukul 02.30 WITA, Serka PP tersengat listrik saat mengoperasikan mesin air untuk mengisap air yang masuk ke dalam rumahnya.
"Beliau tersengat di instalasi rumahnya saat mengoperasikan alkon listrik di sambungan instalasi rumah untuk menguras air genangan," kata Munawir dalam keterangan tertulisnya, Kamis.
Kemudian korban terpeleset ke lantai, lalu tak sengaja memegang mesin pompa air hingga tersengat listrik.
"Terpeleset dan refleks memegang alkon lalu tersengat. Beliau sempat minta tolong dan keluarga mencabut colokkan lalu membawa ke RS Bhayangkara," pungkasnya.
(mir/isn)