Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menyebut kondisi hilal di langit Makassar, Sulawesi Selatan, untuk menentukan 1 Ramadan 1445 Hijiriah terhalang cuaca.
Pemantauan hilal atau bulan sabit tipis penentu awal bulan hijriah dilakukan di atap salah satu mal di kawasan Metro Tanjung Makassar pada ketinggian 25 meter di atas permukaan laut.
"Pada hari ini cuacanya kurang baik, agak mendung. Jadi kemungkinan dengan ketinggian hilal yang cukup rendah yaitu 0,21 kemungkinan untuk pengamatan sangat sulit hari ini," kata Koordinator Bidang Observasi BMKG Wilayah IV Makassar Jamroni, Minggu (10/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemantauan hilal ini akan dilakukan pada pukul 18.17 WITA dan akan berlangsung selama dua menit 55 detik.
"Kondisi sangat sulit sekali, kemungkinan besar tidak terlihat apalagi dengan tinggi Bulan yang sangat rendah yaitu, 0,2 derajat atau pengamatan yang bisa dilakukan hanya dua menit saja, itu sulit sekali," ungkapnya.
Diperkirakan hilal di Makassar berada di posisi 0,21 derajat yang artinya hasil tersebut belum memenuhi kriteria Imkanur Rukyat menurut kesepakatan Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura (MABIMS).
Patokan MABIMS sendiri adalah tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi atau jarak sudut Matahari-Bulan 6,4 derajat.
"Jadi kalau kita ikuti kriteria MABIMS yaitu visibilitas terlihatnya hilal adalah 3 derajat dan elevasinya sekitar 6,4 derajat," jelasnya.
Hasil pengamatan tersebut, kata Jamroni akan dikirim ke Kementerian Agama untuk sebagai laporan dalam penentuan penetapan 1 Ramadan pada saat Sidang Isbat.
"Hal tersebut nanti ditentukan kementrian agama melalui sidang isbat. Hasil ini akan dikirim," imbuhnya.
BMKG menerjunkan tim untuk melakukan pengamatan di 33 titik, termasuk Makassar.
(mir/arh)