Sebanyak 26 ekor badak bercula satu (bacusa) diperkirakan mati dibunuh pemburu liar di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Kapolda Banten Irjen Pol Abdul Karim menyebut cula-cula badak hasil perburuan di Ujung Kulon itu diduga dijual hingga ke China.
Polda Banten belum melakukan pencarian penjualan cula ilegal tersebut ke negeri tirai bambu. Sebab, Polda Banten masih fokus melakukan operasi kepolisian di wilayah Taman Nasional Ujung Kulon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Polda Banten telah menangkap dua orang yang diduga menjadi penghubung atau calo penjualan cula badak dari Indonesia ke China. Kini, mereka ditahan di balik jeruji besi sel Polda Banten.
Calo cula badak itu merupakan warga negara China.
"Sebelumnya sudah diamankan yang menjual sampai ke Tiongkok. Nilainya yang paling mahal dijual ke Tiongkok, untuk obat dan kosmetik. Orang China ada dua (yang ditangkap). Di Tiongkok [China] ada pasar yang belum kami amankan," kata Dirkrimum Polda Banten, Kombes Pol Yudhis Wibisana.
Lebih lanjut, Polda Banten juga sudah menangkap belasan orang terkait perburuan badak bercula satu tersebut.
"Kurang lebih dari hasil pemeriksaan, termasuk kita lakukan pengecekan TKP, total badaknya 26, pelakunya 13 (orang)," jelas Kapolda Banten Irjen Pol Abdul Karim di kantornya, Serang, Banten, Kamis (30/5).
Abdul menerangkan bahwa jumlah 26 badak mati karena diburu itu berdasarkan pengakuan para pemburu liar yang sudah ditangkap Polda Banten.
Untuk memastikan jumlahnya, maka diperlukan penemuan tulang belulang badak bercula satu, kemudian diperiksa di laboratorium.
"Jadi untuk jumlahnya saya rasa masih simpang siur, bisa lebih bisa juga kurang, karena namanya pengakuan kan belum tentu penemuan tulang badaknya itu," jelas Abdul.
Tak hanya itu, Abdul mengklaim polisi masih terus mengejar jaringan pemburu liar lainnya.
Setidaknya, tutur Abdul, terdapat dua jaringan pemburu liar yang baru terdeteksi oleh kepolisian.
Polda Banten berjanji bakal membuka secara utuh ke masyarakat jika para pelaku sudah tertangkap.
"Masih ada satu jaringan lagi, rencananya kita masih melakukan upaya penangkapan, nanti kalau sudah utuh nanti saya akan rilis," sebut dia.
(pop/wis)