Viral Video Pengetahuan Siswa, Benarkah Pendidikan RI Memprihatinkan?

CNN Indonesia
Rabu, 06 Nov 2024 15:04 WIB
Kualitas pendidikan Indonesia belakangan ramai disorot menyusul viral video-video eksperimen pengetahuan dasar yang menunjukkan keterbatasan pengetahuan siswa.
Pemerintah tak lagi menerapkan Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan siswa. Belakangan, muncul wacana menerapkan lagi Ujian Nasional di tingkat sekolah. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Di sisi lain, para siswa menyoroti perbedaan kualitas pendidikan yang mereka rasakan.

BS (17) dari SMA negeri di wilayah Pancoran menilai ada ketimpangan kualitas sekolah. Hal itu diamini oleh CR (16) siswa SMA swasta di wilayah Kebayoran.

Berdasarkan pengalaman dari teman-temannya, CR menarik kesimpulan ada perbedaan sangat besar antara sekolah negeri, swasta biasa, dan sekolah internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara pendidikannya agak susah pukul rata sih, soalnya kalau [sekolah] internasional, swasta sama negeri, jomplangnya beda banget," tuturnya ketika ditemui, Jumat (1/11).

CR menyebut salah satu perbedaan itu ada pada kompetensi guru. Namun dia tak menjelaskan lebih lanjut soal sekolah mana yang memiliki guru lebih berkualitas.

"Guru-gurunya itu enggak semuanya pukul rata kompeten. Selain itu kadang-kadang kurang transparan. Ada beberapa sekolah yang naikin nilai nilai rata-ratanya sehingga dia rankingnya lebih naik," ujar CR.

Kurikulum Merdeka juga mendapat sorotan. Beberapa siswa merasa kesulitan karena harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang berubah secara cepat.

Salah satu program pembelajaran dalam kurikulum tersebut, yakni Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

P5 mengharuskan siswa untuk membuat proyek dengan berbagai tema dan bekerja dalam kelompok. Sejumlah siswa menganggap program tersebut membatasi waktu belajar individu mereka lantaran tingginya tuntutan kerja kelompok. Akibatnya, mereka merasa kurang intensif dalam memahami materi akademis seperti matematika, biologi, geografi, sosiologi, dan sebagainya.

Akan tetapi ada juga yang memberikan penilaian positif terhadap Kurikulum Merdeka. D

MA (15) dari sebuah SMA negeri di wilayah Tebet, berkata beberapa hal dari kurikulum itu membuat siswa lebih mandiri dan mengasah nalar kritis.

SB (15), siswi kelas X SMA, merasa sistem pendidikan sekarang sudah lebih baik dari sistem sebelumnya.

"Dulu kita enggak ada P5, enggak ada praktik-praktik. Itu menurut aku upgrade, sih," ujar SB.

SB berkata P5 membantu siswa menerapkan ilmu yang didapat di sekolah ketika berada di lingkungan sosial. Hal itu, menurutnya, salah satu aspek penting dalam proses belajar.

Atas beragam respons siswa, Cecep mengatakan penerapan Kurikulum Merdeka tak bisa sepenuhnya dihapus atau dipertahankan. Kurikulum Merdeka sudah seharusnya dipertimbangkan ulang.

"Kalau saya menyarankan, dikaji ulang deh kurikulum merdeka itu. Apalagi kan menteri baru nih, mana sih yang baiknya, mana yang kurangnya gitu. Jadi jangan dulu dibilang dipertahankan, justru dievaluasi dulu," tegasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa keberhasilan kurikulum sangat bergantung pada kualitas guru. Ia menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru untuk memastikan kurikulum dapat berjalan efektif.

"Yang bisa menghidupkan kurikulum itu guru, karena guru yang bisa menghidupkan kurikulum maka gurunya harus berkualitas, harus punya kompetensi," jelasnya.

Cecep menambahkan bahwa program pemberdayaan guru melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan harus tetap dilakukan untuk menjamin kualitas pendidikan di tiap sekolah.

"Jadi harus ada model pembinaan guru, sehingga gurunya menjadi guru-guru yang berkualitas," ujarnya.

(arn/wis)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER