Deret Kriminal 2024: Ronald Tannur hingga Remaja Bunuh Ayah-Nenek

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Des 2024 09:40 WIB
Tahun 2024 diwarnai sejumlah kasus kriminalitas brutal. Pemerkosaan, pembunuhan, dan penyiksaan terjadi bahkan di lingkaran keluarga.
Indra Septiarman, tersangka pemerkosaan dan pembunuhan terhadap gadis penjual gorengan Nia Kurnia Sari. (Bid Humas Polda Sumatra Barat)

Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatera Barat diperkosa dan dibunuh oleh sejumlah pria.

Kejadian berlangsung 6 September 2024. Indra Septiarman menyekap Nia yang sedang berjalan pulang. Indra membawa Nia ke daerah perbukitan.

Berdasarkan keterangan polisi, Nia sudah tak bergerak setelah disekap. Namun, tak dipastikan apakah korban sudah tewas saat itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di daerah perbukitan, Indra memperkosa Nia. Setelah itu, ia mengubur Nia di lokasi tersebut. Kebejatan Indra terungkap beberapa hari setelahnya saat warga menemukan jasad Nia terkubur dengan tangan terikat dan tanpa busana.

Indra sempat hilang saat polisi melakukan pencarian. Indra baru berhasil ditangkap 11 hari kemudian.

Polisi menetapkan Indra sebagai tersangka pemerkosaan dan pembunuhan. Polisi juga menangkap MJ dan DN yang merintangi penyidikan dengan membantu Indra kabur.

Penganiayaan bos animasi

Bos Brandonville Studios Cherry Lai dilaporkan ke kepolisian oleh karyawannya atas tuduhan penganiayaan. Warga negara Hong Kong itu disebut melakukan kekerasan fisik dan verbal.

Korban mengaku dipaksa pulang dini hari saat dirinya sedang mengandung. Akibatnya, ia melahirkan secara prematur. Bahkan, anaknya meninggal dunia empat bulan kemudian.

Korban juga bercerita pernah dihukum naik-turun tangga sebanyak 45 kali di malam hari. Selain itu, korban juga dihukum menampar diri sendiri sampai 100 kali.

Perusahaan itu disebut sudah tutup, tetapi Cherry telah membuka perusahaan baru. Setelah dilaporkan ke polisi, Cherry meninggalkan Indonesia.

"Informasi diterima oleh Kasat Reskrim bahwa sekitar 29 Agustus 2024 terlapor sudah terdata meninggalkan Indonesia," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam konferensi pers, Rabu (18/9).



Efek media sosial

Kriminolog Universitas Indonesia Arthur Josias Simon Runturambi mengatakan kriminalitas sadis di tahun 2024 bisa dipengaruhi banyak hal. Salah satu faktor yang paling mungkin adalah kemajun media sosial.

Josias mengatakan kriminalitas dahulu mungkin hanya dipengaruhi kondisi sosial di sekitar pelaku. Saat ini, setiap orang bisa terpengaruh kondisi sosial yang ditampilkan internet.

"Acuannya itu kan tidak hanya yang dipelajari secara sosial, secara ekonomi, tapi juga yang dibuka di gadgetnya. Nah itu semua saling ini saling bertautan," kata Josias saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (18/12).

Josias mengatakan sebagian kriminalitas brutal mungkin didorong oleh keadaan ekonomi yang sulit. Namun, hal itu tak berlaku dalam kasus-kasus seperti Ronald Tannur dan anak bunuh ayah-nenek di Cilandak.

Pelaku dua kasus itu hidup di keluarga menengah ke atas. Josias berkata ekonomi jelas bukan faktor pemicu. Menurutnya, bisa saja dipengaruhi oleh hubungan keluarga yang kurang baik.

Josias berpendapat hal terpenting yang harus dilakukan saat ini adalah mencegah kriminalitas-kriminalitas brutal itu terjadi lagi. Dia berkata semua elemen masyarakat harus bergerak mencegah copying atau peniruan.

Dari level terbesar, pemerintah harus menegakkan hukum dengan baik. Selain itu, diperlukan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan ketahanan individu agar tak berbuat kriminal.

Di level menengah, ada peran keluarga dan lingkungan. Menurutnya, masyarakat harus menciptakan lingkungan yang baik demi mencegah kejadian serupa.

"Tingkat mikro ya, meso mungkin keluarga. Jadi tergantung perpaduan rari berbagai tingkatan itu untuk membentuk ketahanan yang relatif kuat di individu dan keluarga," ujarnya.

(dhf/isn)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER