Apsifor Ungkap Sosok Diplomat Arya Daru di Mata Orang Sekitar

CNN Indonesia
Rabu, 30 Jul 2025 10:52 WIB
Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan dikenal bertanggung jawab dan suportif terhadap rekan kerja. Dia digambarkan sebagai orang yang bisa diandalkan.
Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan dikenal bertanggung jawab dan suportif terhadap rekan kerja.CNN Indonesia/Tunggul
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) mengungkap sosok diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) di mata orang sekitarnya.

Ketua Umum Apsifor Nathanael E. J. Sumampouw mengatakan gambaran kepribadian almarhum berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis dengan metode autopsi psikologis.

"Almarhum merupakan individu yang dikenal lingkungannya sebagai pribadi dengan karakter positif. Beliau bertanggung jawab, suportif terhadap rekan kerja, pekerja keras, sangat diandalkan, dan merupakan individu yang peduli terhadap lingkungannya," kata Nathanael dalam konferensi pers, Selasa (29/7).

Nathanael juga menyebut pihaknya tak menemukan dugaan bullying atau perundungan di lingkungan kerja Arya. Sebab, di mata rekan kerjanya, Arya justru merupakan sosok yang kerap memberikan motivasi.

"Mengenai bullying kami mendapatkan data malah sebaliknya, di lingkungan kerja yang bersangkutan dipersepsikan oleh atasan sebagai staff yang sangat bisa diandalkan," tutur dia.

"Dipersepsikan oleh rekan kerja menjadi kolega yang sangat positif, bertanggung jawab dan juga tempat bertanya dan memberikan motivasi kepada rekan kerja dan kebudayaan kepada junior," sambungnya.

Namun, sebagai sosok yang selalu berusaha menampilkan karakter diri dan kualitas diri di lingkungan, Arya disebut mengalami kesukaan dalam mengekspresikan emosi negatif yang kuat, terutama dalam situasi tekanan yang tinggi.

"Tekanan tersebut dihayati secara mendalam sehingga mempengaruhi bagaimana almarhum memandang dirinya, memandang lingkungan, memandang masa depan. Almarhum berusaha menginternalisasi berbagai emosi negatif yang dirasakan dan berupaya tidak menunjukkannya di depan orang lain," ucap dia.

Nathanael menyebut karakteristik kepribadian Arya yang berusaha untuk menekan apa yang dirasakan, membuatnya mengalami hambatan dalam mengelola psikologis negatif yang dialami secara adaptif dan cenderung berusaha untuk menutupinya.

"Dinamika dalam diri tersebut membuat almarhum mengalami hambatan personal untuk mengakses dukungan, bantuan psikologis dari lingkungan terdekat, dan tenaga kesehatan mental," kata dia.

"Setelah terakumulasi, penghayatan almarhum tersebut mengenai dirinya, masalah tekanan hidup, di episode terakhir kehidupannya ini, kemudian mempengaruhi proses pengambilan keputusan almarhum terkait cara kematian atau upaya untuk mengakhiri kehidupannya," lanjutnya.

Sebelumnya, berdasarkan temuan tim digital forensik dari alat komunikasi atau handphone yang dikuasai atau digunakan Arya Daru, terdapat dua segmen yang menggambarkan keinginan bunuh diri.

"Dari handphone tersebut, kami menemukan adanya pengiriman e-mail yang dimiliki atau digunakan oleh pengguna digital evident (bukti digital), alamatnya adalah [email protected] dikirim ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang yang memiliki emosional yang mengalami perasaan tertekan dan putus asa termasuk yang dapat menyebabkan bunuh diri," ujar Ahli Digital Forensik Polri Ipda Saji Purwanto dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa.

Perangkat komunikasi tersebut aktif pertama kali pada 29 Juni 2019, dan terakhir digunakan pada 27 September 2022.

Segmen pertama di tahun 2013, tepatnya dimulai dari tanggal 20 Juni sampai dengan 20 Juli. Ipda Saji mengatakan sudah menyampaikan temuan tersebut ke penyidik yang menangani perkara.

"Pada intinya adalah menceritakan tentang alasan ada keinginan untuk bunuh diri," kata dia.

Selanjutnya segmen kedua pada tahun 2021, dimulai dari tanggal 24 September hingga 5 Oktober 2021.

"Pengirimannya adalah 9 segmen. Intinya adalah sama, ada niatan yang semakin kuat untuk melakukan bunuh diri karena problem yang dihadapi," ungkap Ipda Saji.

(dis/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER