Keluarga akan terus menuntut keadilan atas meninggalnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang meninggal dunia karena diduga mengalami penyiksaan oleh para seniornya.
"Sampai kapanpun kami akan tetap menuntut keadilan atas anak kami ini [yang] sudah mati," kata Meiske Namo, tante kandung dari Prada Lucky di rumah duka Sabtu (9/8) menjelang ibadah pemakaman.
Menurutnya, pihak TNI harus jujur mengungkap penyebab kematian Prada Lucky. Ia berharap agar penyebab kematian diungkapkan seterang-terangnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untung anak kami yang mati ini tentara, kalau bukan tentara pasti peti dilarang untuk dibuka," ujai Meiske.
Sementara Yo Suprapto, nenek dari Prada Lucky, mengaku banyak keturunannya yang bergabung dengan TNI. Tapi, baru kali ini ada anggota keluarganya yang tewas dengan sangat memilukan.
"Lucky ini keturunannya mulai dari kakek, bapaknya, dan juga om-omnya tentara. Ini sungguh menyakitkan," ucapnya di rumah duka.
Yo sangat menyesalkan peristiwa yang dialami Prada Lucky.Ia mengaku tak akan lagi mengizinkan keturunannya untuk bergabung TNI jika harus menjadi korban.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, ratusan pelayat telah memadati tenda duka untuk mengikuti ibadah pemakaman Prada Lucky pada Sabtu (9/8) pagi.
Ibadah pemakaman yang dimulai tepat pukul 12.00 WITA ini dipimpin Pendeta Lenny Walunguru dan diikuti oleh keluarga, warga, dan juga teman-teman mendiang.
![]() |
Jenazah akan dimakamkan di TPU Kapadala, Kupang usai ibadah pemakaman.
Prada Lucky, prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo, tewas diduga akibat mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh seniornya di asrama batalyon.
Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8). Dia sempat menjalani perawatan selama empat hari di Intesive Care Unit RSUD Aeramo, Nagekeo.
Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke Kupang setelah dijemput oleh orangtua kandungnya pada Kamis (7/8).
(ely/asr)