Keluarga Prada Lucky soal 4 TNI Tersangka: Kenapa Cuma Pangkat Pratu?

CNN Indonesia
Senin, 11 Agu 2025 11:01 WIB
Keluarga Prada Lucky merespons 4 prajurit TNI pangkat Pratu jadi tersangka. (CNN Indonesia/Elly)
Kupang, CNN Indonesia --

Keluarga dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo merespons penetapan empat prajurit TNI Angkatan Darat (AD) yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan hingga tewas.

Lusi Namo, kakak Prada Lucky mengatakan pelaku bukan hanya empat orang saja. Keluarga yakin pelaku pasti lebih dari empat orang.

"Pastinya lebih dari empat orang," kata Lusi kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/8).

Dia menuturkan dari informasi yang diperoleh keluarga, pada setiap pergantian piket Prada Lucky selalu mendapat kekerasan dari seniornya. Sehingga, kata Lusi, ada banyak tangan yang melakukan pemukulan terhadap adiknya.

Dia menduga keempat prajurit yang sudah lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka adalah mereka yang memukul paling banyak atau paling parah.

"Mungkin yang empat orang ini yang pukul paling parah, tapi yang pasti yang lain juga ikut pukul," ujarnya.

Kendati demikian, keluarga juga mempertanyakan alasan hanya prajurit pangkat terendah di TNI alias Pratu saja yang ditetapkan tersangka. Keluarga yakin ada senior yang pangkatnya lebih tinggi seperti perwira yang ikut serta dalam penganiayaan.

"Tapi yang jadi tanda tanya besarnya itu kenapa hanya pangkat Pratu saja yang pelaku utamanya, pangkat besar kenapa tidak?" sambung Lusi sambil meneteskan airmata.

"Tuntutan keluarga harus sesuai kepada semua pelaku yang melakukan penganiayaan, karena Lucky punya nyawa sudah hilang," tambahnya.

Lusi mengungkapkan jangan hanya korbankan empat prajurit yang berpangkat pratu lalu yang lainnya dilindungi. Dia menduga belasan pelaku lainnya yang diduga ikut melakukan penganiayaan terhadap Lucky dilindungi karena ada yang berpangkat besar.

"Kami keluarga, saya dan mama saya akan tetap tuntut keadilan buat Lucky, mereka bisa bungkam ayah saya yang juga tentara tapi tidak bagi saya dan mama saya," tegasnya.

Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo tewas diduga akibat alami penyiksaan yang dilakukan oleh seniornya di dalam asrama batalyon.

Di sisi lain, Gubernur Nusa Tenggara Timur Emenuel Melkiades Laka Lena mengharapkan agar tidak ada lagi kekerasan yang berakibat fatal seperti yang menimpa Prada Lucky. Melki juga mendukung penuh pihak keluarga untuk mencari dan mendapatkan keadilan.

"Selaku Gubernur NTT, Saya mendukung langkah dan sikap orang tua dari Prada Lucky, Pak Kristina Namo dan Ibu Sepriana Paulina Mirpey melakukan proses dan upaya hukum atas meninggalnya Prada Lucky," ujarnya.

Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8). Dia sempat menjalani perawatan selama empat hari di Intesive Care Unit RSUD Aeramo, Nagekeo.

Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke Kupang setelah dijemput oleh orangtua kandungnya yakni Serma Kristian Namo dan Ibunya Sepriana Paulina Mirpey pada Kamis (7/8). Setelah dua hari disemayamkan di rumah duka, jenazah Prada Lucky dimakamkan pada Sabtu (9/8) dengan upacara kemiliteran. 

(ely/dal)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK