Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto melepas keberangkatan dua Pesawat C-130J Super Hercules milik TNI AU yang membawa bantuan untuk Palestina khususnya warga Gaza yang saat ini kelaparan karena aksi terorisme dan genosida Israel dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (13/8).
Agus mengatakan pemberangkatan itu merupakan perintah dari Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia berperan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan untuk Palestina via Yordania. Ada sekitar 800 ton bantuan yang disalurkan melalui airdrop.
"Satgas Garuda Merah Putih II menggunakan 2 Pesawat Hercules dari Skadron Udara 31 dengan total 66 personil, terdiri dari unsur TNI, kementerian dan lembaga, dan media nasional, yang akan distribusikan total 800 ton bantuan kemanusiaan dari baznas, dan dukungan bahan makanan dari Kemhan," kata Agus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen Tri Budi Utomo menjelaskan bantuan 800 ton itu terdiri dari bahan makanan, obat-obatan, selimut dan logistik lain. Ia mengatakan di Yordania, sudah ada bantuan-bantuan yang telah dikumpulkan terlebih dahulu.
"Misi ini juga bermakna bahwa strategi yang akan dilaksanakan adalah mewujudkan komitmen kemanusiaan Indonesia, yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia," ujarnya.
Tri mengatakan Royal Jordanian Air Force telah memetakan lokasi-lokasi yang menjadi titik airdrop. Menurutnya, penyaluran bantuan via airdrop lebih aman dibanding metode lainnya.
"Jadi ini kita merupakan suatu tim yang sudah disiapkan oleh Royal Jordanian Air Force dan tim ini sudah meninjau titik-titik lokasi dan diinfokan ada 10 titik yang akan dijadikan airdrop. Itu sudah dicek dan steril dan tentang keamanannya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Cadangan Nasional (Kabacadnas) Kemhan RI, Letjen TNI Gabriel Lema mengatakan Satuan Tugas (Satgas) Garuda Merah Putih II siap diberangkatkan untuk melaksanakan misi bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina.
Satgas Garuda Merah Putih II merupakan kelanjutan dari misi pertama yang telah sukses dilaksanakan tahun lalu. Dalam pelaksanaan sebelumnya, satu pesawat berhasil mengirimkan bantuan logistik langsung ke Gaza sesuai kondisi medan.
Kini, misi kedua akan diperkuat dengan dua pesawat C-130J-30 Super Hercules, dengan peningkatan pada sisi komunikasi, koordinasi, dan kesiapan menghadapi situasi di lapangan.
Sebelumnya, zionis Israel melarang 430 jenis bantuan makanan dikirim masuk ke Jalur Gaza, Palestina, selama proses pengiriman bantuan kemanusiaan.
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan ratusan jenis makanan tersebut mencakup daging beku, ikan beku, keju, produk susu, sayuran beku, hingga buah-buahan.
Bukan hanya membatasi, teroris Israel bahkan juga dengan sengaja mengebom 44 bank makanan hingga menewaskan puluhan staf, serta menyerang 57 pusat distribusi makanan, demikian dilaporkan Al Jazeera.
Pada saat yang sama, pasukan Israel juga menembaki warga Gaza yang mencari bantuan di pusat-pusat distribusi Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), badan bantuan bekingan Israel-Amerika Serikat yang telah dinilai tak becus beroperasi.
Nyaris 1.500 orang tewas dan lebih dari 4.000 orang terluka saat mencari bantuan. Setidaknya 900 orang tewas di sekitar pusat-pusat distribusi GHF sejak beroperasi pada akhir Mei 2025.
Agresi Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 61.400 orang, mayoritas anak-anak dan perempuan. Lebih dari 153 ribu orang terluka dan 11 ribu orang masih menghilang.