CNN INDEPTH

Apa yang Bisa Dilakukan RI untuk Kurangi Kematian Jemaah Haji Lansia?

Dewi Safitri | CNN Indonesia
Selasa, 26 Agu 2025 13:40 WIB
Angka kematian jemaah haji Indonesia yang tinggi membuat pemerintah Arab Saudi gusar. Apa strategi yang bisa diambil pemerintah?
Jumlah kematian jamaah haji Indonesia dalam tiga tahun terakhir setelah periode Covid-19 bertahan sedikitnya di angka sekitar 450 jiwa. Angka ini setara dengan satu kelompok terbang.(AFP/ABDEL GHANI BASHIR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pada 2025, Indonesia memberangkatkan empat jamaah haji berusia lebih dari 100 tahun: Sumbuk (109 tahun/ Embarkasi Bekasi), Sutiah (107 tahun/ Embarkasi Lampung), Sulaeman Rotte Bagulu (102 tahun/ Embarkasi Makassar), dan Tahir Amra (100 tahun/ Embarkasi Aceh).

Seluruhnya, kemudian kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat dan selamat.

Namun tidak semua jamaah lansia bernasib sama. Dari 447 jamaah haji meninggal dunia asal Indonesia tahun 2025, 286 (hampir 65%) diantaranya berusia di atas 65 tahun dan masuk kategori lansia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kata lain meski bagi sebagian lansia (bahkan yang usianya sangat lanjut) perjalanan ibadah haji dapat dilangsungkan dengan baik dan aman, bagi sebagian lainnya  bisa mengancam nyawa.

Dua faktor mempengaruhi hal ini; pertama, karena haji adalah ibadah fisik jangka panjang khususnya program reguler yang berlangsung rata-rata 42 hari.

Kondisi fisik jamaah akan terpengaruh, terutama, suhu udara lokal yang sangat tinggi, jadwal ibadah yang padat, dan lokasi pemondokan yang berjarak cukup jauh dari tempat ibadah utama seperti Masjidil Haram maupun Nabawi.

Yang kedua, mayoritas jamaah usia lansia asal Indonesia memiliki komorbiditas (penyakit penyerta) yang menurunkan kualitas maksimal kesehatan -- yang kemudian mengurangi kemampuan jamaah beribadah.

Akibat dua kondisi ini, jumlah kematian jamaah haji Indonesia dalam tiga tahun terakhir setelah periode Covid-19 bertahan sedikitnya di angka sekitar 450 jiwa. Angka ini setara dengan satu kelompok terbang.

Kritik Arab Saudi

Angka kematian yang tinggi ini menimbulkan kritik pedas Otoritas Haji dan Umrah Arab Saudi. Indonesia bahkan menjadi kontributor terbesar kematian jamaah di Arab Saudi, sekitar 14 persen dari total kematian jamaah haji secara global.

Wakil Menteri Pemerintah Arab Saudi Abdul Fattah Mashat saat mengunjungi kantor Daerah Kerja Makkah Juni lalu, mengkritik tingginya angka kematian jamaah haji Indonesia pada tahun 2025.

Mashat menyoroti masalah dalam standar istitha'ah (tes kesehatan) yang dilaksanakan pada calon jamaah sebagai syarat keberangkatan.

Bagaimana menjelaskan angka kematian yang begitu tinggi padahal jamaah tersebut telah dinyatakan lolos tes kesehatan fisik dan mental untuk perjalanan ibadah haji, kira-kira demikian gugatan Otoritas Haji Saudi Arabia.

Kematian bahkan terjadi dalam pesawat saat keberangkatan, menunjukkan kondisi fisik jamaah yang memang tidak prima.

Pemerintah Arab Saudi menuntut perbaikan sistem Istithaah dengan memperketat seleksi kesehatan calon jamaah agar angka kematian dapat diturunkan secara signifikan pada musim haji selanjutnya

Isu ini kabarnya sempat membuat gusar pemerintah Kerajaan Saudi, sehingga menjadi salah satu mata bahasan utama dalam pertemuan puncak Presiden Prabowo Subianto dan Pangeran Mohammed bin Salman, di Istana Al Salam Jeddah awal Juli.

Kerentanan jamaah lansia hingga meninggal dunia

Jumlah lansia terus bertambah dalam daftar tunggu keberangkatan jamaah haji Indonesia saat ini yang seluruhnya melebih 5 juta orang.

Daftar tunggu ini sangat panjang (antara 17 sampai 47 tahun), sehingga jemaah yang masih muda ketika mendaftar bisa jadi masuk kategori lansia saat menjalankan gilirannya berangkat haji.

Akibatnya, meski ada kuota prioritas lansia yang diterapkan 5% dari total jamaah, kuota ini tiap tahun cenderung dilanggar karena terlalu banyaknya lansia dalam antrian haji reguler.

Tak heran korban jiwa dari Indonesia bertahan pada level ratusan jamaah -- searah dengan data resmi haji yang menunjukkan kelompok lansia paling rentan terhadap risiko sakit dan kematian.

Kasus terbanyak penyebab kematian jamaah adalah penyakit jantung, pneumonia, syok kardiogenik, dan infark miokard akut. Sementara risiko menjadi lebih berat akibat kondisi fisik dan mental yang rapuh, penurunan daya tahan tubuh, adaptasi lingkungan, serta faktor komorbiditas jamaah.

Dilema istitha'ah

Kaitan antara usia lanjut dan risiko tinggi keselamatan jamaah sudah lama diketahui. Sempat muncul gagasan membatasi usia haji, namun akhirnya pemerintah Arab Saudi memutuskan tak memberlakukan aturan itu.

Karena itu Saudi menuntut kepastian jamaah yang berangkat siap secara fisik dan mental. Tuntutan ini sejalan dengan UU Haji Tahun 2019 yang menyebut salah satu syarat wajib keberangkatan adalah istitha'ah atau skrining kesehatan.

INSERTGRAFIS: Fakta Penting Haji Indonesia _2

Formula Strategi Haji 20206

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER