Humas 'Gejayan Memanggil' Dikabarkan Ditangkap di Bali, Polda Bantah

CNN Indonesia
Selasa, 02 Sep 2025 17:59 WIB
Syahdan Husein, Humas Gejayan Memanggil, disebut ditangkap polisi di Bali. Polda Bali membantah isu tersebut.
Ilustrasi. Humas Gejayan Memanggil disebut ditangkap di Bali. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Syahdan Husein, selaku Humas Gejayan Memanggil dikabarkan telah diamankan oleh jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Bali.

Kabar ini dikonfirmasi langsung melalui salah satu admin gerakan kolektif tersebut yang bernama Abe.

"Iya, bang. Ketangkep Bang Syahdan," kata Abe saat dihubungi, Selasa (2/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut informasi yang diperoleh Abe, Syahdan ditangkap di kawasan Pulau Bali atau tempat dia bekerja selama sebulan terakhir. Syahdan diamankan sekitar pukul 23.00 WITA.

Abe mengaku belum menerima informasi dasar dari penangkapan Syahdan ini sendiri.

"Untuk itu kami belum copy," kata Abe secara singkat.

Polda Bali bantah

Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Ariasandy membantah melakukan penangkapan kepada aktivis Syahdan Husein selaku Humas Gejayan Memanggil.

"Enggak ada (penangkapan Syahdan Husein)," kata Ariasandy singkat saat dikonfirmasi.

Sementara, Direktur Yayasan Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) LBH Bali Rezky Pratiwi mengatakan sempat mencari informasi ke Polda Bali soal penangkapan Syahdan.

"Tidak dapat informasi soal Syahdan. Sebaiknya sih (dicari) informasi ke kawan-kawan di Jakarta. Polda Bali tidak memberikan akses untuk masuk dan mengecek, tapi menurut mereka tidak ada atas nama Syahdan, menurut polisi," kata Rezky, saat ditemui di Kantor LBH Bali, Denpasar.

Ia juga mendapatkan, informasi bahwa Syahdan diterbangkan ke Jakarta dan informasi itu didapatkan dari keluarganya.

"(Informasi itu) dari keluarganya bukan dari polisi. Kami baru tau tadi pagi kabarnya beredar dia ditangkap malam dan diterbangkan ke Jakarta," ujarnya.

Pihaknya juga mengaku tidak mengetahui dasar hukum atau alasan Syahdan ditangkap. Ia juga mengatakan Syahdan tidak menetap di Bali.

"Kami belum tau sama sekali, kalau dari pihak kepolisian Polda Bali yang kami ajak koordinasi tidak banyak memberikan informasi," jelasnya.

"Sepengetahuan kami dia tidak stay di Bali, dia kebetulan lagi ada di Bali," tambahnya.

Sebelumnya, beredar informasi di media sosial bahwa aktivis Syahdan Husein selaku Humas Gejayan memanggil yang dikabarkan telah diamankan oleh jajaran Kepolisian Daerah Bali. 

Syahdan sempat muncul melalui video berisi bantahan atas tudingan penggelapan hasil donasi untuk aksi 25 Agustus 2025 di berbagai titik yang dialamatkan kepada dirinya.

Syahdan yang mengaku sebagai Humas Gejayan Memanggil menyebut tudingan beredar dialamatkan kepada dirinya, menuduh ia telah memakai dana donasi aksi buat liburan di Pulau Bali. Tuduhan ini muncul seiring serangan praktik doxing oleh berbagai akun media sosial X (Twitter) yang menyasar dirinya.

Dia turut membagikan beberapa potongan layar memuat narasi penggelapan dana dan kompilasi foto-foto Syahdan yang diunggah ke X. Syahdan mengklaim, keran donasi untuk aksi baru dibuka belum lama ini, sementara keberadaannya di Bali sudah sejak sebulan terakhir. Itu pun untuk urusan pekerjaan.

Adapun uang hasil donasi dipergunakan untuk biaya perlengkapan medis dan pengobatan bagi korban tindakan aparat selama aksi sipil di ruang publik.

"Pembukaan donasi baru saja dicantumkan dan hingga saat ini tercatat belum sempat ada dana donasi yang masuk, selain (dari) salah satu organisasi yang tidak bisa saya sebutkan namanya di sini, dengan jumlah 500 ribu," kata Syahdan melalui video klarifikasi yang ia bagikan, Senin (25/8) malam.

Bagi Syahdan, tudingan itu merupakan fitnah yang dibarengi doxing untuk menyerangnya secara pribadi. Sekaligus, melemahkan dan mendelegitimasi gerakan sipil yang kadung marah dengan situasi politik nasional dengan berbagai problematika multi-dimensinya yang juga korup.

"Upaya doxing ini terindikasi sangat kuat dan sistematis, tujuannya membunuh karakter saya secara personal, dinilai dari bukti foto-foto yang sengaja diedarkan, terbukti bahwa saya dikuntit dan dipantau di tempat-tempat publik dan termasuk ruang privacy saya," paparnya.

Dia mensinyalir penggunaan teknologi canggih dilibatkan karena aktivitasnya di tempat kerja, bahkan kediamannya juga diintai jika merujuk pada foto-foto beredar.

"Saya ajukan bukti-bukti untuk membantah tuduhan receh ini semua, bukti penggelapan uang donasi itu tidak pernah ada, dan sekaligus sama sekali tidak saya lakukan," tegasnya.

Lebih jauh, Syahdan menekankan bahwa hoaks macam ini justru menguatkan ia dan rekan-rekan seperjuangan lainnya untuk terus tetap berjuang, meski dalam skema kerja yang tidak cukup baik di bawah aturan iklim demokrasi buruk.

"Teman-teman, sejatinya perjuangan kita tidak berhenti di sini. Semua gerakan kita seperti Gejayan Memanggil, Reformasi Dikorupsi, Peringatan Darurat, Indonesia Gelap dan juga September Hitam akan terus membara," pungkasnya.

(kum/kdf/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER