Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid menyerukan kritik dan keprihatinan atas bertambahnya jumlah kematian terkait unjuk rasa dan penangkapan atas aktivis HAM.
"Kami menyesalkan bertambahnya jumlah kematian terkait unjuk rasa pekan lalu, begitu pula dengan penangkapan Delpedro Marhaen di Jakarta, Khariq Anhar di Banten, Syahdan Husein di Bali dan dua pendamping hukum dari YLBHI masing-masing di Manado dan Samarinda," kata Usman dalam keterangannya, Selasa (3/9).
Usman pun mengkritisi munculnya gejala pengerahan pamswakarsa yang berpotensi mendorong konflik horisontal di masyarakat. Hal itu menurutnya menunjukkan negara memilih pendekatan otoriter dan represif daripada demokratik dan persuasif. Tuduhan pun memakai pasal-pasal karet yang selama ini dikenal untuk membubuhkan kritik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini harus dihentikan. Bebaskanlah mereka," kata Usman.
Usman menekankan negara harus mengoptimalkan pendekatan pemolisian demokratis, persuasif dan dialog dengan pengunjuk rasa, sebagaimana yang diserukan Kantor HAM PBB.
Ancaman hukuman hanya memicu eskalasi ketegangan antara kepolisian dan pengkritik. Rakyat berhak berkumpul dan menyampaikan pendapat di depan umum karena itu merupakan hak asasi manusia.
"Sekali lagi, kami mendesak Polri membebaskan Delpedro, Syahdan dan ratusan pengunjuk rasa lainnya yang ditangkap hanya karena bersuara kritis sejak 25 Agustus," kata dia.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary di Jakarta, menyampaikan bahwa Direktur Utama Lokataru Foundation Delpedro Marhaen, staf Lokataru Foundation berinisial MS, dan empat tersangka lainnya menyebarkan hasutan yang ditujukan kepada para pelajar melalui platform media sosial.
Menurut dia, hasutan yang mereka sampaikan lewat media sosial telah mendorong pelajar dan anak-anak untuk ikut melakukan kerusuhan yang bisa membahayakan keselamatan mereka di lokasi unjuk rasa.
"Pelaku DMR ini merupakan admin akun Instagram LF yang berperan melakukan kolaborasi dengan akun lainnya menyebarkan ajakan dan penghasutan kepada pelajar melalui sejumlah tagar dan postingan untuk melakukan aksi anarkis," kata Ade Ary di Jakarta, Selasa (2/9).
(isn/gil)